mengingat lagi

597 90 1
                                    

.

.

.

.

.

.

"hah?" ray bergumam saat melihat kanasya memasuki mobil jevan

"beneran pacaran mereka?"galvin ikut tak percaya sambil menatap kepergian jevan dan kanasya

"alah masa bodoh" wilza lalu menunggangi motor nya dan segera pergi dari area sekolah

sebenarnya wilza tidak terlalu memikirkan tentang kanasya, toh ia pun tidak peduli namun pikiran nya terus dipenuhi akan kanasya yang tadi mengakui bahwa ia adalah pasangan jevan, apakah wilza mempunyai perasaan pada kanasya? jawabannya hanya wilza yang tau

"tapi selama ini kanasya cuek bahkan kayak benci banget sama jevan?" ditengah lamunan nya wilza tak sadar bahwa ia masih menunggangi motor nya

suara klakson dari mobil menyadarkan lamunan wilza satu mobil mengarah ke arah wilza namun dengan cepat wilza menghindari nya, wilza menepikan motor nya karena syok ia membuka helm nya dan mengusap keringat di dahi nya

"woy za lo kenapa dah? mau mati lo? " ternyata teman temannya berada di belakang wilza dan menyaksikan peristiwa tadi

wilza menghembuskan nafasnya perlahan "sorry sorry ga fokus gua" kata wilza

"lo mikirin apaan si za?mau cerita?" tanya galvin, wilza menggeleng,bukan tidak ada namun menurut nya itu sangat tidak penting

"gada gua emang lagi kosong pikiran aja tadi"

"lo ga mikirin kanasya kan wil?" ucap yoga yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari wilza

"ngarang lo, gua ga mikirin apa apa" elak wilza

"halah kalo mau mikirin juga gapapa kali" timpal ray

"lo mau gua pukul?"

"wkwk sorry udah ayo balik dah, hati hati lo" kata ray pada wilza,mereka pun langsung pulang ke rumah masing-masing

wilza sampai dirumah dengan lesu membuat fanny heran tidak biasanya anaknya pulang dengan lesu seperti itu

ia mendekati wilza dan mengusap kepala wilza "kamu kenapa? ko lesu gini pulang sekolah?" tanya fanny

"gapapa bun lagi cape aja" setelah itu wilza memilih untuk duduk di sofa dan menonton TV

hening, wilza yang memejamkan matanya berusaha mencerna semuanya, lalu fanny datang dengan sepiring pancake dan segelas susu coklat hangat

"nih diminum dulu susunya" kata fanny wilza dengan senang hati menerima susu itu dan langsung meminumnya

"asya dimana ya bun" Tiba-tiba wilza bertanya setelah meletakkan kembali susunya di meja

"aksa kangen" fanny menatap aksa penuh penyesalan, jika dia tidak egois pasti tidak akan sulit untuk anaknya bertemu asya pikirnya

"sabar ya? bunda yakin asya juga pasti kangen kamu" fanny mengusap punggung tangan wilza

"apa iya? kalau semisalnya asya udah lupain aksa terus punya pacar gimana? aksa gabisa jadi suaminya dong?" celetuk wilza yang membuat fanny tersenyum

"sayang banget ya sama asya? sampe kekeh pengen nikah sama asya?"

"banget, selain itu aksa juga udah janji sama dia bun bakal terus bareng sama asya"

"maafin bunda sama bubu ya? gara-gara kerjaan bunda sama bubu aksa jadi gabisa ketemu asya" fanny mengelus kepala wilza dengan sayang , wilza lalu menggeleng dan meraih tanggal fanny

Back (winrina) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang