•Tri-hearts•
Kegiatan Heeseung di setiap harinya biasanya tidak akan jauh dari kerja, makan siang bersama Sunghoon, kembali bekerja, pulang, dan mengantar Sunghoon sampai ke rumahnya.
Namun, sepertinya rutinitas itu akan sedikit berbeda di pagi hari ini.
"Jaeyun?"
Si empunya nama menoleh.
Ya..Jaeyun.
Pria bule itu kini sedang menatap ke arahnya. Dengan berdiri di depan wastafel toilet pria di kantornya.
"Hyung.." katanya.
Suaranya lembut seperti biasa. Senyumnya pun masih sama seperti yang sepuluh tahun terakhir Heeseung lihat.
"Kau..." Heeseung mengambil langkah mendekat, "Sedang apa kau disini?" Lanjutnya.
Kedua alis Jake sontak naik mendengar pertanyaan itu.
Merasa bahwa pertanyaannya sedikit kurang tepat, Heeseung kembali bicara, "maksudku, aku tidak menyangka bisa melihat mu disini."
"A-ah..iya hyung, aku di ajak kemari oleh Ayah."
Heeseung mengangguk dengan mulut yang membulat. Selanjutnya mereka berdua terdiam. Entah kenapa suasananya sedikit canggung.
"Kalau begitu aku permisi hyung. Ayah pasti sedang mencariku." Ucap Jake dengan senyum di wajahnya, tanpa menunggu balasan dari Heeseung ia pun pergi ke luar toilet dan percayalah..tepat setelah itu Jake tak dapat menahan degup jantungnya yang tiba-tiba menggila.
"Astaga..hal sekecil ini saja dia bisa membuatku seperti ini.." gumam Jake menepuk dadanya yang bergemuruh.
"Tidak, Jake...kau tidak boleh seperti ini." Jake berusaha menepis perasaannya ketika sekelebat momen Heeseung tengah memeluk pria lain kembali menghampiri pikirannya.
Jake menghentikan langkahnya. Ia menarik nafas panjang, menetralkan detak jantungnya kemudian kembali berjalan ke ruangan dimana sang Ayah berada.
•••
Sedari tadi yang Jake lakukan di ruangan Presdir Lee hanya duduk manis sambil membuka setiap majalah yang tersedia. Dia sama sekali tidak berminat untuk ikut serta dalam obrolan berat dari kedua pria paruh baya di sana.
Lagipula bisnis di bidang seperti ini bukanlah ranah Jake. Jadi sudah pasti ia tidak akan mengerti.
"Oh ya, Jaeyun."
Jake mendongak ketika Ayah Ethan alias presdir Lee memanggil.
"Ya, paman?"
"Nanti siang makan lah di luar bersama Heeseung."
Ah... bagaimana ini?
Sejujurnya ini adalah kesempatan bagus baginya untuk bisa menghabiskan waktu bersama dengan Ethan, tapi...Mengingat aura canggung yang sering kali ia rasakan ketika bertemu Ethan membuatnya berpikir ulang.
"Um.."
"Aish kenapa harus banyak berpikir, nak? Biar paman yang bicara pada Heeseung untuk mengajak mu keluar."
Dalam hati Jake meringis. Belum sempat ia menolak tawaran itu, Paman Lee sudah lebih dulu menghubungi Heeseung. Sekarang ia hanya bisa pasrah.
Dan disinilah mereka sekarang. Berjalan beriringan menuju keluar gedung perusahaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tri-hearts
Fiksi PenggemarHeeseung telah menjanjikan suatu kebahagiaan pada kekasih yang sangat dicintainya. Namun, dia lupa bahwa jauh sebelum itu dia pun telah melakukan hal yang sama pada seseorang yang tinggal jauh darinya. Lalu bagaimana jadinya bila seseorang itu datan...