*****
HAPPY READING
DON'T FORGET TO VOTE
!!!Raka merebahkan tubuh lelahnya di atas sofa sederhana ruang keluarga rumah itu, rumah yang sudah di tempati nya bersama reja sejak setahun lalu.
awalnya Raka tidak ingin tinggal disini, namun ibu Sofiah memaksa nya. beliau bilang jika Raka harus menemani reja di rumah ini, lagi pula jika di hitung jarak dari rumah ini ke sekolah nya sekarang lebih dekat daripada ke panti asuhan.
hanya saja Raka tidak suka disini sepi, hanya ada Raka dan reja. jika di panti Raka bisa bermain bersama anak-anak lain atau sekedar membantu suster relawan panti.
disini sunyi, Raka benci itu!
"lepas dulu sepatu nya Raka, sekalian ganti baju dulu sana"
mata yang awalnya sudah terpejam kini kembali terbuka, Raka menatap tajam reja yang berdiri didepan nya.
dengan acuh Raka malah membalikan badannya membelakangi reja, apa Raka bilang soal reja yang selalu mengganggu kesenangan nya.
"ka, yeuh malah ngebelakangin nih anak. woy bangun!!" tidak mendapat repon, reja langsung menggoyangkan tubuh mungil yang meringkuk itu.
"iii... eja diem ah"
reja masih terus menggoyang tubuh Raka, hal itu membuat Raka mendengus sebal. remaja itu akhirnya bangun dan meninggalkan reja menuju lantai dua.
"ganti bajunya jangan tidur lagi!" teriak reja yang malah di balas acungan jari tengah oleh Raka.
"bener-bener dah tuh anak"
reja memutuskan berjalan kearah dapur, dia harus menyiapkan makan malam untuk mereka berdua. di rumah ini memang reja yang memasak, urusan mencuci itu bagian Raka.
mereka kompak bagi tugas, jika urusan pekerjaan rumah yang lain mereka akan kerjakan bersama-sama.
sementara di kamar Raka, remaja itu langsung membuka sepatu dan berganti baju dengan kaos polosan.
Raka merebahkan tubuhnya di tempat tidur sederhana di kamarnya. rumah ini meski memiliki dua lantai, namun nyatanya semua perabotan yang ada di dalamnya sangat sederhana.
rumah ini adalah rumah peninggalan ayah reja, Raka ingat saat reja mengajaknya tinggal disini dan langsung di tolak mentah-mentah, tapi berkat bujukan dari Bu Sofiah akhirnya Raka mau.
beberapa kali berganti posisi Raka tidak bisa tidur, matanya menolak untuk terpejam.
nafas berat Raka hela, entah kenapa hari ini Raka merasa sangat lelah. bukan secara fisik, Raka merasa lelah secara batin.
tangan Raka bergerak masuk kebawah bantal, diraih nya sebuah kertas yang terdapat potret diri ya dan sang ibu serta kakak kembarnya.
mata Raka menatap foto itu dengan sorot sendu, foto itu satu-satunya foto keluarga yang Raka punya.
"bu.. aka kangen" lirih Raka.
tanpa di minta air mata mulai meluluh, Raka menangis dalam diamnya. hal ini selalu terjadi jika Raka mulai merasakan rindu pada kedua sosok itu.
tak jarang reja memergoki dirinya yang sedang dalam mode rapuh seperti ini, reja akan memeluk Raka semalaman saat dirinya merasa dengan jatuh.
Raka menangis hingga terisak pelan, foto itu terus di pandangnya. mata Raka di tutup dengan lengan kiri yang tidak memegang lembar kertas tersebut.
"aka kangen kalian"
*****
reja mengetuk pintu kamar Raka beberapa kali, dia juga sudah memanggil Raka untuk segera keluar dan makan. namun dari dalam tidak terdengar balasan apapun, "apa dia tidur ya?"
knop pintu itu coba di putar oleh reja, ternyata Raka tidak mengunci pintunya. remaja itu kemudian masuk kedalam dan mendapati Raka yang sedang tidur dengan tangan bertumpu di keningnya.
reja mendekat untuk membangunkan. namun saat sudah sampai di samping tempat tidur Raka, reja memilih duduk lesehan di samping ranjang kayu itu.
di tatapnya dalam-dalam Raka yang sedang tidur. reja bisa melihat dengan jelas bekas jejak air mata di wajah Raka, reja sudah bisa menebak apa yang terjadi sebelum Raka tidur.
"lu keinget lagi ibu sama kakak lu ya ka?"
tangan reja terulur untuk menghapus jejak air mata itu, kadang reja juga merasakan kesedihan yang Raka rasakan.
di pertemukan 11 tahun yang lalu, reja sangat ingat saat dengan polosnya Raka berkata bahwa dirinya di titipkan di sana oleh sang ibu, di panti asuhan.
*FLASHBACK ON*
"eja sini nak"
anak berusia 5 tahun itu menghampiri sang ibu yang memanggilnya dari arah ruang tamu, anak itu adalah reja.
bersama sang ibu ada anak yang sepertinya seusia dengan dia berdiri dengan tangan yang memegang tas jinjing berwarna hitam, ada boneka panda juga di tangan nya yang lain.
"eja kenalin ini Raka, dia bakal tinggal disini mulai sekarang"
mendengar penuturan sang ibu membuat reja mengernyit bingung, kenapa anak di rumahnya ini semakin bertambah.
"kenapa Bu? dia gak punya rumah juga?"
terakhir kali ada anak bayi yang ibunya bawa ke rumah itu dan ibunya berkata jika anak itu tidak memiliki rumah.
"Raka tinggal disini karna dia di titipin sama mama nya sayang, bukan karna enggak punya rumah"
di titipkan?
"emang mama nya kemana bu?" reja kecil bertanya sembari memperhatikan anak yang katanya bernama Raka ini.
secara fisik mereka tidak jauh berbeda, hanya saja Raka ompong dua di bagian gigi depan. reja melihat itu saat Raka tersenyum padanya tadi.
"mama nya Raka ada urusan di luar kota, nanti Raka bakal di jemput lagi"
"jadi Raka di buang kesini bu?"
Bu Sofiah melotot mendengar perkataan anaknya itu, dia kemudian menggeleng dan melempar tatapan penuh peringatan pada anaknya itu.
"sutt ngomong apa sih kamu, udah sana bawa Raka ke kamar kamu. kalian bakal satu kamar karna mama Raka bilang Raka enggak bisa tidur sendiri"
"Halah Cemen, takut hantu ya kamu"
Raka mengangguk saat reja berkata demikian, Raka kecil hanya diam tidak bersuara sejak tadi.
"yaudah ayo kita ke kamar aku, aku punya robot power ranger baru!"
bu Sofiah tersenyum lega saat reja menarik Raka ke kamarnya, "semoga kamu betah disini nak"
sementara itu reja menghentikan langkahnya saat Raka menarik tangan nya, anak itu terlihat murung sekarang.
reja menatap Raka dengan bingung, "kamu kenapa?"
Raka menunduk menatap boneka panda di tangan nya, di otaknya terpikir perkataan reja tadi.
"aka enda di buang kan eja?"
"ibu pasti jemput aka kan eja!?"
*FLASHBACK OFF*
*****
TO BE CONTINUE
![](https://img.wattpad.com/cover/348635845-288-k139860.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKA [ENDING]✓
Short StoryWARNING!!! SHORT STORY BROMANCE A LITTLE BIT TO BXB, LOKAL AREA! JANGAN BACA JIKA TIDAK SUKA ATAU BUKAN GENRE YANG ANDA INGINKAN. CERITA MURNI MILIK SAYA, PLAGIAT DIHARAPKAN MENJAUH. Yang Raka tahu ibunya menitipkan nya di panti asuhan, yang Raka...