asa

191 19 12
                                    

Tw// bullying, broken home, harshwords, violence, domestic abuse, etc.
_

"Gimana nggak capek? Kakak habis pingsan, pulang sekolah malah kerja!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gimana nggak capek? Kakak habis pingsan, pulang sekolah malah kerja!"

Oh gimana Renjana bisa akrab dengan Candra?

Itu karena suatu kebetulan, Renjana sedang mencari kerja untuk mendapatkan biaya agar bisa ujian. Akhirnya dia dapat pekerjaan, menjaga toko di kiosnya Abah Aheng, Abahnya Candra.

Murid beasiswa memang spesial, tapi tetap saja harus membayar karena beasiswanya hanya akan membayar uang gedung dan bulanan saja. Jangan harap orang tuanya mau memberikan uang itu. Karena dapet makan aja sudah syukur alhamdulilah.

"Capek dikit nggak ngaruh, yang penting dapet cuan, kakak nggak masalah kalo harus capek-capek an!" Ujar Renjana sambil menata barang-barang yang baru saja datang.

Candra yang menyadari cuma duduk saja segera berdiri dan membantu Renjana yang nampak keberatan dengan satu kardus terakhir yang sepertinya berisi minyak.

"Aku kalo jadi kakak nggak bakalan kuat!"

Renjana tertawa jumawa. Kembali duduk dan melihat mata cerah milik Candra.

"Jangan. Jangan kayak kakak. Kamu cuma boleh jadi Candra. Anak cerewetnya mama Kun sama Abah Aheng." Candra tersenyum tengil dan tiba-tiba berlari ke arah Renjana dan memeluknya erat.

"Kakak kalo nggak punya tempat pulang, kesini ya? Candra, Abah sama mama tempatnya gak pindah."

Renjana tau, bahwa tuhan gak akan menguji kemampuan seseorang melebihi batasnya. Dan tuhan mempertemukan keluarga Candra dengannya. Bagi Renjana, itu adalah anugerah Tuhan yang berikan kepadanya setelah sebulan penuh mencari kerja.

"Kakak nggak akan lupa. Makasih, Ndra. Kakak nggak tau kalo nggak ketemu kamu saat itu."

Renjana menutup warung, mengambil tas nya dan memberikan kunci kios pada Candra.

"Abah nanya tadi sebelum aku kesini. Kakak mau ke rumah? Mama nanya mulu katanya."

"Nggak dulu, Ndra. Kakak masih ada keperluan. Kebetulan juga ada PR. Bukunya di rumah. Titip salam aja, ya? Kapan-kapan kakak mampir kok. Kakak pulang ya?"

Candra mengangguk kecil. "Bareng aku aja!"

Renjana menggeleng. "Kita beda arah kalo kamu lupa."

Candra berdecak, menepuk jok belakang motor vespa keluaran terbaru nya. "Kan beda arahnya di depan sana. Sekalian aku anterin sampe ke halte."

Dan tidak mungkin bagi Renjana untuk menolak ajakan itu. Lagipula hari sudah mau petang.

"Meluncur!"

🍁

Belum juga meletakkan tas nya, Renjana harus dihadapkan dengan kakak beradik yang siap dengan buku-buku dan setumpuk bajunya.

"Lo kerjain ini, besok harus selesai sebelum gue berangkat sekolah!" Hesaya Garananda. Sang adik langsung menghempaskan buku-buku PR nya.

RENJANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang