Bagian Tiga

8.6K 61 3
                                    


Malam kemarin, Jeffry tidak langsung pulang saat Celine masuk kedalam rumahnya dengan keadaan marah, Jeffry menyusul kekasihnya itu, meminta izin pada Mamanya Celine menjelaskan pada beliau kalau dirinya ingin bertemu dengan Celine dengan dalih cewek itu lupa mengambil bukunya di mobil.

Vina--- Mamanya Celine lantas memanggil anaknya untuk kedepan, bagaimanapun juga Vina sudah cukup akrab dengan Jeffry dan mempercayakan anak bungsunya itu padanya.

Jeffry tidak ingin masalahnya dengan Celine berlarut-larut, jadi malam itu Jeffry meminta maaf dan mengatakan akan menegur Jake. Jeffry tidak mengakui kalau dirinya menceritakan hal tersebut pada Jake, namun sebagai cowok yang tidak mau masalahnya berlarut-larut Jeffry meminta maaf pada Celine.

Celine melaju mobilnya menuju apartemen Jeffry setelah pagi tadi cowok itu mengatakan sedang sakit, untuk pertama kalinya setelah sekian lama Celine kembali mengendarai mobilnya sendiri, biasanya jika mau kemana-mana Jeffry dengan sukarela mengantarnya, namun kali ini sedikit berbeda karena yang sering mengantarnya sedang terbaring sakit.

Sesampainya di depan unit apartemen Jeffry, Celine menekan passwoard keamanan pintu apartemen Jeffry. Celine melenggang masuk kedalam, matanya menoleh di pantry yang berantakan dengan sisa-sisa makanan, mungkin sisa makanan semalam.

"Jeff..." panggil Celine saat menekan saklar lampu didekat pintu masuk kamar.

Jeffry bergerak gelisah dibawah selimutnya hingga Celine menyibak selimut tersebut menampilkan Jeffry yang tidak menggunakan baju, Celine menyentuh kening Jeffry yang terasa hangat, "semalam kamu udah minum obat?" tanya Celine.

Jeffry menggeleng lemah, "belum."

Celine menghela nafas panjang, "kok belum sih, aku 'kan udah bilang semalam," omelnya.

Jeffry mengerucutkan bibirnya, "sayang, aku lagi sakit loh ini masa kamu ngomel sih."

"Aku nggak ngomel," balas Celine. 

Jeffry menarik pergelangan tangan Celine agar berbaring disebelahnya, "kamu baring ya, aku pengen peluk," pintanya memohon.

Celine terdiam beberapa detik sebelum mengangguk pelan, memposisikan dirinya untuk berbaring disebelah Jeffry. Jeffry menggeser tubuhnya semakin mendekat pada tubuh Celine lalu memeluknya erat.

Celine dapat merasakan hawa panas dari tubuh kekasihnya itu, Celine menempelkan pipinya di dada bidang Jeffry yang tak berlampis sehelai benangpun, mendengarkan degup jantung Jeffry yang semakin memburu.

"Kamu deg-degan ya?" goda Celine.

"Iyalah, siapa coba yang nggak deg-degan kalau dipeluk cewek cantik," jawab Jeffry.

"Gombal terus," kekeh Celine.

Jeffry mengecup puncak kepala Celine berulang kali membuat sang empunya terus terkekeh, "kamu pakai shampo apa sih?"

"Shampo rasa stawberry, kamu mau pakai juga?"

"Nggak gantle banget, tapi aku suka."

"Kalau suka pakai dong, supaya wangi rambut kita mirip," kata Celine.

"Nggak ah, aku lebih suka cium rambut kamu."

"Aku masakin kamu nasi goreng ya? Habis itu kamu minum obat," ucap Celine.

Jeffry menggeleng pelan, "nggak, kamu disini aja," ucapnya semakin mempererat pelukannya, bahkan sangking eratnya Celine merasakan sesuatu yang keras menyentuh pahanya.

Celine bergerak gelisah dalam dekapan Jeffry, "aku nggak nyaman kalau terlalu dekat," ungkapnya.

"Karena dia," ucapnya dengan mata melihat kebawah, "kalau pagi dia memang suka bangun, sayang."

Hopeful Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang