14 | o i k a w a s i b l i n g

25 6 0
                                    

"Lo kenapa sih tadi?" 

"Emang kenapa"

Sore itu, Kagayam tak langsung mengantarkan (name) pulang, dirinya berniat mengajak (name) berjalan jalan sebentar berkeliling kota sembari menikmati hembusan angin sore.

Lalu di sinilah mereka berada di alun-alun kota sambil menikmati semangkuk bakso di makan berdua, bukan untuk romantis romantisan kok, memang uang mereka saja yang pas pasan.

Uang Kageyama sudah habis dibelikan bensin tadi dan sisa uang (name), berhubung mereka juga sangat amat lapar saat itu jadi mau bagaimana lagi.

Tapi tak masalah seginipun cukup bagi mereka, hitung-hitung untuk mengganjal perut.

"Sensi banget sama kak Ushijima padahal dianya baik"

Kageyama memutar matanya malas, lagi-lagi (name) membahas Ushijima. Apakah (name) tidak mengerti kalau itu namanya dia sedang cemburu.

"Trus lo ngapain pake tukeran nomer sama dia juga?" tanya Kageyama

(name) menelan baksonya,
"Apa salahnya coba, orang dia yang minta, masa gw nolak"

Kageyama berdecak lalu mengelap sisa kuah yang turun di dagu (name) dengan ibu jarinya lembut.

"Beneran lo gak ada hubungan apa-apa sama Ushijima-san?"

"Sumpah Tobio gw juga baru ketemu dia dua kali"

Kageyama mendengus, dirinya setengah percaya. Tentu perkataan sepupunya waktu itu masih terbayang di benaknya. Takut takut jika (name) tengah berbohong.

Lebih tepatnya jika (name) akan berpaling darinya. Kageyama tentu sadar amat sangat sadar jika dirinya tak ada apa-apanya di bandingkan Ushijima.

(name) yang melihat Kageyama melamunpun segera mencubit kecil perutnya,

"Anjir" pekik Kageyama

"Ngelamun terusss"

"Ya jangan di cubitt"

"Mau di pukul"

"Mau"

"Dihh"

"Tapi pukulnya pake bibir"

"Sinting"

***

"Lo abis bawa adek gw kemana hah?!"

(name) telah sampai di depan rumah Iwaizumi di mana kakak gadungannya itu tengah berkacak pinggang sambil melolot garang ke arah Kageyama.

Yang di tatappun hanya bisa melihat ke segala arah asal jangan mata Iwaizumi yang seolah dapat kapan saja menembakan sinar leser.

(name) berdecak,
"Tobio yang habis nganterin adek ngurus sesuatu bang"

"Tapi lo bilangnya gak sama Kage dek"

"Kalau sama Tobio emang kenapa?"

"Ya pokoknya jangan, harusnya tadi adek minta anter abang aja"

(name) berdecak dan memutar matanya malas, lalu segera mendorong Iwaizumi untuk masuk kedalam rumah.

"Makasih ya Tobio udah mau nganterin, hati-hati di jalan" ucap (name) sambil terus mendorong Iwaizumi.

Kageyama mengangguk, belum juga sempat membalas pintu rumah iwaizumi sudah tertutup rapat diiringi suara bantingan yang keras. Membuatnya mengelus dada dan berkata sabar berulang ulang.

"Sabar, jinakin adeknya udah, tinggal jinakin kakaknya. Demi genre hidup penuh romance"

***

"Tante sama om kapan pulangnya sih bang?"

Oikawa SiblingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang