Tidak terasa ya sudah sejauh ini. Pandemi beberapa tahun belakangan mungkin sedikit menghambat langkah kita. Tapi gak apa-apa, kita hebat karena sudah bisa bertahan dengan segala huru haranya. Jadi bagaimana perjalananmu? Aku harap menyenangkan meskipun tentu tidak pernah terlepas dari luka dan duka.
Ada banyak hal yang terjadi tanpa diduga dan aba-aba. Ada banyak hal yang berubah di luar rencana kita yang paling matang. Kadang kita belum bersiap menghadapinya. Pertemuan dan perpisahan dipergilirkan, seolah Tuhan ingin mengajarkan kita untuk melepaskan kepemilikan pada seseorang yang kita kira adalah milik kita.
Kita diuji dengan kesakitan, kekurangan, kehilangan. Kita dipaksa berdamai dengan keadaan memuakkan. Menyaksikan banyak perubahan yang bagi akal paling waras sekalipun sepertinya tidak mungkin. Ego manusia seringkali menuntut hidup yang dirasa tidak ada adil-adilnya untuk kita. Padahal hidup ini disediakan Tuhan sebagai jawaban atas doa-doa yang kita langitkan. “Tuhan, tuntun aku di jalan terbaik menurut-Mu.” Dan ketika Tuhan tunjukkan, kita sering lalai dengan mempertanyakan sesuatu yang tidak perlu dicari jawabannya. Setiap keputusan itu baik, sekalipun mengecewakan. Meski kebaikannya tidak akan dirasakan detik itu juga.
Perjalanan kali ini diisi dengan cerita-cerita yang lebih terjal, bahwa kepahitan hidup ternyata memang perlu kita lalui bagaimanapun wujudnya. Ada cinta juga luka yang membersamainya. Usia dewasa itu memang jauh lebih menakutkan, namun bukan berarti kita tidak bisa menghadapinya. Kita pernah muda, tapi belum tentu akan melampaui masa tua. Jadi marilah hidup menjadi sebaik-baik manusia.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGKAH KAKI #2
RomanceUsia dewasa itu memang jauh lebih menakutkan, namun bukan berarti kita tidak bisa menghadapinya. Kita pernah muda, tapi belum tentu akan melampaui masa tua. Jadi marilah hidup menjadi sebaik-baik manusia.