3. I'm not done yet 🔺

2.5K 169 21
                                    

"ini kembaliannya ya bu."

"iya, terimakasih nak."

seminggu sejak kejadian itu, Raka bisa kembali bekerja di Allfamart lagi, ia menghela nafas panjang saat dadanya masih bisa bernafas dan jantungnya masih berdetak, ia bersyukur bisa hidup sampai hari ini.

setelah sibuk melayani pelanggan, ia kembali mendata dan menata barang baru, merapikan beberapa barang di rak-rak lalu kembali duduk di kasir, ia menundukkan kepalanya ke meja karena suasana sepi, netranya menatap keluar menembus dinding kaca Allfamart.

suasana sepi dan dinginnya ac membuatnya hampir saja tertidur, ia mengusap matanya sejenak dan kembali meletakkan kepalanya sambil membuka handphone nya mencari kegiatan, tapi saat bosan menonton video hiburan ia justru lebih mengantuk dari sebelumnya.

"tidur ?" tanya sebuah suara.

sontak Raka bangun dan menatap keasal suara itu, sudah ada Jay didepan kasir, pria itu berdiri sambil membawa rokok dan beberapa botol minuman lalu meletakkannya dimeja, buru-buru Raka menjumlahkan belanjaan pria itu.

"t-totalnya sekian." ucap Raka pelan.

tak lama Jay menyerahkan kartunya, setelah melakukan payment Raka segera mengembalikan kartu itu, dan menyerahkan belanjaan yang sudah ia kantongi dengan plastik.

"sudah sembuh ?" tanya Jay dingin sambil membuka bungkus rokok dan membakarnya didepan kasir.

"s-sudah, cuman bekasnya aja." balas Raka pelan, ia kembali menyentuh dadanya membayangkan bekas luka yang menghiasi tubuhnya, sekarang ia selalu memakai pakaian panjang demi menutupi bekas luka itu.

hening, ruang Allfamart itu terasa lebih dingin dan mencekam karena kehadiran psikopat itu, Raka terdiam menelan salivanya dengan susah payah, ia masih merasa takut dengan sosok itu.

"thanks." ucap Jay lalu beralih pergi begitu saja membawa kantong plastik ditangannya.

Raka hanya diam menatap punggung pria itu yang berbalut pakaian resmi kepolisian, ia sangat tak menyangka sosok buronan yang dicari oleh polisi ternyata adalah polisi itu sendiri, ia hanya bisa menelan salivanya kasar ketika hampir tak bisa selamat karena ia hampir melaporkan Jay pada kepolisian tempat pria itu bekerja.

flashback...

"fak !" desis sebuah suara.

Raka terdiam saat ia mendengar suara itu, ia menutup mulut sekencang mungkin dibalik pagar tembok tinggi di sebuah komplek perumahan, ia bersembunyi setelah berhasil kabur dari rumah psikopat itu.

helaan nafas terdengar, dadanya masih tersengal karena terus berlari, ia berusaha menenangkan dirinya sejenak, bayang bayang seramnya pria itu tiba tiba terlintas, ia gemetar membayangkan itu semua, ia ketakutan.

bahkan saat teringat bagaimana psikopat itu memperkosanya, ia merasa mual dan langsung muntah ketika mengingat itu, ia tidak bisa bertemu hal hal berdarah dan menjijikan seperti itu, tidak bisa.

setelah beberapa, ia kembali bangun dan berlari pelan kearah sebaliknya mencari sebuah telepon umum dipinggir jalan, setelah mencari cukup lama akhirnya ia menemukan telepon itu didekat perempatan jalan, ia langsung menghubungi nomor darurat untuk meminta bantuan.

"pak tolong, s-saya ada di perempatan jalan komplek, tolong saya pak." ucap Raka dengan suara parau, ia baru sadar suaranya seakan habis dan sangat serak.

balasan dari telepon itu terdengar, nomor darurat itu segera mengirimkan bantuan dan polisi ketempat tujuan, ia ditanya apa yang terjadi dan apa yang membuatnya merasa dalam bahaya.

My sweet TargetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang