Cuacanya sangat sempurna hari itu. Langit dengan sedikit awan dan angin lembut menggembirakan. Tidak ada alasan menolak kenyamanan bersantai di taman indah Malfoy manor.Draco bisa menginginkan segalanya, tapi hatinya akan selalu setuju kehangatan itu lebih dari cukup. Ayah, Ibu dan Aciel adalah semua yang dia butuhkan.
Tapi Draco harusnya tidak melupakan bagaimana aturan hidup ini berjalan. 'Life is unfair'. Betapa sering kalimat itu terucap dalam untaian nasihat Severus. Dan betapa Draco akhirnya mengerti bagaimana dunia bekerja bersama ketidakadilan dalam keseimbangan antara kebahagiaan dan kesedihan.
Hari yang sempurna. Aciel yang tersenyum disampingnya. Tawa yang menggantung di udara ––hilang dalam sekejap bersamaan dengan jatuhnya tubuh itu di pelukan bumi.
Draco memucat dalam kesadaran konstan akan kenyataan dimana batinnya terus berteriak, 'Aciel tidak pernah pingsan. Aciel tidan pernah pingsan'
Sang adik memang sering sakit dan lemas tapi mereka entah bagaimana selalu berhasil menjaga anak itu. Draco tahu tanda-tandanya ketika Aciel yang cerewet akan diam cemberut dan butuh istirahat. Tapi ia gagal menjaganya kali ini.
Detik terlewat bersama jantungnya yang bertalu-talu.
Ditelan keterkejutan dan ketakutan, Draco kembali pada kewarasannya setelah Lucius berlari melewatinya. Mata abu milik Draco menangkap tongkat ular berharga ayahnya tergeletak bersama kotak anyaman yang berserakan.
Ah, Ibunya pasti terkejut juga hingga melepaskan fokus pada mantra.
Dengan satu gerakan pasti, Aciel sudah berpindah ke rengkuhan tangan Lucius dalam langkah yang tergesa-gesa. Draco mengikuti dibelakang Narcissa yang tampak kacau.
Waktu berputar lambat sementara suasana di sekitar makin berat dan gelap. Draco tidak suka ini.
Ketika Aciel mulai menunjukkan reaksi melalui bulu matanya yang berkibar. Mata abu-abu kebiruan itu kemudian terbuka.
Tapi Draco pikir dia sudah gila ketika mendengar kekehan tawa aneh Aciel.
Brat!
Setelah menyedot energi kami dengan semua kecemasan ekstrim, apa yang salah dengannya kali ini.
Netra itu berlabuh kepada Draco yang masih penuh kebingungan sekaligus keterkejutan, "Ah halo lagi Draco, wajahmu kelihatan jelek sekali." Terkikik, Aciel tanpa ragu berkata sementara Draco semakin murka.
Berandal ini benar-benar minta dipukul. Lihat saja nanti setelah dia sembuh. Draco akan mengingat untuk memukul kepalanya sekali karena lupa sopan santun. Yang benar saja bocah ini!
.
.Bonus chapter 2+1
***
tbl sama notifikasi kalian yang masuk 😶🌫 Kalo kemaren aku minta vote, di bab ini gausah gaiss. Gapapa kritik aja kalo jelek, jangan sungkan 🙂 ini cuma selingan karena seret banget mau nulis bab 3
KAMU SEDANG MEMBACA
How to Survive as Draco Malfoy Little Brother
Fiksi PenggemarDimana Harry Potter menemui takdirnya untuk mati. Namun sesaat setelah gelap menghilang, bukan orang tuanya, Sirius, ataupun Remus yang ia lihat. Tapi.. Draco Malfoy. Dan tunggu.. kenapa dia terus menyebut-nyebut adik sejak tadi. Apa Malfoy lupa dia...