Tetangga Baru

1 1 0
                                    

Nileansya menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya. Udara sejuk tak membuat dirinya berhenti mengayuh pedal sepeda itu. Dirinya merasa sangat bahagia dan bebas saat ini.

Ketika dirinya tengah asyik mengayuh sepeda, sudut matanya menangkap seorang pria menggunakan pakaian serba hitam, duduk di kursi taman itu. Ntah benar atau tidak, namun firasatnya mengatakan bahwa saat ini sosok itu tengah memperhatikan dirinya.

"NILEANSYA!"

"Astagfirullah! Eh.. eh.. srettt-huftt, Alhamdulillah.." mendengar seseorang memanggil namanya, refleks membuat Nileansya memberhentikan sepedanya dengan mendadak.

Nileansya pun menoleh ke kanan dan ke kiri mencari siapa yang memanggilnya.

"DOR!"

"ALLAHUAKBAR! NGAGETIN AJA LO! JANTUNG GUE PINDAH KE KAKI GARA-GARA LO! MANA UDAH KAYA SETAN! TIBA-TIBA DATANG, DATANG TI-"

"Sssuuutttt!" Naliansya mengangkat jari telunjuknya ke depan wajah Nileansya. Membuat Nileansya yang mengomel sedari tadi seketika terdiam.

"Udah? Telinga gue sakit nih!" lenguh Naliansya mengelus telinganya.

"Abisnya.. LO NGAPAIN, HA?! Bukannya gue udah bilang.. DI RUMAH AJA?!" teriak Nileansya dengan menggebu-gebu. Bagaimana tidak? Akibat ulah Naliansya, ia hampir saja terjatuh.

Naliansya menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan tersenyum kikuk. Sebenarnya, Naliansya malu untuk mengatakan hal ini. "Itu.. gue.. KHAWATIR SAMA LO!" apa boleh buat? Daripada saudarinya terus-terusan berteriak seperti itu, dirinya terpaksa harus mengatakan yang sejujurnya.

"Lo ga tau aja, kalau gue telat sampai sini.. mungkin gue ga bakalan bisa maafin diri gue sendiri." ucap Naliansya dengan kepala tertunduk.

"Lo.. kenapa? Tumben.. kesambet apa lagi kali ini? Gue baik-baik aja kok. Ini buktinya, gue lagi main sepeda. Lo ga lagi sakit kan?" Nileansya menempelkan punggung tangannya pada kening Naliansya dan juga keningnya sendiri berniat untuk memeriksa suhu tubuhnya.

Naliansya yang mendapat perlakuan dari saudari kembarnya terdiam dan langsung menepis tangan Nileansya. "Gue ga lagi sakit. Gue serius, nyet."

"Lo kenapa? Cerita sini!"

"Udah, lo balikin dulu sepedanya. Nanti gue cerita di rumah aja. Udah mulai malam! Anak gadis, kerjaannya kelayapan."

"Yeuu, baru aja kali ini gue keluar."

Mendengar penuturan Naliansya, Nileansya menghela napas berat dan terpaksa menuruti kemauan dari sang kakak. Memang benar, sebentar lagi akan malam. Dan tidak baik juga jika mereka terlalu lama berada di sini.

"Iya deh, iyaa.." ucap Nileansya dengan berat hati, kemudian turun dari sepedanya dan jalan beriringan dengan saudari kembarnya, Naliansya.

"Argghh! Sial!"

*****

Sepulangnya dari 'Taman Harapan', saudari kembar itu bergegas untuk mencari masjid terdekat dan menunaikan ibadah shalat maghrib, setelahnya, mereka memutuskan untuk langsung pulang ke rumah.

Nileansya membuka jendela mobil dan mengeluarkan kepalanya sedikit untuk merasakan angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahnya. Terlihat senyuman di wajahnya tidak pernah luntur sedari tadi.

Naliansya yang kini fokus menyetir, dengan jahilnya menutup jendela dan membuat Nileansya memasukkan kepalanya kembali. Setelah mendapati siapa yang melakukan hal itu, Nileansya hanya mendengus.

"Angin malam itu jahat. Ga baik buat kesehatan." ujar Naliansya tanpa menoleh ke arah Nileansya.

Nileansya yang mendengar perkataan saudarinya itu hanya merotasikan bola matanya malas.

Di tengah perjalanan, ketika Naliansya melihat spion mobil, matanya menangkap seseorang dengan motor sport hitam dan stelan berwarna hitam di belakang mobil seperti tengah mengekori mereka. Terlintas di pikiran Naliansya, bahwa orang itu terlihat sama persis dengan sosok di taman tadi. Naliansya pun menancap gas melewati keramaian kota.

Nileansya seketika terhuyung ke samping dan bergantungan pada hand grip yang terletak di atas jendela mobil.

"What the hell?!"

"Lihat kaca spion."

Mendengar hal itu, Nileansya lantas melihat ke arah kaca spion dengan menyipitkan matanya.

"WOYLAH! COGAN! AAAAA! TABRAK AKU MASSZZ, AKU DIEM!" Nileansya berteriak histeris ketika melihat sosok itu. Lain dengan Naliansya yang kini tengah ketakutan setengah mati.

"GANTENG GANTENG! KLO BEGAL GIMANA? MAU LO MATI SEKARANG? GUE MAH OGAH! BELUM NIKAH SAMA JAEMIN." sungut Naliansya tak kalah hebohnya dari Nileansya.

"Yeeuuuu, klo dia bukan spek Taehyung mah, gue ga bakalan mau. Tapi, klo dia spek Taehyung, atau bahkan Taehyung beneran.. gue siap kok." balas Nileansya dengan hati yang berbunga-bunga.

Naliansya memijat pelipisnya menghadapi kelakuan saudari kembarnya itu.

"Ke mana pun lo berusaha buat lari dari gue, kita tetap bakalan bertemu, Nileansya." sosok di balik helm itu menarik sudut bibirnya dan memperlambat laju kendaraan saat mencapai perempatan jalan.

Naliansya dan Nileansya yang melihat dari kaca spion pun sedikit kebingungan dengan tingkah laku sosok itu. Bahkan ketika sudah mendekati rumahnya pun?

"Ck, tuh anak maunya apa sih?!"

"Positive thinking aja, mungkin dia mau numpang makan? Atau.. kebelet kalii?" ujar Nileansya cengengesan.

"Ngomong sekali lagi, gue slepet lo!"

Nileansya pun hanya menanggapi ucapan Naliansya dengan tertawa.

Ketika sudah sampai di halaman rumah, Naliansya langsung menuju ke garasi mobil. Sementara itu, sosok yang telah mengikuti mereka sejak tadi juga ikut masuk ke halaman sebuah rumah yang tepat bersebelahan dengan rumah mereka. Refleks, Naliansya me-ngerem mobilnya dengan tiba-tiba.

"Tetangga baru? Sejak kapan?" tanya Naliansya pada saudarinya.

Alis Nileansya pun bertaut, dan matanya menyipit sejenak sebelum dia menggeleng pelan seraya mengedikkan bahunya. "Gue ga tau," jawabnya.

Menyadari bahwa dirinya kini tengah diperhatikan, sosok itu segera masuk ke dalam rumah seraya menyeringai tanpa berniat untuk membuka helm fullface-nya terlebih dahulu.

---oOo---

Terima kasih banyak udah mampir dan menyempatkan diri untuk membaca..

Jangan lupa follow, vote, comment, and share yaa! Biar semangat nih nulisnya.. hehe

Btw, kamu dari mana? Kenapa bisa sampai nyasar ke sini?

SAD END OR HAPPY END?

Spam 'NEXT'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Life and Death (on going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang