05. Haechan

28 6 3
                                    

Waktu berlalu begitu cepat, tiba-tiba musim ujian sudah dekat. Sebagai seorang pelajar yang ingin mempertahankan rangking 5 besarnya dan tentu saja ingin naik kelas, Karina pun menambah waktu belajarnya. Yang biasanya di waktu senggang dia gunakan untuk tidur, sekarang di gunakannya untuk belajar.

Seperti saat ini, pukul 9 pagi Karina sudah duduk manis di ruang keluarga menunggu Haechan datang ke rumahnya. Di atas meja sudah tersedia setumpuk buku pelajaran matematika, tersedia juga dua botol minuman soda yang masih dingin.

"Anjir lah cuma beda empat rumah dari rumah dia ke sini lama amat" sungut Karina. Sudah sekitar 30 menit Karina menunggu kedatangan Haechan. Tetapi sang teman tidak juga menampakan diri.

Rinn
Ngapain dulu sih lo lama•
15 menit yang lalu

Pesan Karina pula tidak di balas oleh Haechan.

TENGG NONGG

Bel rumah Karina berbunyi. Karina berjalan menghampiri pintu dan membukanya. Di depan pintu seonggok manusia berdiri dengan cengiran dan tangan kanan di angkat membentuk huruf V.

"Lama banget rumah lo di bikini bottom?!" kesal Karina pada Haechan yang masih cengengesan.
"Masuk" lanjutnya.

"Ya maap, gue mandi dulu lah yakali dateng kesini kumel" jawab Haechan sambil melepas sendalnya.

"Lama amat mandi doang"

"Biarin lah janji gue jadi wangi"

Sampai di ruang keluarga, Haechan langsung duduk di lantai lalu menyimpan buku matematika yang sedari tadi ia tenteng di atas meja, diikuti Karina yang mengambil tempat di sebelah kiri Haechan.

Tema mereka kali ini adalah : Mengajari Karina Semua Materi Pelajaran Matematika dari Semester 1.

"Ini lo serius mau di ajarin lagi dari semester 1? Ngapain aja lo selama ini pas Wendy Ssaem ngajar?" tanya Haechan terheran-heran. "Gue jadi meragukan rangking 5 lo nih".

"Bukan gitu, gue cuma mau ngulang materinya aja. Minta bareng sama lo biar kalo gue ada salah langsung lo benerin" sanggah Karina sambil membuka buku paketnya.

"Halah lupa mah ngaku aja susah amat" ucap Haechan merotasikan kedua bola matanya.

"Hehe.. tau aja lo" Karina terkekeh tidak bisa menyalahkan kata-kata lelaki itu.

"Mau ngulang dari yang mana?" tanya Haechan.

"Dari sini" tunjuk Karina pada satu materi di halaman awal.

"Bener-bener deh lo.." Haechan menggelengkan kepalanya. Ia ambil pensil lalu mulai menerangkan rumus materi tersebut pada Karina.

"Jadi yang ini tuh....."

[~•♡•~]

"Gila.. ngebul kayanya otak gue" Karina memijit kepalanya pelan.

5 materi sudah Haechan jabarkan rumusnya, bahkan Haechan memberikan rumus mudahnya karena Karina susah mengerti beberapa cara.
Selama belajar, Karina fokus pada kertas yang di lukis berbagai rumus matematika dan ucapan Haechan yang menerangkan bagaimana cara menggunakan rumus tersebut.
Tapi namanya Karina. Se fokus atau berusaha se paham apapun bila itu matematika, dia akan mudah menyerah.
Sebenarnya Karina pintar dalam berbagai pelajaran, matematika termasuk tetapi ia sering melupakan rumusnya.

"Break dulu Chan, kepala gue rasanya mau pecah" ucap Karina menyenderkan punggungnya di sofa belakangnya.

Haechan mengangguk. "Gue ambil satu ya sodanya" pintanya mengambil botol soda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

00 : Masa SMA | Jeno KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang