07. if it's you, anything is okay; so come to me

47 8 1
                                    





Malam ini sudah pasti Zia tidak bisa tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Malam ini sudah pasti Zia tidak bisa tidur. Kali ini bukan karena online meeting ataupun me-review kertas kerja juniornya. Namun, pernyataan Jehan tadi siang sukses membuat Zia terjaga. Entah serius atau hanya sebatas candaan, Zia benar-benar tidak bisa menebaknya.

Zia mengetuk handphone-nya, melihat jam yang menunjukan pukul satu pagi. Helaan napas lolos dari bibirnya ketika ia sadar sudah dua jam ia berusaha untuk tidur. Zia pun keluar kamarnya dan turun ke dapur untuk mencari camilan.


Tanpa disangka, ia mendapati Jehan duduk di lantai sambil merakit lego di meja ruang tamu, posisinya sama persis seperti tadi siang.


Jehan yang merasakan kehadiran seseorang tidak jauh darinya pun mengangkat kepala.

"Nggak tidur?" tanya Jehan saat Zia masih berdiri di anak tangga terakhir.

"Nggak bisa..."

"Mau bantuin gue?"

Alih-alih menghindari Jehan seperti sebelum-sebelumnya, ia berjalan mendekat dan duduk di hadapan Jehan.

Kalau saja Zia lebih lama menatap Jehan sebelum ia mengalihkan perhatiannya pada lego di meja, mungkin Zia bisa mendapati senyum tipis yang muncul di bibir Jehan.

Zia membaca buku panduan yang digeser Jehan ke tengah sebelum tangannya mengambil beberapa bagian lego dan mulai merakitnya.

"Kenapa lo nggak tidur?" Tanpa mengalihkan perhatiannya dari lego di meja, Zia bertanya.

"Karena gue mau ngerakit lego."

Jehan tahu itu jawaban yang sangat jelas dan bukan yang diharapkan oleh Zia.

"Kenapa nggak besok pagi?"

"Ini kan udah pagi. Jam satu pagi."

"Maksud gue pagi jam sembilan, kek. Bukan subuh gini."

Jehan terkekeh karena nada bicara Zia yang terdengar gemas.

"Takutnya kalo jam segitu lo ngajakin jalan."

Zia hanya berdeham mendengar jawaban Jehan barusan. "Gue masih nggak punya ide mau ke mana."

"Nggak masalah. Lo mau seharian ngerakit lego bareng gue juga nggak apa-apa."

Jehan mendapati tangan Zia yang terhenti, kepalanya pun terangkat mendapati Zia menatapnya ragu.

"Atau lo mau barbeque di taman belakang situ juga nggak masalah. Kita bisa grocery shopping besok siang, sebelumnya bisa cari street food terus keliling-keliling. Gampang, kan? Asal sama lo, gue nggak masalah."





Bohong jika Zia bilang jantungnya tidak berdegup lebih kencang mendengar kalimat terakhir yang dilontarkan Jehan barusan. Zia juga merasa konyol karena berpikir ada kupu-kupu yang berterbangan di perutnya.

L'americano de St. Laurent (jeonghan x oc)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang