17. Meracik Ramuan

852 101 23
                                    

Mint panik. Dia panik dikarenakan cahaya yang muncul tersebut terlihat seperti sebuah kekuatan yang berbahaya di matanya. Terlebih lagi dia tidak pernah merasakan atau melihat cahaya seperti itu sebelumnya.

Cahaya terang benderang bagaikan cahaya berselimut kesucian perlahan merasuki tubuh Carellsa. Gadis kecil itu mulai menyadari satu hal kala itu. Tatkala ia melirik pergelangan tangannya, dia menemukan fakta bahwa cahaya itu berasal dari gelang yang diberikan Dewi Azurania kepadanya.

‘Huh? Gelang ini bereaksi.’

Carellsa mencoba memutar pandangan ke arah sang ayah dan seisi ruangan. Mereka terlihat biasa saja seolah-olah tidak menyadari adanya cahaya tersebut.

“Mereka tidak bisa melihat cahaya ini? Oh aku lupa, dewi sialan itu mengatakan bahwa hanya aku yang bisa melihatnya, tetapi mengapa Mint berbeda? Dia dapat melihat cahayanya. Namun, sepertinya matanya tetap tak bisa menangkap keberadaan gelang ini di tanganku,” gumam Carellsa.

Sepersekian detik kemudian, reaksinya kian tak karuan. Akan tetapi, Carellsa merasakan sesuatu yang aneh setelahnya. Dia tiba-tiba bisa melihat jauh lebih dalam organ tubuh Elliot. Dia mendadak saja mengetahui seberapa besar kerusakan serta seberapa parah keadaan organ Elliot.

“Mint, aku bisa melihatnya!” ujar Carellsa.

“Kau bisa melihatnya? Benarkah?”

Mint terpaku kaget kala itu. Dia sepertinya tidak percaya kalau Carellsa bisa melihat organ dalam Elliot.

“Ya, aku bisa melihatnya. Aku akan menjelaskan padamu seberapa buruk kondisinya saat ini.”

Mint menyimak baik-baik. Carellsa memaparkan secara perlahan bagian organ mana saja yang rusak. Ternyata rusaknya memang separah itu. Tidak heran mengapa sang dokter tidak bisa menyelamatkannya.

Mint mengangguk paham. Dia sudah tahu resep ramuan sejenis apa yang dapat menyembuhkan Elliot dan Arseno.

“Carellsa, siapkan pulpen dan kertas. Aku akan menyebutkan apa saja bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat ramuan penyembuhan Elliot dan Arseno,” titah Mint.

Carellsa bergegas mengambil selembar kertas beserta pulpen. Mint menyebutkan satu per satu bahan-bahan pembuatan ramuannya. Carellsa berpikir sejenak lantaran ia baru pertama kali mendengar nama bahan-bahan ramuan tersebut.

“Ini saja?” Ada lima jenis bahan yang perlu dikumpulkan Carellsa.

Mint mengangguk.

“Iya, itu saja. Mungkin kau merasa asing atas nama bahan-bahan itu. Namun, mulai sekarang kau akan terbiasa menghadapi berbagai jenis obat-obatan di dunia ini.”

Carellsa tersenyum senang.

“Baiklah, aku akan menanyakan terlebih dahulu kepada dokter tentang bahan-bahan utama pembuatan ramuan ini.”

Carellsa buru-buru menghampiri sang dokter seraya menyerahkan catatan bahan-bahan pembuatan ramuan.

“Apa ini, Yang Mulia?” Dokter itu tampak bingung membaca tulisan Carellsa yang tak karuan.

“Ini adalah bahan-bahan yang aku perlukan untuk meracik ramuan. Apa kau punya semua bahan itu?”

Sang dokter membaca perlahan nama bahan-bahannya.

“Darah burung dua warna, akar ginseng hitam, serpihan batu putih, air perasan lemon bing, dan daun muda pohon wetter. Bagaimana Anda bisa mengetahui seluruhnya, Yang Mulia?”

Carellsa lagi-lagi memasang tampang polos. Dia sangat malas menjelaskannya, tetapi apa boleh buat? Dia tetap harus melakukannya mau tidak mau.

“Ada seseorang yang memberitahuku. Tidak perlu tahu siapa orangnya, yang jelas orang itu punya kemampuan dalam meracik ramuan terbaik. Sekarang aku memintamu mempersiapkan semua bahan-bahan itu untuk membuatkan ramuan adik-adikku supaya mereka bisa pulih kembali. Jadi, aku mohon, carikan aku bahan-bahan itu. Kondisi Elliot dan Arseno berada di ujung tanduk. Aku tidak mau kondisi mereka menjadi lebih buruk dari sekarang,” tutur Carellsa mencoba menghentikan rasa penasaran sang dokter maupun Hughes.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Reinkarnasi Sang Ahli FarmasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang