Illustration of Raka.
---
Korban pembunuhan kembali ditemukan di area taman mini. Tak ada saksi dan semua cctv diretas. Diduga pembunuhan ini dilakukan oleh seorang psikopat dengan inisial 'J' yang sedang ramai melakukan aksinya akhir akhir ini. Tidak ada saksi mata dan jejak dari pelaku, kepolisian setempat sedang berusaha...
Hari itu diawali dengan sebuah berita tentang pembunuhan yang dilakukan seorang psikopat. Beritanya sedang ramai diperbincangkan akhir akhir ini, hingga banyak warga yang memilih untuk tidak beraktifitas dibawah jam 6 sore.
"Miris banget loh liat korbannya,"
"Iya, kasian banget korbannya, masa iya sampe nggak bisa dikenali lagi korbannya,"
"Serem banget ya, aku jadi takut keluar rumah sendiri,"
"Sama sih. Eh, tapi tau nggak, katanya si ini ...."
Perbincangan remaja remaja yang berlalu lalang itu terdengar oleh Raka yang sedang bekerja membersihkan sisa sisa sampah yang ada di sebuah minimarket. Setelah membersihkannya ia langsung kembali ke dalam. Hari itu berlalu sangat cepat dan sudah menunjukkan pukul 10 malam. Ini sudah terlalu larut untuk pulang dalam kondisi kota yang sedang tidak kondusif.
Raka memakai jaketnya dan mengambil kunci bersiap menutup minimarket tersebut. Saat sedang mematikan komputernya, ada seorang gadis bertudung putih yang masuk dan langsung berjalan ke arah rak rak. Raka berhenti dan tidak mematikan konputernya dulu menunggu gadis itu mencari kebutuhannya. Setelah beberapa saat gadis itu kekasir dan meletakkan beberapa bar coklat. Tak banyak berkata lagi, Raka segera menghitung belanjaannya.
"Totalnya sekian kak," ucap Raka sambil menatap gadis itu, tapi netranya terpaku melihat pemandangan menakjubkan di depannya. Gadis ini bukan sedang memakai tudung putih, melainkan ia memang berambut putih atau lebih tepatnya ia seorang albino. Iris terangnya benar benar terlihat cantik dan mempesona.
Melihat gadis itu yang merasa tidak nyaman ditatap terus menerus, Raka langsung meminta maaf dan segera mengambil uang yang sudah diletakkan gadis itu, "M-maaf, saya salah fokus."
Raka segera membungkus dan memberikan kembaliannya. "ini kembaliannya," ucapnya dengan senyuman ramah. Tapi gadis itu langsung mengambil kembaliannya begitu saja dan segera pergi. Raka yang melihatnya hanya diam menatap gadis albino itu. Gadis itu benar benar rupawan dan sangat cantik, putih merona dan terlihat sangat lugu. Tak mau ambil pusing ia segera mematikan komputernya dan menutup minimarket itu.
Setelah selesai menutupnya, Raka langsung berjalan pulang, tapi matanya langsung terpaku pada sebuah kartu yang tergeletak di jalan. Ia memungutnya dan melihat kartu itu yang ternyata itu adalah sebuah ktp dari gadis albino tadi, ternyata gadis itu bernama Love.
Raka menoleh kesana kemari melihat sekitarannya yang sangat sepi, ia merasa gadis itu belum terlalu jauh. Ia membaca alamat rumah gadis itu dan berjalan kearah alamat tersebut. Samar samar ia merasakan ada seseorang yang berlari didepan sana, ia langsung mengikutinya tak ingin ketinggalan langkah gadis itu.
Raka tidak begitu hafal jalan menuju alamat ini sebab arahnya berlawan dengan arah apartemennya, tapi ia tak putus asa. Ia tetap berjalan mengikuti instingnya dan masuk kesebuah gang kecil yang berhenti pada sebuah rumah yang cukup besar di balik padatnya pepohonan rindang.
Raka melihat gadis itu lari dan masuk tergesa gesa kedalam rumah itu. Merasa pemiliknya sudah pasti ada disana, ia berjalan sedikit lebih pelan, tapi tak lama ia merasakan sesuatu yang dingin menusuknya dari belakang. Ujung runcing dari benda itu mencuat keluar merobek kemeja putihnya. Ada noda yang mulai bebecak merah di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My sweet Target
Romancemenjadi korban salah target dari seorang psikopat berdarah dingin bukanlah hal yang menyenangkan, terlebih ketika Raka yang menjadi korban itu dibiarkan hidup tapi dengan bayang bayang pisau yang siap menggorok lehernya kapanpun jika ia mengungkapka...