abisatya

303 29 9
                                    

Tw// harshwords, pregnancy, relationship, etc.
_

Candra sedang kalut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Candra sedang kalut. Dua bulanan ini, tidurnya selalu dihantui oleh kakak kesayangannya itu, yang sekarang entah dimana.

Bahkan Abahnya yang Intel sekalipun, tidak bisa menemukan satu orang kecil, seolah orang itu telah ditelan bumi.

"Udah, ya? Nangis nggak ada gunanya, cepat atau lambat pasti Renjana ketemu kok, makan yuk." Mama setiap hari harus seperti ini, membujuk Candra untuk makan, sekolah, sampai mandi.

"Udah lah, Ndra, jangan dibawa sedih terus, Abah masih cari cari Renja kok. Makan sana!" Ujar Abah dengan nada membentak. Agar Candra menuruti perintahnya.

Tapi yang namanya Candra, jangankan dibentak. Cuma di liatin Abah pake tatapan tajam aja, dirinya merasa seolah-olah satu-satunya orang yang paling tersakiti.

"Abah jangan bentak! Abah udah gak sayang sama Candra!"

Pintu kamar mandi di tutup dengan keras. Mama sampai berkedip berkali-kali. Dan melihat pada Abah yang seolah paham dengan gelagat anaknya. "Terserah!"

"Kamu mending kerja yang bener deh, cepet cari tau keberadaannya Renjana. Kalau sampai Renjana kenapa-napa sebelum kamu nemuin dia, awas kamu!" Ancam mama pada Abah.

Abah Aheng yang masih berdiri diam mencerna semuanya, menghela nafasnya, kemudian menyusul mama Kun, "aku juga kerahin sekuat tenaga yang aku bisa. Gak akan lagi aku biarin kehilangan satu orang lagi."

"Kehilangan anak itu sakit, ma. Sakitnya sampai malu sama tuhan, aku jadi ayah yang gak berguna didunia. Sakit banget, ma."

🍁

Kangen.

Beberapa bulan ini, pekerjaan Hesaya saat larut malam adalah menyambangi kamar Renjana yang kosong dan duduk di kursi belajar milik kakaknya. Memandangi foto masa kecil mereka, satu-satunya foto keluarga yang Renjana punya, lengkap dengan dirinya. Foto lama yang sudah usang, tetapi dirawat begitu baik, hingga sekarang Hesaya bisa mengelus foto kecil kakaknya.

Hesaya bisa serindu ini dengan Renjana. Kalut dalam fikirannya. Bagaimana dia diluar sana? Sudah makan? Tidurnya nyenyak? Dia kedinginan nggak?

Hesaya takut kehilangan. Takut sekali saat fikirannya kembali pada waktu dirinya kehilangan sang kembaran.

Menyesal? Tentu saja. Bahkan mungkin satu rumah saat ini tengah menyesali apa yang mereka buat sampai Renjana memilih berhenti menjadi bagian dari keluarga Garananda. Apalagi Renjana membawa nyawa didalam peluknya.

Yang sempat ayahnya sumpahi, 'mati saja bayimu, agar ikut pergi sama adikmu.' kata sang ayah sebelum larut dalam penyesalannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RENJANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang