one | serena

76 21 20
                                    

"Ser, lo kayak mayat hidup."

Serena memandang tajam ke arah Nadine, sahabat -sehidup sematinya- dari sejak mereka berumur 3 tahun itu. Pernyataan konyol macam apa itu?

"Get a boyfriend sis. Hidup lo kayak kosong banget asli." Lagi. Kalimat-kalimat aneh yang dilontarkan Nadine membuat cewek yang akrab di panggil Sere itu membuat ia memutar bola matanya, ia lelah dengan omongan Nadine.

Serena meletakkan manga nya di meja. "Gue ada pacar sih,"

"Kalo lo jawab Toji, gue bakar semua komik lo itu." ancam Nadine yang mana gadis itu tahu betul kalau sahabatnya ini sangat menyukai Toji Fushiguro, salah satu karakter dalam manga favoritnya.

"Umm, sekarang lagi suka Nanami sih."

"Oh God! Stop being delusional!" ucap Nadine sedikit muak.

Yes. It's always Serena with her fictional boyfriend.

Ini bukan sekali dua kali Nadine mencoba membuat Serena agar membuka hatinya untuk para lelaki yang tentu saja nyata, namun sudah berulang kali. Entah mengapa Nadine selalu menganggap bahwa Sere terlalu sibuk dengan dunianya sendiri. Di umur mereka yang menginjak 22 tahun, kehidupan dua sekawan ini memang sangat bertolak belakang.

Nadine itu seperti perempuan normal diluar sana yang bersenang-senang, menikmati hidupnya dengan dunia luar yang ramai, jatuh cinta, dan bermimpi untuk mewujudkan keluarga kecil bersama sang kekasih hati. Sementara Serena dengan dunianya yang tenang, ia bahkan bisa berhari-hari berada dalam kamar bersama anime dan manga favoritnya. Serena merasa dunia luar terlalu berisik. Di perkuliahan pun Serena tergolong ke dalam kategori mahasiswa kuliah-pulang atau sering disingkat kupu-kupu.

Tapi bukankah kupu-kupu itu terlihat cantik dan tenang?

Serena juga tidak terlalu akrab dengan anak-anak dikelasnya, ia cenderung sedikit bicara kepada orang-orang yang dirasa tidak dekat. Beruntungnya, Serena selalu merasa ia tidak akan pernah kesulitan menjalani kehidupan kuliahnya karena ia justru berada di kelas yang sama dengan sang sahabat, Nadine.

"Lo mau ikut gue sama Richi nonton gak?"

"Boleh."

Nadine sedikit melongo mendengar tawarannya kali ini dibalas dengan sedikit antusias oleh Serena.

"Dibayarin kan?" lanjut Serena.

Oh iya, Nadine lupa kalau sahabatnya ini juga suka hal-hal gratisan, apalagi kalau diajak untuk mengekori dua sejoli itu. Namun bagi Nadine hal seperti itu tidak menjadi masalah, ia hanya ingin Serena keluar rumah dan menghirup udara luar meski harus menjadi nyamuk diantara dirinya dan Richi, pacarnya.

"Kalo gue ga bayarin, lo pasti ga mau kan?"

"Iya dong."

Nadine harus banyak sabar menghadapi sahabatnya ini. Omong-omong, Nadine memiliki misi untuk membuat Serena mendapat pacar. Hei, kalian harus tahu kalau banyak pria di kampus yang berusaha mendekati gadis lempeng itu. Berkat wajah cantik dan kesan misterius yang menjadi daya tarik dari gadis itu membuat beberapa pria dari segala fakultas seringkali melayangkan confess, tapi Serena itu bak gadis tak berhati yang mengabaikan pernyataan-pernyataan cinta dari mereka. Agak jahat memang, tapi perasaan seseorang memang tidak bisa dipaksakan bukan?

Satu yang paling di ingat Nadine adalah Adola, cowok populer se-fakultas teknik itu telah confess sebanyak tiga kali, namun hasilnya nihil. Serena menolak mentah-mentah sehingga menimbulkan sedikit gosip buruk tentang Serena.

Nadine melirik Serena yang tengah sibuk membaca itu dengan seringaian licik.

"Misi gue harus berhasil."

serena's love quest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang