Greesel POV
Sambil melajukan motor ku dengan kecepatan sedang, aku dapat merasakan debaran aneh saat mengingat kejadian beberapa saat yang lalu. Jika dipikir-pikir agak sedikit aneh memang, aku yang benar-benar baru mengenal Gracie setelah setengah semester berlalu sekarang rasanya semakin ingin menjadi dekat dengannya. Dia seolah memiliki daya tarik tersendiri yang seolah membuat ku semakin tertarik kepadanya. Sebenarnya aku sudah lama memperhatikannya, dia yang selalu menjadi peringkat 1 pasti akan selalu dijadikan contoh kepada murid-murid lain oleh guru. Aku sedikit kagum dengan kegigihannya. Semoga saja dengan menjadi dekat dengannya bisa mengubah kebiasaan ku menjadi lebih baik. Setelah pembicaraan tadi pagi dengan Bu Feni aku jadi sedikit tersadar, kalau aku harus membuat bunda bangga bukannya malah menyusahkan nya. Jika ingin mendapatkan perhatian yang aku inginkan aku bisa mendapatkannya dengan cara membuat bunda bangga.
Setelah bergelut dengan pemikiran ku sendiri tak terasa kini aku sudah berada di depan rumah. Aku dapat melihat dua mobil terparkir di pekarangan rumah. Aku sangat kenal dengan mobil-mobil itu. Tanpa menunggu lama aku segera memarkirkan motor dan masuk ke dalam rumah. Pemandangan yang ku dapatkan saat memasuki rumah sangat amat mengenaskan. Banyak barang-barang yang pecah dan berjatuhan, lalu ada Bi Imah yang sedang membantu bunda untuk berdiri dan ada dia. Sosok laki-laki yang hilang sejak 1 tahun lalu.
"Bunda." Aku segera pergi menghampiri bunda tanpa sedikitpun melihat ke arah laki-laki itu.
"Icel, hati-hati nak. Banyak pecahan beling." Bunda segera mendekap ku begitu aku datang mendekat.
"Nah pulang juga dia, sekarang tinggal tunggu anak yang satunya." Suara pria itu kini terdengar oleh indra pendengaran ku.
"Apa yang dia lakuin di sini bun? Apalagi yang dia mau?" Aku bertanya kepada bunda dan memilih menghiraukannya.
"Ga akan ada yang bisa ambil anak-anak dari aku, kamu sudah cukup ambil harta ku sebelumnya. Jangan kamu ambil anak-anak juga dari aku." Bunda menarik tangan ku untuk bersembunyi di belakangnya.
Orang itu ingin mengambil kami dari bunda? Aneh sekali, padahal dari hasil sidang perceraian itu keputusan berada di tangan kami, bahwa kami ingin ikut dengan pihak yang mana. Tentu saja kami lebih memilih untuk ikut bersama bunda.
"Mereka juga anak-anak ku, aku punya hak untuk mengambil mereka."
"Tapi saya dan kak Gita juga punya hak untuk memilih buat ikut sama bunda." Aku maju ke depan dan mengeraskan suara ku.
*Plak
Aku dapat merasakan pipi ku yang memanas karena tamparan yang ku terima.
"Anak kecil jangan banyak omong kamu!"
"Saya ga akan pernah mau untuk ikut tinggal sama tukang pukul seperti anda!" Dengan tenaga yang ku miliki aku mendorongnya hingga terjatuh.
"Kenapa kalian jadi tega begini dengan saya? Setelah semua yang sudah saya berikan untuk kalian." Sambil memberikan tatapan memelas dia berdiri menatap ku.
"Anda hanya memberikan luka dan trauma kepada kami! Lagipula uang yang sudah anda rampas dari bunda itu banyak, harusnya anda malu!"
"Kenapa kamu berani berkata seperti itu kepada ayah mu sendiri Greesel?!"
Kini dia kembali mencengangkan kerah baju ku dan bersiap untuk memukul ku."Saya tidak pernah menganggap anda sebagai ayah saya!" Sambil memejamkan mata aku seakan sudah pasrah jika memang akan kembali mendapatkan pukulan darinya.
Tetapi tepat saat itu kak Gita pulang ke rumah dengan membawa penjaga keamanan komplek yang langsung membawa pria itu keluar dari rumah.
"Kalian gapapa? Maaf ya aku terlambat." Kak Gita segera berlari untuk memeluk ku dan bunda.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dia: Greesel Gracie (Greecie)
RomanceDia... Seperti apa yang selalu ku nantikan. Aku inginkan. Tentang dua orang remaja yang memiliki sifat bertolak belakang, tetapi sama-sama memiliki rahasia yang berusaha mereka sembunyikan. !!!WARNING!!! GXG STORY 100% FIKSI JANGAN BAWA KE REAL LIFE...