Chapter 8: The Pain

3.1K 343 15
                                    

🍀🍀

Di suatu mansion besar, terdapat sepasang paruh baya yang sedang menikmati makan malam mereka. Walaupun mereka sudah sangat berumur, mereka masih terlihat sangat mesra.

Tatapan cinta dan suasana kasih sayang masih menguar bahkan setelah bertahun-tahun menikah dan sudah memiliki cukup banyak cucu.

Henry merupakan kepala keluarga Alexandre, seorang jendral besar yang sangat dikagumi banyak orang. Sifatnya yang keras tidak dapat menghentikannya untuk bersikap lembut kepada sang istri.

Istilah yang dapat diberikan kepada Henry adalah bucin. Memang benar kata orang, di atas pangkat seorang jendral masih ada 'istri jendral'. Rasa bersalahnya karena sering meninggalkan sang istri untuk bekerja, membuatnya membayar semua waktunya ketika ia tua.

"Sayang, ayo kita pergi ke rumah Arthur," ucap Wendy—sang istri membuka pembicaraan.

"Sayang, rumah Arthur kan jauh. Lagian dia udah besar, dia pasti bisa menyelesaikan masalahnya sendiri."

"Tapi, kamu ga tau betapa khawatirnya aku sama dia. Apalagi Arthur beda dari kakak-kakaknya. Dia pasti kalo punya masalah dipendam sendiri. Aku khawatir dia pasti gak akan ngomong ke siapa-siapa kalo gak ditanya."

Henry dapat melihat wajah khawatir sang istri. Ia memang mengerti bahwa Arthur sejak awal berbeda. Arthur itu pendiam, dia lebih memilih mengikuti apapun keinginan orang tuanya dan cenderung menutupi masalahnya sendiri.

Arthur merupakan tipe anak yang butuh perhatian ekstra. Ia merupakan tipe anak yang pergi diam-diam membeli obat di apotek dibandingkan merengek ke orang tuanya saat ia sakit.

Namun, terdapat dua waktu dimana ia berani menyuarakan pendapatnya kepada keluarganya. 

Pertama kalinya adalah setelah Henry dan Wendy tidak setuju saat keluarga Smith ingin menjodohkan anak mereka dengan Arthur. Saat itu, Arthur meminta kepada Henry dan Wendy untuk menyetujui perjodohan tersebut.

Kali kedua adalah hari dimana ia meminta kepada Henry untuk berhenti melakukan investigasi atas kematian istrinya. Saat itu, Henry bisa saja mencari tahu lebih lanjut terkait kasus tersebut karena bagaimanapun sebagai Jendral, ia memiliki banyak anak buah yang dapat membantunya.

Tetapi, Henry tau bahwa ia tidak bisa melakukan hal tersebut karena anaknya sudah bertekad untuk menghentikannya. Bahkan walaupun ia dan sang istri harus menahan sakit hati karena melihat sang anak dicaci dan dituduh sebagai pembunuh namun ia tetap menghargai keputusan sang anak.

Sebagai laki-laki, Henry merasa Arthur dapat bertanggung jawab atas keputusannya sendiri. 

"Sayanggg, ayo kita kesana."

"Iya, sayang." Henry kemudian memerintahkan anak buahnya untuk mempersiapkan jet pribadi mereka.

Benar, Henry mungkin menghargai keputusan sang anak. Namun, manusia punya batas kesabarannya. Henry jelas merasa sangat tidak terima setiap menerima laporan bahwa sang anak hampir celaka karena orang-orang menjijikan itu.

Arthur mungkin seorang pengusaha berbakat, Arthur juga seorang kepala keluarga dengan dua anak. Tapi sebelum itu, ia merupakan anak kesayangan Henry dan Wendy yang mereka jaga dengan sepenuh hati. Adik dari Aaron dan Andra yang mereka manjakan.

Bungsu keluarga Alexandre.

Bungsu keluarga Alexandre

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
the heart of a fatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang