"Hahaha! Itu benar, Tuan Jamie," sahutku. "Ayahku memang terobsesi memiliki menantu kaya. Sebenarnya bukan untuk menyokong XP Fire, dia hanya ingin aku bahagia dengan memiliki suami yang sepadan denganku. Kami tidak munafik, sebenarnya keluarga kalian juga begitu kan? Bahkan di antara kalian pasti dipaksa menikahi orang di atas kalian. Hanya saja... kalian tidak memperlihatkannya. Aku tidak dijual, ayahku hanya berusaha mencarikan aku suami, meski begitu... yang berhak menilai calon suamiku adalah aku sendiri, dan..." Aku melirik Jamie dengan muak. "Tentu saja Tuan Jamie Lim bukan seleraku, maaf. Karena itulah saat di restoran aku meninggalkan anda. Anda bukan tipe idealku."
"Bukankah aku yang meninggalkanmu?" sahut Jamie dengan sorot mata mengancam.
Aku tersenyum sinis lalu beralih pada teman-teman Jamie. "Kalau kalian tidak percaya, kalian bisa cek rekaman CCTV di restoran itu, kalian akan tahu siapa yang lebih sampah di sana," kataku pada teman-teman Jamie.
Aku melirik Jamie dengan marah dan berkata, "Oh ya, kau tidak perlu mengganti uangku. Semua makanan itu aku yang traktir sebagai permintaan maaf. Kuharap kita tidak bertemu lagi di lain waktu. Oh ya, satu lagi. Apa kau sudah bercermin?"
Kemudian aku pergi meninggalkan mereka. Setelah kepergianku, pasti Jamie diinterogasi habis-habisan oleh teman-temannya. Biar saja! Biar dia berpikir seburuk apa dirinya. Dari kejauhan aku mendengar seruan teman-teman Jamie dan aku tidak mau tahu apa yang terjadi selanjutnya .
-o0o-
Satu meja diisi oleh sepuluh orang. Aku mendapat meja nomor tujuh bergabung dengan tamu yang lain. Itu bukan keinginanku, si 'tuan rumah' yang mengatur tempat duduk para tamu. Di atas meja telah disediakan beberapa alat makan. Di tengah-tengah aula terdapat meja yang lebih besar dengan dekorasi paling indah, meja itu khusus untuk keluarga Ji. Entah berapa puluh lampu yang menggantung di langit-langit, entah berapa jenis bunga menghiasi setiap sudut aula sehingga memberi aroma wangi yang menyegarkan. Parfum para tamu beradu menjadi satu, mereka membicarakan si tuan rumah dari mulut ke mulut dan mulai menyebar gosip paling lezat untuk dikonsumsi. Tidak heran, pesta seperti ini menjadi ajang pertukaran informasi di antara kalangan pembisnis.
"Bukankah kau Maria Tan? Wakil direktur XP Fire yang baru ya? Kudengar ayahmu sedang menjualmu pada pria kaya, tapi tampaknya kau datang sendirian," tanya seorang wanita keibuan yang duduk di sampingku. Tatapannya padaku tampak merendahkan.
Aku diam sejenak mendapat pertanyaan seperti itu. Gosip tentang 'aku dijual oleh ayahku' sudah menyebar ke kalangan elit sejak lama, jadi aku sudah terbiasa dengan pertanyaan itu. Wanita di sampingku ini merupakan pemimpin tertinggi dalam sebuah perkumpulan wanita tingkat internasional, sepertinya aku harus membuatnya sedikit terhibur.
"Betul, Nyonya Mo. Saya Maria Tan dari XP Fire. Hari ini kebetulan ayahku tidak bisa datang, jadi saya datang sendirian. Bagaimana kabar anda?" balasku dengan senyum tipis.
"Kau mengenalku?" Wanita ini kaget. Dia pikir aku tak mengenal dirinya.
"Tentu saja. Bagaimana mungkin saya tidak mengenal wanita paling berpengaruh di Vminim? Anda sudah dikenal oleh dunia. Semua telinga tentu pernah mendengar tentang anda karena prestasi anda di Vminim."
"Hahaha, tentu saja. Tanpa aku Vminim tidak akan berjalan sejauh ini," ujarnya dengan sombong.
"Tentu. Pasti anda wanita yang cerdas dan memiliki pemikiran luar biasa. Berkat anda, para wanita di dunia terselamatkan. Saya sangat mengagumi program anda. Sepertinya saya harus belajar banyak dari anda."
"Kau terlalu banyak memuji, itulah yang seharusnya seorang pemimpin lakukan, bukan?"
"Benar, Nyonya Mo."
"Oh ya, omong-omong, Vminim memiliki anggota seusiamu, kau boleh bergabung jika ingin."
"Benarkah?" Aku pura-pura terkejut.
Wanita ini mengangguk mengiyakan dengan ekspresi antusias, dia mulai senang mengobrol denganku. Ternyata dia wanita yang mudah dirayu.
"Terima kasih atas tawarannya, Nyonya Mo. Akan saya pikirkan matang-matang, tapi bergabung di Vminim tentu tidak sembarang orang bisa masuk. Saya merasa diri saya tidak pantas masuk ke sana."
"Sekarang aku menjabat sebagai ketua umum, wewenangku jauh lebih luas, aku akan memberimu tiket emas untuk masuk ke Vminim."
"Oh ya ampun, kenapa anda baik sekali? Saya jadi merasa tidak enak."
Akhirnya kami mengobrol tentang banyak hal. Nyonya Mo orang yang mudah dirayu dan terkadang plin-plan. Dia mengagung-agungkan dirinya yang telah berhasil membangun kualitas Vminim menjadi lebih baik. Dia pikir orang luar tidak tahu apa yang sebenarnya dia lakukan di Vminim. Di media sosial, surat kabar dan berita-berita di TV, mereka mengabarkan kalau Nyonya Mo berhasil mensejahterakan para wanita di dunia dengan menampilkan berbagai foto sebagai bukti kerja keras Nyonya Mo dan anggota lainnya. Padahal... foto itu tidak seperti yang diberitakan, itu hanya sebuah pencitraan untuk menjunjung tinggi posisi Vminim dan menarik banyak sumbangan — kemudian dana itu dikorupsi untuk mensejahterakan para anggotanya sendiri. Itu tindakan kriminal serius, tapi belum ada orang yang berani membuka kasus itu. Memang tidak banyak masyarakat yang tahu, tapi beberapa politikus dan pembisnis tahu sifat asli pemimpin Vminim.
Baiklah, sekarang lupakan soal Vminim terkutuk itu karena si tuan rumah telah tiba di aula makan malam.
Semua mata tertuju pada pintu masuk yang terbuka lebar. Di barisan paling depan ada seorang kakek memimpin jalan bersama istrinya. Mereka menyapa para tamu dengan senyum ramah, meski sudah tua tapi fisiknya terlihat segar. Kakek itu adalah Henry Ji, pewaris ke enam Lissel Group dan posisinya akan diberikan pada orang yang bernama Adams Ji, pewaris Lissel Group selanjutnya yang merupakan anak kandung Henry sekaligus presdir Lissel Group di periode saat ini. Setelah Adams, Evin adalah pewaris selanjutnya karena dia adalah anak laki-laki tunggal milik Adams.
Anggota keluarga inti yang lain berjalan di belakang Henry, mereka menyapa para tamu, aku mengenal beberapa di antara mereka: ada Adams dan istrinya, Meghan, Cecillia. Seharusnya ada satu anggota lagi, Evin. Sepertinya dia tidak hadir di sini. Evin, Meghan dan Cecillia merupakan cucu kandung Henry dan anak kandung Adams, Evin adalah cucu tertua dan aku sangat mengenal pria itu sampai ke akar-akarnya. Di belakang mereka diikuti oleh anggota keluarga yang lain dan aku tidak mengenal mereka karena mereka jarang terekspos oleh media.
Anggota keluarga Ji menempati meja yang tersedia di tengah-tengah kami. Henry tetap berdiri di depan kursinya dan memberi sedikit sambutan kepada para tamu. Mempersilakan kami untuk menikmati pestanya.
"Maaf saya terlambat."
Tiba-tiba muncul seorang pria muda dari balik pintu masuk. Semua orang menatap ke arahnya, tak terkecuali aku.
"Maaf saya terlambat," ucapnya sekali lagi.
Pria itu berjalan menuju meja Henry sambil sesekali menyapa para tamu. Aku masih terbengong-bengong melihat kehadirannya. Evin, ternyata dia juga hadir. Biasanya dia tidak tertarik untuk hadir di acara seperti ini meskipun dia termasuk tuan rumahnya, tapi dia hadir di sini dan itu suatu kejadian yang sangat langka. Tahu begini aku tidak hadir saja. Aku langsung berbalik menatap meja untuk menyembunyikan wajahku, dia tidak boleh melihatku di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
CITY LIGHT
RomanceDi tengah gemerlapnya cahaya kota, Ayah selalu mengatur kencan buta untukku, dia berharap aku menemukan pria yang cocok untuk dijadikan suami. Tapi kenyataannya aku tak menemukan pria yang cocok malah dicap sebagai 'barang dagangan', karena terlalu...