Gracie POV
Kenapa sih Bu Gracia harus milih aku buat bantu anak itu? Setelah melalui setengah semester bareng sama dia di kelas 11 ini, aku tau betul kalo aku bener-bener harus menghindar dan ga berteman sama anak modelan kaya Greesel itu. Karena dia cuma akan kasih pengaruh buruk di kehidupan ku yang juga udah buruk ini.
Saat tengah sibuk bergulat dengan pikiran ku, aku merasakan pergelangan tangan ku yang digenggam seseorang.
"Tunggu."
Astaga apa lagi yang orang ini mau. Ku balikkan badan ku untuk menatapnya.
"Apa?" Ketus ku balas bertanya.
"Untuk belajar bareng sama lo itu? Mau kapan?" tanyanya masih sambil menggenggam tangan ku.
Aku pun melirik malas ke tangannya itu, bermaksud memberikan kode untuk melepaskan tangan ku. Untung saja dia peka.
"Gua cuma bisa hari Sabtu sama Minggu." Balas ku seadanya
"Ah, oke kalo gitu gua ngikut aja." Balasnya juga yang terdengar setengah hati.
"Oh iya gua boleh minta nomor lo? Biar nanti enak ngomonginnya."
Astaga apalagi sih, bener-bener orang yang banyak omong dan merepotkan saja
"Cari aja sendiri, di grup kelas kan ada." Karena sudah terlalu malas menanggapi aku pun lebih memilih untuk meninggalkan dia dan kembali ke kelas.
_________________________________________Suasana kelas sedikit lebih lega karena memang sedang jam istirahat jadi tidak banyak yang berada di dalam kelas. Aku pun memanfaatkan kesempatan ini untuk membaca materi di buku untuk pelajaran selanjutnya.
Kelas pun kembali menjadi ramai karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi, aku pun memutuskan untuk menyudahi sesi membaca materi ku. Saat menatap ke arah pintu aku pun melihat dia kembali, Greesel. Dia masih berjalan santai ke kursinya sambil meminum teh kemasan kotak dan menenteng bungkus plastik yang dipenuhi bumbu kacang. Aku mengalihkan pandanganku lagi ke arah luar kelas, mengantisipasi jika ada guru yang akan datang. Tak lama guru yang akan mengajar pun datang. Aku membalikkan badan untuk mengambil peralatan yang ada di tas, tak sengaja aku melihat Greesel yang masih mengunyah makan di bangku barisan belakang, aku hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuannya itu.
Setelah berkutat dengan segala macam mata pelajaran pada hari ini, bel penanda pulang pun berbunyi. Aku menghela napas panjang, aku benci pulang ke rumah. Tidak aku tidak akan pernah menyebut tempat itu rumah, tempat itu adalah penjara bagi ku. Tapi aku tidak punya pilihan lain, akhirnya aku pun berjalan ke arah halte untuk menaiki bus.
Setelah menunggu sekitar 15 menit bus yang akan melewati halte dekat rumah ku pun tiba, aku pun segera masuk dan memilih untuk duduk di bagian belakang dekat dengan jendela.
Saat sedang lampu merah aku memutuskan untuk melihat pemandangan di luar jendela, tetapi ada suatu hal yang menarik perhatian ku. Greesel, ada dia di seberang sana di depan sebuah gerai toko. Dia sedang berjongkok, sedang apa orang itu? Pertanyaan ku itu terjawab saat dia berdiri, aku melihat seekor kucing kecil yang sedang lahap menyantap makanannya. Greesel memberi makan kucing? Aneh sekali sih kelakuan orang satu itu, ada saja tingkahnya. Perlahan bus yang ku tumpangi kembali berjalan. Tapi Greesel seolah memiliki sihir yang membuat ku tidak bisa melepaskan pandangan ku dari nya. Bus yang semakin berjalan menjauh pun membuat Greesel semakin menghilangkan dari pandang ku.
Aku sudah turun dari bus yang ku tumpangi, dari halte ini aku hanya perlu berjalan kaki sekitar 10 menit untuk sampai ke rumah.
Sesampainya di rumah aku langsung mengganti pakai dan berjalan menuju dapur untuk memasak makan siang, setelahnya mencuci baju, menjemur, dan membersihkan rumah. Setelah semua urusan telah selesai aku pun baru bisa makan dengan tenang, karena jika tidak maka akan ada monster yang akan mengamuk dan memukul ku tanpa ampun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dia: Greesel Gracie (Greecie)
RomansaDia... Seperti apa yang selalu ku nantikan. Aku inginkan. Tentang dua orang remaja yang memiliki sifat bertolak belakang, tetapi sama-sama memiliki rahasia yang berusaha mereka sembunyikan. !!!WARNING!!! GXG STORY 100% FIKSI JANGAN BAWA KE REAL LIFE...