Chapter 2

1.6K 104 6
                                    

HAPPY READING

"Selamat pagi, Bu bos" sapa karyawan yang ada di sana.

"Pagi, semangat kerjanya ya"

Setelah menyapa karyawannya Zee pun masuk kedalam ruangannya.

Tok tok tok

"Masuk"

"Maaf ganggu bu bos, ini berkasnya"

"Letakkan saja di atas meja sana"

"Sebentar lagi meeting nya dimulai"

Setelah selesai meeting Zee pun kembali berduduk santai di ruangannya.

"____"

"Iya halo dek"

"____"

"Oke Kaka otw nih"

"____"

"Iya, adek"

"____"

"Bye, sayangnya kakak"

Setelah itu ia langsung menjemput adek nya itu.

Saat di perjalanan tiba-tiba macet.

"Mak ooy mati lah aku kalo sampe telat, gimana kalo tuh bocah ngambek" ia memijit pelipisnya.

Setelah 20 menit menunggu kemacetan itupun akhirnya berakhir.

"Ish kak Zee, kenapa lama?"

"Maaf, ya? Tadi macet dijalan"

"Jangan marah dong, kakak kan udah minta maaf tadi" ucap zee

"Hm"

"Gini amat punya adek, untung sayang" batin Zee

"Handphone kak Zee tuh bunyi" ucap Indira

"Iya kah?"

"Hm"

"Kakak kira handphone kamu tadi yang bunyi"

"Idih"

"____"

"Iya toy, otw nih"

*****

"Zoy, Indira kenapa?"

"Dia marah gara-gara aku telat jemput"

"Hahaha, emang enak zoy"

"Diem deh toy"


"Iya-iya"

"Kamu masih marah sama kakak? Masih ngambek?"

"Enggak"

"Kenapa mukanya masih bete gitu?"

"Jangan lagi ngambek ya"

Badai Pasti Berlalu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang