2.50

330 52 39
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

Kini, tiba hari di mana acara wisuda berlangsung.  Wisuda di Universitas Harvard berlangsung selama dua hari. Pada hari pertama, mereka menghadiri wisuda di fakultas masing-masing. Sementara wisuda dengan skala besar mahasiswa dari seluruh fakultas akan diadakan pada hari kedua. Xiao Sa sendiri masuk ke dalam kelompok mahasiswa yang ditunjuk untuk berpidato di fakultas. Waktu telah berjalan selama tiga menit sejak dia membuka suara. Dia berbicara tanpa mengalami demam panggung sebab dia memang terbiasa menjadi pusat perhatian. Setiap kata yang diucapkan sangat lugas dan jelas, sesekali memasukkan unsur komedi yang mengundang tawa untuk meminimalisir ketegangan.

Wang Yibo dan Xiao Zhan tidak pernah mengalihkan atensi dari anak manisnya yang berada di atas panggung. Netra mereka dilapisi oleh air mata haru, aura kebahagiaan tiada henti tersebar di sekitar mereka. Kebahagiaan tidak hanya meremas hati kedua orang itu, bahkan turut menyertai pihak lain yang tengah melakukan panggilan video dengan mereka.

Wang Yibo selalu aktif merekam penampilan Xiao Sa, sementara Xiao Zhan sibuk memegang ponsel yang sedang melakukan panggilan video dengan Chen Yu melalui ponsel Gu Wei. Mengarahkan kamera ke atas panggung, pujian demi pujian tiada henti mengudara. Chen Yu menjadi heboh sendiri. Dengan menggenggam tangan sang kekasih, dia tiada henti berseru bangga, "Itu adikku! Bukankah dia sangat menawan?"

Gu Wei selalu menanggapi dengan anggukan serta respon positif lainnya. Dia merasa terharu dengan ikatan persaudaraan yang kuat di antara Chen Yu dan Xiao Sa. Perasaan iri juga tidak mau kalah, mengambil celah untuk menggerogoti hati. Meski demikian, rasa bangga tetap mendominasi.

Mengingat kembali perjuangan Chen Yu yang menyelinap keluar dari kamar asrama di tengah malam, Gu Wei tahu betapa besar kasih sayang yang tertanam di hati saudara kembar itu. Sang kakak rela tidak tidur meski memiliki jadwal latihan di pagi buta hanya demi menyaksikan acara wisuda sang adik. Jika saja Gu Wei bukan kekasih Chen Yu, mungkin dia akan segera memimpikan memiliki kakak seperti lelaki tampan itu. Namun, menjadi kekasih jauh lebih baik sebab dia terus menerus menerima kelembutan yang tidak pernah dipertontonkan kepada orang lain. Chen Yu sangat menyayangi Gu Wei, memperlakukannya seperti benda berharga yang harus dijaga dengan lapisan kelembutan tiada tara.

Ketika giliran Xiao Sa sudah habis, dia menyempatkan diri untuk mengedip manja ke arah kedua orangtuanya yang sangat hebat. Dia merasa sangat bersyukur terlahir di keluarga Wang. Air mata tidak lagi dapat dibendung, tetapi dengan cepat dihapus agar tidak menodai penampilan yang cukup menawan hari ini. Setelah benar-benar turun dari panggung, dia berlari ke pelukan Wang Yibo dan Xiao Zhan. Mereka saling bertukar kecupan dalam kehangatan dekapan yang tercipta.

Pemandangan itu sedikit banyak mengembangkan rasa iri pada diri Chen Yu sehingga dia mulai memprotes di tengah-tengah suara bising. Beruntung Xiao Sa dapat menangkap samar-samar dan segera mengetahui pemilik suara berat itu. Atensinya mulai terbagi menjadi dua. Seluruh bintang terang di galaksi seakan-akan berkumpul di permukaan mata. Wajah lelaki manis itu berkali-kali lipat lebih berseri kala menyapa pihak yang berada di seberang, "Ge!"

Dapat terlihat dengan jelas betapa besar kebahagiaan yang meliputi wajah mereka. Chen Yu yang biasanya hanya mampu tersenyum tipis, kini tersenyum lebar hingga nyaris merobek bagian pipi. Dia berkata dengan nada yang lebih tinggi agar dapat didengar dengan jelas. Namun, tetap saja suaranya tidak dapat mengalahkan kebisingan yang berasal dari atas panggung. Dengan demikian, keluarga Wang memutuskan untuk meninggalkan ruangan lebih awal. Lagi pula, mereka sudah tidak dipentingkan lagi di sana. Berjalan keluar bersama-sama ke taman kampus, mereka melihat sudah ada beberapa keluarga yang singgah di sana termasuk keluarga Hero.

THE GLOOM S.2 (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang