[#] lampu hijau

23 4 0
                                    

fyi: Ambu=Ibu dalam bahasa Sunda

Selamat membaca!

_________________________________________
Herdian, dan Sagara kini duduk di kedua sisi Sonya, meja makan yang berbentuk segi panjang itu diisi dengan posisi Ayah Sonya yang duduk berhadapan dengan Sonya, Ambunya yang duduk di samping Herdian dan Adik perempuan Sonya, Eva yang duduk di samping Sagara. Eva mencuri-curi pandang ke arah Sagara karena merasa asing dengan kehadiran cowok itu yang tiba-tiba makan malam bersama keluarganya.

Kalo Herdian sih Eva sudah akrab, karena kakaknya sering mengajak cowok konyol itu makan malam bersama di rumahnya. Berbeda dengan Sagara yang baru pertama kali ia temu malam ini, wajahnya memang tampan dan sangat tinggi meski dia terlihat lebih muda dari kak Herdian, pikir Eva sambil memindai penampilan Sagara.

"Sagara, kamu teman seangkatannya Sonya?"kali ini Ayahnya Sonya membuka obrolan, sepertinya ia pun penasaran dengan kehadiran orang baru yang Sonya ajak makan malam di rumahnya tersebut.

"Betul, Om. Kami satu angkatan, tapi saya sama Sonya nggak satu jurusan."

"Oh ya?kok bisa kenal sama anak saya, apa Sonya se tenar itu ya di kampusnya?"Ambunya Sonya ikut tertarik dengan obrolan tersebut sehingga ikut menimbrung.

Sonya sendiri hanya bisa menghela nafas pelan, rasanya dia risih dengan pertanyaan-pertanyaan dari orang tuanya itu. Padahal yang ditanya Sagara, tapi dia yang gak nyaman.

Herdian sendiri hanya menyimak sambil menyantap makan malamnya dengan khidmat, sesekali ia melirik wajah Sonya, melihat reaksi dari Sonya tentang obrolan Sagara dengan orang tuanya itu.

Tanpa disadari, Herdian yang biasanya konyol kini lebih banyak diam, seolah dia segan menimbrung percakapan mereka.

Herdian tau, Sonya merasa risih dan tidak nyaman dengan situasi saat ini. Itu semua gara-gara permintaan mendadak dan memaksa dari Sagara yang ingin ikut makan malak bersama mereka, padahal Sonya tidak pernah mengajak teman-teman cowoknya selain Herdian yang sudah ia anggap kakak sendiri untuk makan malam bersama keluarganya di rumah.

"Waktu itu kejadiannya cukup lucu sih, tan. Saya gak bisa jelasin tanpa seizin Sonya, takutnya dia malah marah."Sonya tau, jelas tau situasi seperti apa yang dimaksud Sagara.

"dompet sialan."gerutunya dengan suara sepelan mungkim agar tidak ada yang mendengar gerutuannya.

"Ih kok bikin penasaran aja deh, gak usah takut sama Sonya. Dia mah marah juga malah lucu bukan nyeremin."pancing Ambunya Sonya yang kini semakin menyudutkan Sagara untuk bercerita.

Sedangkan Sonya udah melotot, mengancam Sagara untuk tidak buka suara dan membongkar aib nya lebih jauh.

"Enggak kok tan, cuman kebetulan aja. Dia jadi MC di acara festival jurusan saya dan kita kenalan karena saya suka dengerin dia siaran di radio kampus."

"wih, lucky fans gitu ya kak Sagara."sahut Eva antusias, dia sekarang menatap Sagara dan kakaknya bergantian sambil menelisik ekspresi mereka berdua.

Sagara yang nyengir sambil menggaruk tengkuknya, merasa salah tingkah. Sedangkan Sonya, menundukkan kepala, menatap makanan di atas piringnya.

"Tapi dilihat-lihat, you guys looks match for each other loh!"sambung Eva, membuat Ayah dan Ambunya terkekeh dengan celetukan nyeleneh dari anak perempuannya yang baru masuk SMP itu.

Sonya berdecih dan mendelik ke arah adiknya, "Bocil gak usah sok tau ya."

"Loh kenapa sewot, kalo baper bilang aja sister ...."

Wah benar-benar ya, punya adik perempuan yang cerewet itu sebuah ujian bagi kesabaran Sonya yang setipis tisu.

"Diem, lagi makan jangan ngajak ribut."tegurnya, sambil kembali makan dengan lebih cepat karena ingin segera keluar dari situasi canggung ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

All About You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang