Stranger

17 9 0
                                    

Puas menguji sang kakak, kini Nileansya memutuskan untuk turun ke lantai 1 seraya bersenandung ria. Senyuman yang dari tadi menghiasi wajahnya tidak luntur dan dirinya merasa sangat bersemangat untuk melakukan kegiatan apapun.

Nileansya merebahkan tubuhnya di sebuah sofa berwarna hitam yang berada di ruang tamu. Ia meregangkan otot-ototnya yang terasa tegang dan dengan santainya menggoyang-goyangkan kakinya itu.

Ting!

Mendengar suara pesan masuk, Nileansya pun merogoh HP yang ada di dalam saku celananya.

08XXXXXXXXXX

|📍taman harapan
16.30

"Siapa sih?" melihat notif yang baru saja muncul di layar depan HP nya membuat Nileansya menautkan kedua alisnya dan mendengus.

"Aneh." tidak ingin mengambil pusing, Nileansya pun hanya mendiamkan pesan yang masuk itu tanpa berniat untuk membalas. Ia lebih memilih untuk men-scroll beranda HP nya dan membuka aplikasi berwarna merah dengan tulisan'YouTube'. Jari jemarinya bergerak lihai mengetik satu demi satu huruf dan mulai melihat materi pembelajaran umum disana. Perkataan Naliansya tadi ada benarnya juga, lebih baik ia belajar di bandingkan harus memikirkan hal yang tidak jelas ada gunanya sama sekali.

Baru sekitar 5 menit Nileansya melihat YouTube, kembali masuk pesan dari nomor yang tadi.

08XXXXXXXXXX

|📍taman harapan
16.30

|lo yang datang, atau gua yang datang sekarang juga?
16.35

"Lo siapa main nyuruh-nyuruh? Gila nih." ia menggigit bibir bawahnya dan berpikir keras untuk membalas pesan yang masuk.

Bukannya apa, Nileansya harus berjaga-jaga terhadap ketikannya. Takut membuat orang lain tersinggung nantinya dan akan berdampak buruk kepada dirinya sendiri.

08XXXXXXXXXX

|📍taman harapan
16.30

|lo yang datang, atau gua yang datang sekarang juga?
16.35

Maaf, kamu siapa ya? Dan kenapa aku harus datang? |
16.40

|10 menit
16.40

Hah? 10 menit? Apanya?|
16.42

Halo? Maksudnya apaa?|
16.45
*pesan di baca


Lama menunggu, pesannya tak kunjung di balas. Tidak ingin mengambil resiko, Nileansya pun terpaksa untuk mengikuti kemauan dari sang pengirim pesan yang tidak jelas itu.

Nileansya menghela napas gusar dan bangkit dengan bermalas-malasan dari duduknya. Bagaimana tidak? Tidak ada hujan badai angin ribut sama sekali, siapa yang tidak kesal saat mendapatkan pesan dari orang yang tidak di kenal dan di ancam seperti itu. Jika orang baik-baik tidak masalah. Namun, jika ternyata itu adalah orang yang jahat? Siapa sangka bukan?

"SIAPA SIH?! WOYLAHH, GANGGU AMAT LO! SI AMAT AJA BELUM TENTU GANGGU!"

Nileansya membuka pintu kamar dengan mengomel-ngomel dan mendapati tatapan tajam dari saudari kembarnya, Naliansya.

"Ni bocah.. kerasukan setan apa lagi lo?!"

Mendengar pertanyaan Naliansya, Nileansya hanya melirik saudarinya itu dan sama sekali tidak menggubris pertanyaan Naliansya barusan. Yang ada di pikirannya hanya pesan yang masuk beberapa menit yang lalu, "lo yang datang, atau gua yang datang sekarang juga? 10 menit."

Nileansya justru bergegas mengenakan hijab dan mengambil tas yang tergantung di dinding kamarnya.

Sebelum pergi, Nileansya sempat memberikan pesan pada Naliansya "Gue keluar sebentar, kunci jendela juga pintu, dan jangan buka untuk siapa pun kecuali orang yang lo kenal. Oh iya, satu lagi, lo di rumah aja dan jangan susul gue. Ngerti?"

Di rumah hanya ada Naliansya dan Nileansya. Sementara ayah, bunda, dan adik-adiknya pergi sementara waktu untuk keperluan bisnis di luar kota.

Naliansya yang mendengar saudari kembarnya mengatakan hal seperti itu cukup kaget dan sedikit membuat bulu kuduknya merinding.

"Lo ken-," belum sempat ia bertanya, Nileansya pergi begitu saja meninggalkan Naliansya seorang diri.

"Ga biasa-biasanya tuh anak seserius ini, kayanya ada yang ga beres nih. Gue harus ikutin tuh anak."

Naliansya pun bergegas menutup bukunya, lalu bangkit dari duduknya. Setelah itu, ia mengenakan hijab dan menyambar kunci mobil yang tergeletak di atas meja rias, di mana memang benar dugaannya bahwa Nileansya tidak membawa kendaraan. Setelah memastikan pintu dan jendela sudah di kunci, Naliansya berlari dengan secepat kilat menuju garasi di mana tempat mobil di parkirkan.

Setelah engine mobil menyala, ia segera mengikuti Nileansya yang menaiki taxi beberapa menit yang lalu.

"Ck, kalau nanti ada apa-apa sama lo, GUE JUGA YG REPOT!"

Di tengah kesibukan Naliansya mengejar Nileansya, tanpa disadari keduanya, ada yang diam-diam memperhatikan mereka dari kejauhan.
Orang itu kemudian menjauhkan gawai dari telinganya dan tersenyum puas penuh kemenangan.

"Bagus," ucap seseorang dari seberang telepon yang sudah terputus sambungannya.

---oOo---

Kira-kira, siapa dibalik sosok misterius itu? Zavers ada yang tau?

Terima kasih banyak udah mampir dan menyempatkan diri untuk membaca..

Jangan lupa follow, vote, comment, and share yaa! Biar semangat nih nulisnya.. hehe

Btw, kamu dari mana? Kenapa bisa sampai nyasar ke sini?

SAD END OR HAPPY END?

Spam 'NEXT'

Life and Death (on going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang