01. Dia-

234 60 96
                                    

Jangan lupa untuk vote dan komen ya:)

°
°
°
°
°
Happy Reading:)


"Woy!! Tala! Ayo balik." Teriak remaja cowok pada sahabatnya yang sedang berdiri di bibir pantai sambil menatap sang surya yang perlahan-lahan mulai kembali ke tempat peraduannya.

Setelah sampai di belakang cowok yang di panggil Tala tadi, ia pun menepuk pundak cowok itu sambil berkata "Mau sampai kapan lo berdiri di sini ha! bentar lagi mau gelap. Yok lah balik ... Gue dah di telfon mulu nih, sama mama lo."

"Lo pulang duluan aja, gue masih mau di sini," jawab cowok yang memiliki nama panjang Atalaric Damian, sambil tetap menatap lurus ke depan.

"Ga!! Lo harus tetep balik bareng gue. Bisa-bisa kena omel mama lo gue, kalo gue balik duluan," ujar remaja yang memiliki postur tubuh tinggi bak tiang.

"Udah lah, ayo pulang, sampai lumutan lo berdiri di sini dia ga bakal bisa balik lagi." Dewa langsung menarik tangan sahabat nya itu. Dewanta Bagaskara sepupu sekaligus sahabat dari Atalaric.

Akhirnya kedua remaja itu pun pergi meninggalkan bibir pantai dan bergegas untuk pulang. Setelah sampai di parkiran mereka segera masuk ke dalam mobil yang mereka gunakan untuk pergi ke pantai tadi.

"Lo masih belum bisa ngelupain dia Ta?" tanya Dewa pada Tala yang sedang fokus menyetir mobilnya. Karena tak kunjung mendapatkan jawaban dari Atalaric, akhirnya Dewa memilih untuk tidak bertanya apa - apa lagi.

*****

Sedangkan di belahan kota lainnya, di sebuah kedai bakery sederhana yang berbeda di dekat alun-alun, terdapat seorang gadis cantik yang sedang membantu ibunya membersihkan kedai yang hari ini tutup lebih cepat dari biasanya, karena stok kue dan juga rotinya sudah pada habis terjual.

"Ibu!! Apa di depan masih ada piring-piring yang masih kotor?" tanya gadis itu dengan sedikit berteriak takut ibunya tidak mendengar panggilannya.

Dikarenakan sang ibu berada di depan sedang menulis list pesanan kue dari pelanggan, sedangkan dia sedang mencuci nampan dan juga peralatan membuat kue, bekas di pakai tadi yang belum sempat di cuci karena sangking ramai nya toko hari ini.

Tapi walaupun sudah sedikit berteriak dia tak kunjung mendapat jawaban dari ibunya, akhirnya dia bergegas menyelesaikan cucian nya itu. Setelah semua sudah beres ia pun berjalan ke depan untuk menemui ibunya.

Pantas ga nyaut ternyata wanita yang dia panggil ibu itu saat ini sedang melamun sambil menatap sekeliling kedai bakery milik keluarga kecilnya itu.

"Ibu ... " Panggilnya sambil berjalan mendekati ibunya yang sedang duduk di bangku dekat meja yang biasa digunakan untuk mencatat pesanan.

"Ibu lagi mikirin apa sih, sampai-sampai Ayra panggilin ga nyaut-nyaut?" Gadis yang memiliki nama lengkap Ayra Binar Ayudisha atau kerap dipanggil Ayra itu bertanya sambil memeluk sang ibu.

Ayra sangat menyayangi wanita paruh baya yang sedang di peluknya ini, wanita terhebat dalam hidup nya, wanita yang paling berarti dalam hidup Ayra.

"Seandainya Ayah mu masih ada, dia pasti akan sangat bahagia ... karena Kedai Bakery yang keluarga kita rintis dari nol kini sudah sangat maju dan juga ramai pembelinya. Seperti yang diharapkan Ayah mu dulu," ucap sang ibu sambil membalas pelukan sang anak.

"Ayah pasti sudah melihatnya dari atas sana Ibu, dan sudah pasti Ayah sangat bahagia karena melihat usahanya sekarang semakin di kenal banyak orang."

" Tapi mungkin sekarang Ayah lagi bersedih," sambung Ayra. Mendengar perkataan anaknya sang ibu atau biasa di panggil Bu Ratna itu seketika menatap putri semata wayangnya itu.

Melihat tatapan kebingungan sang ibu, Ayra pun berkata "Ayah pasti ikutan sedih ... karena melihat wanita cantik yang sangat di cintainya sedang bersedih jadi, Ibu tidak boleh sedih lagi. Nanti bukan hanya Ayra yang sedih pasti Ayah pun ikut sedih di atas sana," ujarnya sambil mengeratkan pelukannya.

"Ayo, sekarang kita pulang," ajak Ayra pada sang ibu.

"Karena hari ini toko kita tutup lebih awal jadi, untuk merayakannya  bagaimana mana kalo kita makan malam di luar hari ini," usul Ayra sambil mengunci pintu toko kuenya.

"Ayra dengar-dengar ada restoran yang baru buka dekat persimpangan alun-alun bagaimana? Ibu setuju?" sambung Ayra meminta persetujuan ibunya.

Ratna yang melihat putri begitu antusias untuk makan malam di luar itu pun tidak punya pilihan lain selain menyetujui usulan sang anak.

"Ya sudah, hari ini kita akan makan malam di luar sesuai permintaan putri ibu ini," jawab sang ibu sambil mengusap kepala Ayra.

"Hehehe ... Baiklah ayo naik kalo gitu, kita meluncur ke sana sebelum restorannya tutup!" seru Ayra dengan semangat 45, dia sangat tidak sabar ingin segera mencicipi makanan yang ada di restoran baru itu.

Ayra mengendarai motor scoopy kesayangannya itu dengan kecepatan sedang, karena saat ini yang ia bonceng kan adalah sang ibunda tercinta. Jadi dia harus berhati-hati, beda lagi kalo yang ia bonceng adalah sahabatnya, dia akan melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 10 menit, akhirnya mereka sampai di restoran yang di maksud Ayra. Setelah memarkirkan motornya itu, Ayra beserta ibunya langsung masuk ke dalam restoran untuk makan malam.

***

Setelah selesai makan malam, mereka memutuskan untuk segera pulang ke rumah, karena tubuh mereka perlu di istirahatkan setelah seharian ini menjaga kedai. Dan juga besok hari Senin jadi Ayra harus tidur lebih awal agar tidak bangun kesiangan.

Sesampainya di rumah Ayra langsung bergegas menuju ke lantai atas untuk segera mandi, karena tubuh nya sudah sangat lengket.

Ratna pun hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat Ayra yang buru-buru menuju ke kamarnya. Kemudian Ratna berjalan menuju ke arah dapur untuk menata wadah tempat kuenya yang akan ia bawa besok.

Setelah semua selesai, Ratna memutuskan untuk segera mandi dan beristirahat, karena hari ini hari yang sangat melelahkan baginya dan juga Ayra.

***

KRINGGGG KRINGGGG!!!

Alarm yang ada di kamar Ayra berbunyi tepat pukul 06.00 pagi, karena semalam sebelum tidur Ayra sudah menyetel alarm nya.

Ayra pun bangun dan mematikan alarm nya. Setelah nyawanya terkumpul dia bergegas untuk mandi dan bersiap untuk berangkat ke sekolah, berhubung ini hari Senin, yang sudah pasti akan ada upacara bendera di sekolah nya.

Jadi dia harus datang lebih awal karena tidak mau di hukum karena tidak mengikuti upacara bendera.

Setelah semua siap Ayra keluar kamar untuk turun ke bawah, sesampainya di bawah ia pun menuju ruang makan. Ayra melihat kearah meja makan yang sudah tersedia menu sarapan pagi ini, tapi ia tidak melihat sang ibu. Saat akan mengecek ke arah dapur, tidak sengaja iya melihat note's yang tertempel di pintu lemari pendingin alias kulkas.

Ayra ... ibu harus pergi ke toko pagi ini, karena hari ini ada pesanan yang cukup banyak jadi ibu harus segera membuat nya.

Ibu sudah membuat kan Ayra sarapan dan juga susu coklat kesukaan Ayra, jangan lupa untuk di habiskan ya sarapan nya. Dan hati-hati kalau berangkat sekolah.

_Ibu sayang kamu :)

Setelah membaca note's dari ibunya, Ayra pun melangkahkan kakinya ke meja makan dan mulai menghabiskan sarapan nya.

Setelah selesai sarapan Ayra langsung mencuci piring serta gelas bekas nya sarapan tadi, setelah selesai mencuci piring ia pun langsung bergegas berangkat sekolah.

Setelah mengunci pintu dan meletakkan kunci di bawah pot bunga yang ada di teras rumah. Ayra langsung meluncur ke SMA Bina Saga tempat nya bersekolah dengan mengendarai motor miliknya.








Tbc^^

My Ayra [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang