Taman Harapan

6 7 1
                                    

Setelah memakan waktu sekitar 15 menit lamanya, Nileanysa pun sampai di tujuan. Segera dirinya membayar taxi yang di tumpanginya dan berlari dengan tergesa-gesa menuju pelataran taman.

"Hoshh.. hoshh.." terdengar suara deru napas Nileanysa yang bersahut-sahutan.

"10 menit? Yang bener aja! Untuk sampai ke sini tuh butuh waktu 15 menit dari rumah. Buraq kali lo kira? 1 menit sampe." Nileanysa terus-terusan mencibiri sosok misterius itu.

Nileansya memasukan tangan ke dalam saku bajunya sembari menghela napas sejenak untuk menetralkan napasnya. Dirinya pun berjalan santai dan terpanah melihat indahnya tampilan taman tersebut.

'TAMAN HARAPAN'

Taman ini memiliki luas yang membentang sejauh beberapa hektar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taman ini memiliki luas yang membentang sejauh beberapa hektar. Taman dengan pepohonan yang rindang dan mampu menyejukkan mata ketika memandang. Terdapat pula kursi dan gazebo yang tersedia, tentunya sangat aman dan nyaman untuk di duduki oleh berbagai kalangan usia. Mulai dari anak-anak, remaja, bahkan lansia.

Sungai kecil yang meliuk dengan lembut menciptakan suasana tenang, dilengkapi dengan tangga yang melingkar di atasnya, sementara bebatuan alam menambah karakter alami taman ini.
Tak hanya itu, taman ini juga dihiasi dengan beragam ornamen, mulai dari patung-patung kecil yang menghiasi tepian jalan setapak, tiang-tiang hias, hingga lentera-lentera artistik yang menyala indah saat senja tiba. Terlebih, taman ini juga diperkaya dengan adanya air mancur yang megah terletak tepat di tengah taman tersebut dan menambah pesona serta keunikan dalam desainnya.

Semua elemen yang ada menciptakan atmosfer yang estetis dan memikat dalam lingkungan taman.

Bak sebuah keinginan yang terus menerus diharapkan untuk menjadi kenyataan, itulah mengapa dinamai dengan 'TAMAN HARAPAN'.

Setelah puas berjalan-jalan, Nileanysa pun mendudukkan dirinya di salah satu kursi yang tersedia. Tanpa disadari, kini dirinya tengah di awasi oleh sosok yang memintanya untuk datang ke taman ini.
"Dia.. beneran datang."

Nileansya melirik ke arah jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Waktu menunjukkan pukul 17.20.

"Cih, gue tau ini cuma orang iseng doang. Kalau aja nanti gue sempet ketemu sama tuh orang.. hmm, awas aja!" kesal Nileansya dengan mengepalkan tangannya.

"Kalau ga salah, di sini bisa rental sepeda. Coba gue cari dulu deh!" serunya dengan sangat antusias.

Tak ingin merasa bahwa dirinya hanya menghabiskan waktu sekadar bertemu dengan sosok tidak jelas itu, Nileanysa pun bangkit dari duduknya dan bergegas menuju tempat yang di maksud.

Di kala Nileansya sibuk untuk mencari tempat rental sepeda, 5 menit kemudian Naliansya pun datang menyusulnya. Siapa sangka? Di saat kakinya menginjak taman tersebut, dari kejauhan yang pertama kali di lihatnya adalah Nileansya. Ia pun menghela napas lega tahu bahwa Nileanysa baik-baik saja.

Naliansya memejamkan matanya dan menghembuskan napasnya gusar
"Jan-tung gue, udah pindah ke kaki tau GARA-GARA LO!" Naliansya berteriak ke arah Nileansya, walau tahu Nileansya tidak mendengar dirinya.

Naliansya pun berlari kecil mengikuti Nileansya yang mulai hilang dari pandangannya. Namun, di saat Naliansya menyusul saudari kembarnya itu, seketika dirinya menghentikan langkahnya. Mata Nalianysa menangkap seorang pria yang berada di belakang pohon menggunakan stelan hitam dengan gelagat yang aneh. Naliansya tidak bisa melihat jelas wajah sosok itu karena topi dan masker yang menutupi wajahnya.

"Hm? Siapa tuh?" tanya Nalianysa penasaran. Ia pun menaiki satu alisnya dan memiringkan kepala untuk menerka siapa sosok itu sebenarnya.

Belum sempat dirinya berjalan mendekati sosok itu, dengan gesitnya sosok yang di maksud pun pergi secara tiba-tiba. Melihat tingkahnya semakin membuat Naliansya terheran-heran dan semakin penasaran.

"Wah, ada yang ga beres nih. Gue harus gercep!"

Tanpa pikir panjang, Naliansya pun berlari mengikuti sosok misterius itu. Dirinya sangat yakin, bahwa sosok itu kini tengah mengawasi saudari kembarnya, Nileansya.

---

Mata gadis itu berbinar ketika melihat apa yang di carinya telah ia dapati. Seulas senyum pun terbit di wajahnya.

"Permisi, pak.." sapa Nileansya dengan senyuman yang tak luntur dari wajahnya dan ia pun mencoba mendekati seorang pria paruh baya yang menjaga tempat perentalan sepeda di 'TAMAN HARAPAN'.

"Iya, nak? " balas sang bapak lembut disertai dengan senyuman.

"Boleh, saya rental sepedanya pak? Ga lama kok pak.. sebelum matahari terbenam, saya udah balik pak. Janji! Please.." Nileansya menyatukan tangannya seolah memohon, di tambah dengan wajah yang sengaja di buat terlihat lesu agar sang bapak memberikan izin padanya.

Bapak tersebut terkekeh melihat tingkah lucu Nileansya yang memohon seperti anak kecil.

"Baiklah.. berhati-hati ya, nak" ucap sang bapak dengan penuh perhatian.

"SHAPP!" Nileansya memberi hormat seperti layaknya tengah upacara bendera.

Nileansya pun memilih-milih sepeda yang akan di gunakannya kali ini. Pandangan Nileansya tertuju pada sepeda berwarna biru dengan keranjang yang bertengger di depannya. Sontak, Nileansya pun membawa sepeda itu. Apa pun itu tentang biru, Nileansya pasti suka.

 Apa pun itu tentang biru, Nileansya pasti suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kringg kringg.." terdengar bunyi lonceng sepeda yang nyaring.

Nileansya mengelilingi taman tersebut. Area taman nan luas memberikan kesan ruang terbuka yang mengundang siapa saja untuk berjalan-jalan, bermain, atau hanya duduk bersantai menikmati keindahan alam.

Nileansya menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya. Udara sejuk tak membuat dirinya berhenti mengayuh pedal sepeda itu. Dirinya merasa sangat bahagia dan bebas saat ini.

"Kring kring kring, ada sepedaa ... sepeda ku roda duaa. Ku dapat dari bapak, yang ada di TAMAN HARAPAN" Nileansya bersenandung ria tatkala mendapatkan apa yang diinginkannya.

Ketika dirinya tengah asyik mengayuh sepeda, sudut matanya menangkap seorang pria menggunakan pakaian serba hitam, duduk di kursi taman itu. Ntah benar atau tidak, namun firasatnya mengatakan bahwa saat ini sosok itu tengah memperhatikan dirinya.

"NILEANSYA!"

---oOo---

Huhuu, maaf ya.. lama updatenya ಥ_ಥ

Terima kasih banyak udah mampir dan menyempatkan diri untuk membaca..

Jangan lupa follow, vote, comment, and share yaa! Biar semangat nih nulisnya.. hehe

Btw, kamu dari mana? Kenapa bisa sampai nyasar ke sini?

SAD END OR HAPPY END?

Spam 'NEXT'

Life and Death (on going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang