PROLOG

63 27 30
                                    

Suara hingar bingar dan hiruk pikuk kota? Aku sudah muak dengan hal itu. Terlebih, udaranya yang tidak sehat membuatku pengar seketika. Ingin rasanya aku kembali ke daerah tempat asalku. Di mana aku bisa mendapatkan ketenangan yang aku dambakan, kicauan burung yang bernyanyi setiap hari, suara jam dinding yang selalu berdetak, serta suara air yang mengalir di saluran air depan rumah.

Namun, apa boleh buat? Keadaan yang tidak merestuiku. Membuatku terbelenggu dalam senyapnya kalbu.

Ini aku, aku yang dulunya masih di anggap bocah berusia 5 tahun, kini telah tumbuh menjadi gadis remaja berusia 17 tahun.

———

"Namanya juga hidup. Mungkin seperti roda yang berputar atau anak tangga?"

"Dunia memang ga adil."

"Jangan pernah cari keadilan di dunia. Ga bakalan ketemu."

———

'Kebahagiaan?' Ck, aku bosan menunggu kapan datangnya hari itu. Aku tahu, berharap lebih terhadap apapun itu bukanlah hal yang baik.
Jika boleh jujur, terlalu banyak hal yang aku pendam. Baik itu mengenai persaudaraan, keluarga, pertemanan, bahkan juga percintaan. Dan ketika aku mulai sadar, bahwa inilah saatnya aku harus menentukan arah hidupku.

Ini aku, dengan kisah senduku.

Selamat menyelam dalam kisah yang menyakitkan.

———

NALIANSYA ANDHIRA :
"Nyet, aku bahagia kamu sudah lahir di dunia ini. Terima kasih telah pernah ada.

MAUREN ELAKSHI :
"Leans, kamu itu hebat, baik, keren. Kamu juga salah satu alasan kenapa aku masih bertahan hingga saat ini. Cita-citaku ingin menjadi sepertimu, malaikat kecil, tapi tidak memiliki sayap."

QUINTESSA PRAMESWARI :
"Kak Lea.. kk tau? Aku suka awan, aku juga suka es krim. Aku tidak suka hujan, tapi bukan berarti aku benci hujan dan mendung. Sama seperti, aku suka dengan diriku sendiri, namun aku tidak suka dengan sakit ini. Bukan berarti aku benci, tapi ini sangat menyiksa diriku, kak.."

BELVINA PRIANKA :
"Nileansya, aku hanya bisa mengeluh ke kamu, maaf selalu mengeluh.."

RIVER DAVIANDRA :
"Leans, aku suka dengar lagu sempurna, karena ini seperti kamu, sempurna."

ARLAN PUTRA UTAMA :
"Leans, jika aku tidak bisa memilikimu, setidaknya aku masih bisa melihatmu."

ATHARRAZKA OBERON :
"Lele, kamu tahu? Langit itu kamu yang selalu ceria, memberi sinar dalam kegelapan. Jika bosan atau ada hal yang tidak mengenakkan, pasti langitnya berubah menjadi gelap."

LAUT ADHINATHA :
"Leans, kamu atur perasaanmu, perasaanku biar aku yang atur."

---oOo---

Prolog aja dulu..

Gimana nih Zavers untuk Prolognya?

Terima kasih banyak udah mampir dan menyempatkan diri untuk membaca..

Jangan lupa follow, vote, comment, and share yaa! Biar semangat nih nulisnya.. hehe

Btw, kamu dari mana? Kenapa bisa sampai nyasar ke sini?

SAD END OR HAPPY END?

Next?

Life and Death (on going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang