Meja yang awalnya berisi dua orang kini diisi oleh 4 orang. Rhea, Catra, Bu Asih dan Alfa anak dari Canna. Tak heran mereka bisa bertemu disana karena restorant itu sudah menjadi langganan keluarga Adyatma.
"Rambutmu kenapa acak-acakan begitu Mas?" Bu Asih notice dengan penampilan Catra yang sedikit berantakan. Rhea juga baru sadar kalau penampilan Catra setelah keluar tadi menjadi sedikit berbeda.
Catra berusaha merapikan rambutnya dengan kikuk. "Tadi anginnya kenceng Bu," ucapnya.
"Ibu nggak ganggu kalian ngedate kan nak Rhea?" tanya Bu Asih di sela makannya.
Rhea menatap Catra kikuk, "enggak kok tante, kita juga lagi ga ngedate." Ucap Rhea menjelaskan.
"Eyang uti suapin aku," tiba tiba bocah berusia 5 tahun itu merengek minta disuapin. Mungkin ia merasa terasingkan karena sedari tadi Bu Asih hanya mengajak Rhea dan Catra mengobrol.
"Rhea boleh minta tolong suapin Alfa ga? Dia emang gitu kalo makan gak akan habis kalo gak disuapin." pinta Bu Asih.
Catra yang tidak enak dengan permintaan ibunya pada Rhea pun mengambil alih. "Biar aku aja yang suapin," Catra pun mengambil mangkok risotto yang sudah tinggal setengah.
"Aa.." ucap Catra, sendoknya sudah berada di depan mulut Alfa namun bocah itu merapatkan mulutnya dan menggeleng.
"Mau disuapin kakak cantik," ucapnya dengan mata berbinar menatap Rhea. Pada akhirnya Rhea pun berganti posisi duduk dengan Catra agar ia lebih dekat dengan Alfa.
Rhea yang memang suka anak kecil ia tidak merasa canggung sama sekali dan dengan sekejap bisa langsung berbaur dengan Alfa.
Suapan demi suapan diselingi pertanyaan pertanyaan lucu khas anak kecil membuat sisa risotto tadi tak lama habis.
"Yeay udah habis," ucap Rhea bersorak begitu pula dengan Alfa.
"Kakak ini apa?" Dengan penasaran Alfa menyentuh sebuah gantungan dari rajut berbentuk beruang yang menggantung di tasnya.
"Jangan alfa," peringat Bu Asih menghentikan Alfa yang ingin mengambil gantungan itu.
"Gak apa apa tante," Rhea melepaskan gantungan itu dari tasnya. "Kamu mau?" tanya Rhea, dengan semangat Alfa mengangguk. Rhea pun memberikan gantungan itu pada Alfa.
"Liat Uti, baguskan." Alfa memamerkan gantungan itu pada Bu Asih.
"Iya bagus, kamu beli dimana nak?" Tanya Bu Asih.
"Enggak beli tante, aku dapet dari panti asuhan. Disana ada kelas prakarya setiap weekend, aku kadang ikut bantu bantu disana." Jawaban Rhea membuat Bu Asih makin penasaran begitu juga dengan Catra.
Jam sudah menunjukan pukul 22.15 tak terasa obrolan mereka sangat panjang membahas kegiatan sosial di panti asuhan yang Rhea datangi. Alfa pun tertidur dengan kepala berada di paha Rhea sebagai bantalan.
"Dok," Rhea mengisyaratkan dengan matanya kalau ia ingin pulang.
"Udah malem Bu kayanya kita pulang aja, Alfa juga udah tidur." Ucap Catra membuat Rhea lega. Ia tidak bisa bohong kalau pahanya mulai terasa kebas menjadi bantal untuk Alfa.
"Oh yaampun ibu keasikan ngobrol sama nak Rhea jadi gak inget waktu, maaf ya nak." ucap Bu Asih merasa tidak enak hati. "Kamu pulang diantar Mas Catra kan?" Lanjutnya sembari membereskan beberapa barang.
"Saya na-" Catra lebih dulu menyahut. "Iya nanti aku yang antar,"
Rhea ingin protes namun dibawah meja tangannya di pegang oleh Catra. Sontak Rhea langsung menepis tangan Catra dan memberikan tatapan tidak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa kau baik-baik saja?
RomanceCinta dan luka sering datang beriringan. Membentuk ikatan takdir yang pilu namun membawa sedikit kebahagiaan. Dua orang yang yang selalu berhadapan untuk mengobati luka pun bisa merasakan luka dan cintalah yang mungkin akan mengobati mereka. "Sepe...