🍀
Di tengah kota metropolitan, berdiri sebuah gedung besar yang menjulang tinggi. Gedung tersebut merupakan tempat salah satu perusahaan terbesar.
Pada lantai paling atas, terdapat ruangan dari CEO perusahaan tersebut yaitu Arthur. Arthur hanya sesekali melirik berkas-berkas yang menumpuk dimejanya.
Ia hanya bisa menghela napas. Bahkan dikehidupan ini, ia masih harus bergulat dengan tumpukan kertas-kertas ini. Sayangnya kertas ini merupakan berkas penting, jika tidak mungkin sesaat setelah ia mendaratkan matanya pada kertas ini, ia akan pergi membakarnya.
Arthur hanya mampu untuk pasrah dan kembali membenamkan diri ke dalam pekerjaannya.
Tiba-tiba, terdengar bunyi ketukan pintu dan masuklah sekertaris sekaligus tangan-kanan Arthur, Rafael Sebastian. Rafael mungkin merupakan orang satu-satunya yang tau setiap detail kehidupan Arthur, mereka telah berteman sejak masih SMA.
Rafael yang saat itu mengalami kesusahan akibat masalah finansial akhirnya dibantu oleh Arthur. Arthur lalu melihat Rafael yang cukup cekatan dan memiliki karakter baik langsung meminta Rafael menjadi tangan-kanannya. Sejak itu, Rafael menjadi salah satu orang paling setia disisi Arthur.
"Bos, ini berkas penyelidikan yang Anda minta." ucap Rafael
"Ada sesuatu yang aneh?" tanya Arthur
"Tiba-tiba ada sejumlah uang yang masuk ke dalam rekening mereka setelah kejadian tersebut."
Arthur menangguk mengerti. Rupanya sekelompok tikus ini sudah merasa hebat hanya karena hal-hal kecil, melupakan alasan kenapa mereka masih berdiri tegak sampai saat ini. Arthur menatap tajam nama yang tertera dengan jelas pada berkas ditangannya, ia menyeringai sambil memikirkan hal-hal menyenangkan apa yang harus ia lakukan kepada mereka.
Rafael yang melihatnya bergidik ngeri. Tampaknya akan ada badai besar terjadi untuk sekelompok orang tertentu. Ia hanya bisa mengasihani mereka dalam hati.
Sebuah mobil berhenti dengan mantap di pekarangan mansion besar, pelayan yang melihat hal tersebut bergegas untuk membuka pintu untuk sang majikan. Terlihar Arthur yang beranjak keluar dari mobil.
"Alvian udah pulang?" tanya Arthur pada pelayan tersebut.
"Sudah Tuan. Tuan muda sedang berada di kamarnya." jawab sang pelayan.
Arthur menangguk lalu bergegas menuju kamarnya untuk membersihkan diri. Arthur yang hendak membuka pintu kamar mandi merasakan rasa sakit yang menyengat di daerah dadanya.
Ia kemudian mencengkram dadanya dan segera beranjak ke arah nakas yang berada di samping tempat tidur. Ia mengambil sebuah botol berisi beberapa obat dan meminumnya. Sambil menunggu obat untuk bekerja, ia memijat pelan dadanya.
Arthur merenung, ia berpikir apakah ia akan bertahan sampai semua janjinya telah terpenuhi. Arthur merasa sangat salut dengan Arthur asli yang mampu bertahan sampai saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
the heart of a father
General FictionEric Alkevno tidak pernah menyangka akan bertransmigrasi ke dalam tubuh ayah dari karakter sampingan favoritnya dalam novel "The Seventh Curse". Arthur Alexandre, dingin dan acuh tak acuh. Arthur merupakan ayah yang tidak memedulikan anak-anaknya se...