2| First Impression

3.8K 446 65
                                    

"Permisi, saya mau mengajukan komplain. Bisa tolong panggilan pemilik toko ini?"

Siang bolong toko Jeanne sudah ramai. Bukan ramai pelanggan, tapi karena keributan yang diciptakan oleh seorang customer VIP Jean's. Dia aktor yang sedang naik daun, tengah membintangi sebuah drama yang ratingnya langsung melejit pada episode perdananya.

Jeanne sendiri merupakan penggemar berat pria itu. Andai saja Jeanne memiliki kesempatan pasti sudah ia taklukan. Tapi masalahnya kehidupan percintaan Jeanne tidak dapat berjalan mulus, mengingat seberapa protektif Ayahnya.

Tok tok

"Masuk!"

Seorang pelayan toko masuk dengan wajah takut-takut, tak berani menatap wajah Jeanne yang sedang fokus mendesain baju.

"Kenapa? Ada masalah?" tanya Jeanne tanpa berniat mengalihkan pandangannya.

"Maaf nona mengganggu waktunya. Tapi di luar ada ribut-ribut. Seorang customer komplain mengenai pakaiannya." ucap pelayan toko.

"Komplain? Lancang sekali dia mengkomplain anakku!"

Jeanne merasa harga dirinya tercoreng. Selama toko ini di buka tidak pernah sekalipun ada yang melakukan komplain ataupun penukaran barang. Karena Jeanne merupakan orang yang sangat perfeksionis, dia tidak akan membiarkan hasil pakaian yang ia ciptakan cacat sedikitpun.

Kalaupun ada kecacatan hanya ada dua opsi, pemilik pakaian itu yang lalai atau pemilik pakaian itu yang sangat lalai.

Jeanne beranjak dari meja kerjanya, merapikan sebentar pakaiannya lalu berjalan keluar ruangan dengan angkuh.

"Siapa yang komplain tentang pakaiannya?" tanya Jeanne sembari bersedekap dada. Mata kucingnya menatap tajam ke satu subjek yang memunggunginya.

Dari belakang tubuh pria itu tampak sangat ideal. Tidak kurus juga tidak gemuk, nampak gagah di bagian lengan atasnya. Rambutnya juga tertata rapih ke belakang meskipun cukup panjang.

"Saya yang komplain. Apa maksud anda membuat tanda hati di bagian kantung. Anda pikir saya remaja yang sedang mabuk asmara?" tanya sang customer dengan nada tajam.

Jeanne terdiam terpaku, ia tidak menyangka orang yang komplain adalah Teodore. Aktor yang selama ini ia idolakan.

Untuk masalah baju, jujur itu kesengajaan kecil yang Jeanne buat. Ia terlampau bahagia ketika mendapati pesanan satu setelan jas untuk Teodore. Tanpa sadar Jeanne melukiskan hatinya di kantung jas tersebut. Kecil, namun kalau diperhatikan sangat mencolok untuk jasnya. Jeanne sendiri tidak menyangka kalau Teodore akan menyadari detail kecil tersebut.

"Anda nona Jean?" tanya Teodore, kali ini nada bicaranya lebih bersahabat. Mungkin karena terpesona dengan kecantikan Jeanne? Xixixi, Jeanne tahu kalau dirinya cantik.

"Ya, saya Jean. Maaf untuk kesalahan yang saya buat. Kalau begitu saya akan buatkan satu setelan baru untuk anda." untuk pertama kalinya Jeanne mengucap maaf kepada customer, bahkan menawarkan penukaran.

Teodore tersenyum kotak, "Ah, saya rasa tidak perlu. Setelah melihat anda secara langsung saya mengerti makna hati di kantung ini. Apa anda berkenan memberikan hati anda pada saya selain pada kantung jas ini?"

YA TUHAN INGIN RASANYA JEANNE PINGSAN SEKARANG JUGA. AYAH TOLONG JEAN!!!

-

Rachel tampak gugup, mengigiti sendiri kuku tangannya. Ia merasa takut dan tidak siap kalau-kalau orang yang berjanji menemuinya di rooftop gedung fakultasnya berbuat hal buruk pada Rachel.

Keluarga HartonoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang