same

96 13 5
                                    

Gadis ini berlari secepat yang dia bisa, apes sekali malam ini bertemu hantu.

"inikan zaman modern ! ibu ..! kenapa enyuruhku dimalam hari sih !" gerutunya sepanjang jalan sampai masuk kedalam rumahnya.

.
.
.

.
.
.

.
.
*DRAP-DRAP!!*

.
.
.
.
"HANA ..KENAPA BERLARI !! "

...
.
.
.
.
.
.
*BLAM*

tidak peduli ibunya mencecarnya  yang dia inginkan kali ini hanya menenangkan otaknya yang nyaris ngblank.

dia membanting pintunya sekrasmungkin, kalau dipikir-pikir kenapa hari ini sangat sial , sudah tidak masuk dalam jajaran mahasiswa sekarang bertemu dengan sesuatu yang bisa dibilang sulit masuk akal sehatnya.

"tenanglah hana.. tarik nafas.. fuuhh .. tapi zaman sekareang masih ada yang seperti itu ?"

.
.

(ada kok , manusia berkedok "aku ngWA kamu ada yang marah gak " 🐊?")
.
.
.
.
.hana berharap kejadian seperti ini tidak akan terjadi ;lagi. sekarang dirinya harus fokus kembali dengan pengunguman penerimaan mahasiswa di sekolah lain, dia tidak boleh menyerah sampai disini.

.
.
.
.

.
.
.
.

disisi lain , reo si makhluk mistis sedang sibuk memeluk ekornya sendidiri (ekor ya ekooorr, bukan kaki ketiga🙃).

entah apa yang membuatnya ingin terus berada di kuil ini , ada sesuatu yang menariknya seperti magnet. entah apakah itu diirnya tidak begitu paham.

"aku lapar.. makanan manusia tadi enak sekali.. hmm ?"
kalimtanya berhenti saat melihat seekor rubah dan sepertinya usia nya lebih tua dari reo itu sendiri.

.
.

.

*sruk_ruk*

.

.

rubah itu sedang sikuk memakan buruannya,  reo mengendap-ngendap masuk kedalam hutan.

"anu .. siapa anda?"

.
.
.
.
.
.
.

*krauk-krauk..*

rubah yang dilihat reo memiliki 9 ekor, dan sedang sibuk merobek sesuatu yang pastinya tidak ingin dia lihat.
.
.
.
.

*gulp*

pemandangan mengerikan itu dilihat reo dengan snagat jelas, rubah itu memakan rusa, memakan nya dengan cara yang tidak biasa dan brutal.

.

*kretak!*

"SIAL ..!" reo tidak sengaja menginjak ranting yang ada dibelakangnya.

.
sadar kalau ada yang memperhatikan gerak geriknya, rubah itu bangkit mencari sumber suara yang mengganggu makan malam nya. tubuhnya yang tinggi menjulang dari siluman manapun, warna yang khas dari rubah langka seribu tahun.

"eh ? reo ? " celetuk nya , yang sepertinya mengenal nya dengan baik .

rubah tamban berbulu putih memandangi reo yang ketakutan melihatnya.

"suge .. aku bisa melihat rubah agung disini" celetuk nya.

matanya berwarna abu kekuning-kuningan membuatnya tampak seirama dengan warna rambutnya.

Heart To HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang