lakuna

200 21 8
                                    

Tw// sexual abuse, harshwords, suicidal thoughts, rape, suicide, suicide (attempted), etc.
_

Renjana melihat matahari terbit dari kamar penginapan yang semalaman dia tempati dari jendela yang mengarah ke timur. Duduk berbalut selimut.

Sekali dua kali terisak, dadanya sesak.

Sakit sekali, meremat selimut yang membungkus tubuhnya dan mengeratkannya kembali ke tubuh telanjangnya.

"Jeno, dari sekian banyak alasan buat gue benci sama lo, kenapa lo harus pake cara ini, Jen?" Entah berbicara dengan siapa, tapi Jeno nyatanya sudah keluar sebelum dia bangun, dan diatas tubuhnya bertabur banyak uang yang memang sengaja ditinggalkan oleh Jeno. Persis seperti pelacur rendahan.

"Sakit banget, Jen. Lo hancurin harta gue yang paling berharga. Lo tega, Jen!"

Tidak ada niatan beranjak dari sana dan pulang. Renjana lebih baik di usir pihak penginapan karena reservasinya hanya sampai jam 7 pagi.

Memang, rumah mana yang menerima orang kotor? Tidak ada, tidak ada yang mau.

"Selamat, Jen. Inikan yang lo pengen? Gue trauma, gue gak kuat liat wajah lo lagi. Dan mungkin selamanya."

Melawan rasa sakitnya, Renjana pergi mandi dan mengguyur tubuhnya sembari menggosok tubuhnya kasar berharap rasa sentuhan Jeno yang masih terasa itu segera hilang.

Merasa perbuatannya itu sia-sia, Renjana mungkin tidak hanya membenci Jeno. Tapi pada seluruh orang di dunia.

"Gue benci lo, Jen. Bajingan!"

🍁

Sebulan kemudian...

Berita itu ramai. Terdengar hingga ke telinga warung sebelah sekolah.

Siswa siswi berbondong-bondong menuju platform sekolah. Telah ramai yang mengelilingi poster yang tertempel di dinding pengumuman sekolah, menampilkan hal tidak patut.

Dan berita itu baru saja sampai di telinga Hesaya. "Kenapa lagi dia?"

Mahendra yang melihat pacarnya bingung itu lantas memeluknya dan memberikan ciuman diseluruh wajahnya. Padahal masih di area sekolah.

"Apa lagi yang kamu pengin? Udah kan? Terwujud. Renjana Sandyakala di DO dari sekolah karena kasus video tidak senonoh?"

Hesaya memang senang kakak pembunuhnya itu keluar dari sekolah, tapi dengan kasus video tidak senonoh, itu memang benar adanya atau tidak?

Di foto, memang nampak tubuh telanjang milik kakaknya dan terlihat sedang melakukan hubungan intim. Tapi sang lawan tidak memperlihatkan dirinya.

"Tapi bukan kasus seperti ini, kak Mahen. Maksud ku-"

Mahendra menutup bibir Hesaya dengan ciuman. "Sttt~ sayang, serahin semua sama kakak kesayangan kamu ini, semuanya bakalan baik-baik aja."

"Lepasin poster itu, kak!" Hesaya tidak rela jika harus seperti ini jalannya. Ini terlalu rendahan.

Hesaya benci kala hatinya masih memiliki rasa khawatir dengan sang kakak. Dirinya benci kala memiliki rasa tidak terima saat kakaknya menjadi korban pemerkosaan.

Dan, darimana bisa Mahendra tau? Darimana Mahendra mendapatkan foto itu? Bukankah terlalu mencurigakan?

Mahendra mendesis. "Gak perlu kakak lepas, poster itu bakalan lepas, kok. Siapa lagi yang lepas kalau bukan si bocah tengik itu!"

RENJANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang