Prolog: Lamaran Kerja

2 0 0
                                    

" Woy ngab, lu pada udah kirim CV belum? " Teriak seorang wanita di telepon kepadaku dan orang-orang di seberang telepon lainnya.
"Udah lah kemarin, emang lo belum?" Jawabku sekenanya.
"Mampuslah gue kirim nya baru tadi pagi" Ujarnya dengan sedikit nada panik.
"Jam berapa lo kirim CV nya? " Tanya seorang lainnya.
"Sekitar jam 07.00 pagi tadi"
"Oh masih aman sih itu kayaknya" Ujar yang lainnya lagi.
"Lagian lo kenapa gak dari kemarin sih kirimnya" Orang yang daritadi menyimak akhirnya ikut merespon juga.
"Ya udah lah palingan juga lo ikut kepanggil wawancara, isi CV lo kan bagus" Jawabku menenangkan temanku itu.
Setalah kepanikan itu mereda kami mematikan telepon untuk fokus dengan kegiatan kami masing-masing.
"Hahh... Ada-ada aja temen gue" Aku bermonolog sendiri heran dengan tingkah temanku itu.

Hampir ku lupa. Aku Eshara Wujana Kalastia, Fresh graduate dari Universitas Hattala jurusan Hubungan Internasional. Sebenarnya aku berpaling dari jurusan semasa SMK, tapi ya sudahlah. Dulunya aku anak kimia, sekarang? Campuran? Haha mungkin saja. Sekarang apa yang aku lakukan? Mencari pekerjaan tentunya. Tuntutan kehidupan tentu, setidaknya aku kuliah dengan beasiswa.

Kemudian temanku yang lain Nawasena Sembagi Arutala. Sungguh indah bukan namanya? Tentu saja orang tuanya sangat suka hal-hal yang memiliki nilai estetika tinggi. Sayangnya, Nawa lebih suka berpikir bagaimana menyelesaikan persamaan matematika daripada menikmati hal-hal estetika seperti orang tuanya. Nawa, sama seperti ku fresh graduate dari Universitas Senja Kala Jurusan Matematika tentunya.

Selanjutnya, temanku yang tenang seperti air Mira Arina Respati. Lulusan Universitas Islam jurusan Kimia murni. Seperti nya hanya dia diantara kami berlima yang melanjutkan pendidikan sesuai dengan jurusan kami saat SMK dulu. Dia suka mencoba hal baru, namun juga sulit untuk berpindah saat dia sudah nyaman. Lulusan terbaik kedua di jurusan nya. Orang yang hidup seperti memiliki prosedur kerja saat melakukan sesuatu.

Cetaa Keshwari, si ceria yang sedikit introvert. Sebenarnya tidak introvert hanya saja dia jadi pendiam di dekat orang asing. Lulusan Universitas Padalarang jurusan Psikologi. Orang kedua setelah Mira yang menyadarkan kami ke jalan yang benar saat kami tersesat. Orang pertama yang paling se frekuensi dengan Nawa. Otak mereka bagai pinang dibelah dua. Kalian akan tahu lebih banyak nanti.

Dan yang terakhir, orang yang menciptakan kepanikan di pagi hari tadi. Nazalea Wiyana Maharani. Lulusan Universitas Gajah Kayang Jurusan Teknik Geologi. Orang kedua yang paling se frekuensi dengan Nawa. Saat mereka bertemu, dunia serasa milik mereka berdua. Saat kami berlima berkumpul, mereka akan membuat kami semua bersenda gurau selama satu setengah jam dan setengah jam lagi untuk belajar. Dia yang paling sibuk diantara kami berlima. Setelah lulus dari SMK pun dia mengikuti banyak organisasi. Saat kuliah juga dia sangat aktif di berbagai kegiatan. Yah meski begitu kuakui dia itu termasuk orang yang jenius? Yahh begitulah.









"WOY GUE DIPANGGIL WAWANCARA" teriak Lea di sebarang sana. Astaga kupikir telingaku akan rusak setelah ini.
"Kayaknya kita semua dipanggil wawancara deh" Ujarku.
"Kok lo tahu sha? " Tanya Cetaa.
"Udah ketebak sih entah kenapa feeling gue bilang kita bakal ketemu lagi" Jelasku.
"Fix keknya lo emang anak cenayang yah sha? " Timpal nawa dengan nada tak menyangka.
"Serius kalian mikir gue anak cenayang? " Tanyaku.
"Beneran anak cenayang lo sha? Kalo iya cariin arwah bapak gue coba. Pengen gue ajak ngopi bentar" Mira menanggapi dengan candaan gelapnya.
"Ya kali gue anak cenayang. Gue aja takut sama yang begituan. Emang lo pada tuh ada-ada aja otaknya kalo mikir" Jelasku. Tidak habis pikir teman-teman ku memikirkan hal-hal seperti itu.
"Ya udahlah mending sekarang kita siap-siap aja buat wawancara kerja minggu depan" Kata Cetaa mengalihkan perhatian kami dari konflik anak cenayang.
"Iyah juga, video call an lah yuk seminggu ini belajar bareng. Lagi males ke markas gue" Ujar Lea. Markas? Jangan bertanya. Markas kami ada dirumahku. Kenapa? Tempat nyaman dan dekat dengan Alun-alun kota. Jadi saat kami ingin mencari cemilan tidak sulit.
"Yeuuu yaudah besok aja gue mau cari bahan sebelum wawancara. Yang ada kalo nyari sama kalian malah main gue ntar" Balas Mira dengan kekehan kecil nya. Dan kamipun mengakhiri sesi telepon itu dengan damai tanpa drama prahara rumah tangga.
















Seminggu kemudian
*hari wawancara kerja*
"Wahhh berasa reuni" Kataku menatap semua orang dihadapan ku tak percaya.















































▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒

Segitu dulu yah prolog jangan banyak2 wkwkwk
Stay healthy guysss..... Jangan lupa tinggalin kritik dan saran kalian di kolom komen dan like kalau suka

Mendadak CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang