Prolog

15.5K 46 0
                                    


Jeffry Adiwilaga, mahasiswa teknik sipil tahun ketiga, anak band yang menempati posisi gitaris itu terkenal dengan julukan playboy sipil.

Cowok dengan wajah tegas dan tatapan tajam itu memiliki jejeran mantan kekasih yang cantik juga sexy, Jeffry tidak pernah menjalin kasih terlalu lama, jika apa yang dia inginkan dari kekasihnya itu telah didapatkan Jeffry akan memutuskan hubungan mereka dengan dalih dia telah bosan.

Namun kali ini kisah asmara Jeffry sedikit berbeda. Celine Agbean, mahasiswa ilmu komunikasi itu tengah menjalin kasih dengan Jeffry cukup lama dibandingkan mantan-mantan cowok itu hingga 6 bulan lamanya.

Saat hubungan mereka diketahui anak-anak kampus banyak yang mengatakan mereka tidak akan bertahan lama, bahkan sahabat Celine juga mengatakan hal demikian. Namun, pasangan kekasih itu seolah mematahkan perspektif orang lain terhadap hubungannya.

Celine menatap Jeffry dengan senyum manis bertengker dibibir pink natural yang bervolumenya, cowok itu menggunakan celana jeans biru langit dipadukan dengan kemeja polo putih yang digulung sampai lengan dan sepatu Nike putih serta menggunakan tas kulit berwarna hitam. "Ayo kita makan dulu, sayang," ucap Jeffry seraya menggenggam tangan Celine erat dihadapan sahabat-sahabat cewek itu.

Windi menaikkan sudut bibir atasnya lalu memutar bola matanya, "Celine udah janji sama kita mau makan di Solaria!" decaknya, Windi merupakan sahabat Celine yang begitu konsisten membenci Jeffry, cewek dengan rambut sebahu itu terus memperingati Celine dari awal kalau Jeffry itu cowok yang nggak baik.

Gisella menarik tangan Windi, "nggak papa kok Cel, kita berdua aja yang makan, kalian pergi aja," cetus Gisel dengan cengiran canggung, sedangkan Windi menatap Gisel tajam.

"Jadi nggak enak deh sama kalian," ucap Celine merasa bersalah.

Tangan Gisel bergerak membekap mulut Windi saat cewek itu ingin membalas ucapan Celine, "nggak papa kok Cel, kita masih bisa makan bersama lain kali, lo atur aja waktu yang pasnya."

Windi menyingkirkan tangan Gisel dari mulutnya dengan kesal, Windi mendengus kesal seraya bersedekap dada, menatap Jeffry dengan tatapan tidak suka.

Jeffry menatap kedua sahabat kekasihnya itu dengan malas, jika saja mereka hanya teman biasa Celine, sudah Jeffry suruh kekasihnya itu untuk menjauhi gadis itu.

"Ayo sayang," ucap Jeffry sebelum menarik Celine menjauh dari sahabatnya itu.

Jeffry membukakan pintu mobil untuk Celine sebelum dirinya masuk kedalam mobil, mobil Jeffry melesak keluar dari parkiran fakultas fisip.

"Semester depan rencananya kamu mau magang dimana, sayang?" tanya Celine.

"Mau ngikut di kota mana kamu magang, aku nggak bisa jauh-jauh dari kamu soalnya," jawab Jeffry begitu manisnya.

Celine menopang dagunya seraya dmenatap Jeffry yang sedang menyetir dengan binar penuh cinta, "ih, sosweet banget sih pacarnya aku," ucapnya gemas.

Jeffry pertama kali melihat Celine saat cewek itu berada di pentas musik fakultas teknik, saat itu Celine tidak sengaja menginjak kaki Jeffry ditengah kerumunan, Jeffry yang terpesona dengan paras Celine langsung berkenalan dengan cewek itu hingga berlanjut tukaran nomor.

Menggaet hati seorang gadis adalah  passion Jeffry sekali. Tidak terlalu sulit baginya untuk menarik hati Celine, entah Jeffry yang memiliki pesona begitu kuat atau justru Celine yang gampang jatuh cinta.

Hingga sebulan pendekatan, Jeffry menyatakan keinginannya untuk pacaran dan langsung diiyakan Celine saat itu juga.

Oh ayolah, siapa sih yang bisa menolak pesona ketampanan Jeffry Adiwilaga.

"Jadi kamu mau magang dimana?"

"Di Jakarta aja," jawab Celine.

Sesampainya di parkiran restoran yang  mereka tuju, Jeffry tak langsung turun cowok itu menoleh menatap Celine begitu dalam.

Celine berdehem pelan, "kamu kenapa?"

Jeffry menelan ludahnya pelan, Celine dapat melihat jakun cowok itu naik turun membuatnya sedikit takut.

Jeffry memajukan wajahnya yang membuat Celine spontan memundurkan kepalanya, Jeffry menarik bahu Celine agar cewek itu kembali pada posisi awalnya, tak ingin membuang waktu lebih banyak lagi Jeffry lantas mendaratkan bibirnya tepat dibibir Celine, menggigit bibirnya hingga Celine membuka mulutnya.

Melihat ada peluang Jeffry memicingkan kepalanya, menjulurkan lidahnya untuk menyesap bibir Celine lebih dalam lagi.

Celine diam beberapa menit, tubuhnya terasa kaku hingga lidah Jeffry terasa bergerak didalam rongga mulutnya, Celine spontan mendorong dada Jeffry kuat-kuat dan dia juga ikut memundurkan tubuhnya hingga membentur mobil.

"Kamu melewati batasanmu, Jeff!" ucap Celine dengan nafas tersenggal-senggal dan dada naik turun.

Jeffry menyugar rambutnya kasar lalu memukul stir mobil kuat-kuat, "kamu kayak gini terus, Cel!"

Celine dengan aturan berpacarannya yang ketinggalan zaman menurut Jeffry sungguh sangat merepotkan, Jeffry hanya boleh mengecup pipi dan memeluknya saja. Hal itu sungguh membosankan dan tidak ada hal yang begitu spesial.

"Kita sudah bahas sebelumnya, Jeff please!"

Jeffry menatap Celine dalam, cewek berparas manis itu agaknya juga menahan emosi bercampur rasa takut. "Kamu terlalu kulot, aku nggak suka cara berpikir kamu."

"Aku hanya menjaga batasanku," balas Celine bergetar.

"Basi!" Jeffry menarik tangan Celine agar cewek itu mendekat pada tubuhnya, Celine memberontak tangannya terus bergerak menangis tangan Jeffry.

Jeffry menarik nafasnya panjang, Celine memang paling jago menyulut emosinya jika mereka membahas hal yang sama.

"Aku capek kita berdebat hal yang sama, setiap bahas ini kita berakhir berantem, aku capek Jeff, aku cuman berharap kamu mengerti dan paham batasan yang aku perbuat," lirihnya. Celine tak bisa lagi menahan desakan air mata yang membuat matanya sakit dan memerah, pada akhirnya cewek itu membiarkan air matanya membasahi pipi.

Celine menangkup wajahnya dengan kedua tangannya, menutup wajahnya yang sedang menangis tersedu-sedu.

Jeffry memejamkan matanya rapat-rapat, kemudian menarik tangan Celine agar tak menutupi wajahnya, Celine mendongak dengan wajah merah dipenuhi air mata.

"Kamu berharap aku ngertiin kamu, Celine?" tanya Jeffry mengulangi ucapan cewek itu, "tapi kamu pernah nggak ngertiin aku?" tanyanya penuh penekanan.

Dadanya begitu sesak melihat Celine menangis, namun saat ini ego lebih menguasai dirinya.

Celine tidak menjawab, cewek itu justru semakin menangis tersedu-sedu.

"Ngertiin kamu seperti apa? Ngertiin kamu yang mau melibatkan sex dalam hubungan kita?!" teriak Celine marah.

"Apa salahnya dengan itu? Aku sayang kamu, jadi aku mau lakuin itu sama kamu!"

"Nggak masuk akal, kalau kamu sayang sama aku, kamu nggak akan pernah mau merusak aku sedikitpun," balas Celine dengan nafas tersenggal-senggal sesekali tangannya mengusap air matanya.

Jeffry mendengus kesal, menelan emosi yang telah berada di kerongkongannya dengan bulat-bulat. "Kita lakuin hal itu sekali saja atau kita putus selamanya?" final Jeffry memberikan pilihan pada Celine.

Celine menatap Jeffry dengan tatapan tidak percaya, "segitu maunya kamu lakuin hal itu, Jeff?"

"Pilih, Celine!" tekannya.

Celine tidak bisa diberikan pilihan sulit seperti ini, disatu sisi dia tidak mau melepas hal yang paling berharga pada tubuhnya, tapi disisi lain dia sangat mencintai Jeffry.

Celine berpikir panjang, terdiam beberapa menit dikala Jeffry terus menekannya untuk segera menjawab.

Celine menarik nafas dalam-dalam lalu membuangnya kasar, meremas jemarinya kuat-kuat, sepertinya memang sudah saatnya, "ayo kita lakuin hal itu sekali saja, setelahnya kamu nggak boleh membahas hal seperti ini lagi," ucapnya dengan hati yang berat.

Hopeful Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang