deeptalk with mom

706 128 9
                                    

.

.

.

.

.

wilza duduk sambil menundukkan kepalanya di sampingnya sudah ada bi Ratih yang sedang mengobrol bersama wali kelas wilza, ya bi Ratih datang untuk menjadi wali wilza , sementara itu di sisi lain sudah ada jevan dan orang tuanya

"maaf atas perlakuan wilza kepada anak bapak" ucap bi Ratih, wilza kaget atas ucapan yang terlempar dari mulut bi Ratih, apa tadi? maaf? bahkan wilza tidak salah disini

"bi, ngapain minta maaf? dia yang salah" tegur wilza

bi Ratih hanya melirik wilza lalu tersenyum

"anak saya sudah babak belur begini, hanya kata maaf yang mampu kamu berikan?" ucap orang tua jevan

"tapi anak majikan saya juga babak belur, bahkan lebih parah dari anak bapak, pak ini hanya permasalahan antar anak kita selaku orang tua harusnya tidak usah berlarut larut dengan masalah ini, lagipula anak bapak yang mulai meledek wilza duluan kan? seharusnya kita sebagai orang tua mendidik dan mengajarkan anak untuk selalu menghargai orang lain" kata bi Ratih

"jadi maksud anda saya tidak mendidik anak saya dengan baik??" orang tua jevan bangun dari duduknya, melihat itu wilza ikut bangun dan berdiri di tengah antara bi Ratih dan orang tua jevan

"saya tidak berkata seperti itu... "

"halah, gausah sok bijak kamu, kamu itu hanya pembantu mungkin dia aja yang tidak di didik orang tuanya dengan benar, lihat saja bahkan orang tuanya lebih memilih pekerjaan daripada mengurus anaknya" ucap orang tua jevan sambil menujuk wilza

"bapak ibu mohon tenang,jangan sampai ada keributan lagi disini" ucap wali kelas wilza

"orang tua saya memang sibuk, tapi orang tua saya selalu mendidik dan mengurus saya dengan benar,lihat bahkan saat dia tidak ada saja dia menitipkan saya kepada bi Ratih, lalu bagaimana dengan anda? bahkan juan tidak pernah anda urus, hanya bisnis yang anda pentingkan" ingat jika juan sekarang menjadi bagian dari teman wilza? ya juan juga banyak cerita tentang kehidupan dan keluarganya, mulai dari dirinya yang tidak pernah di urus dari kecil hingga
dareen a.k.a daddy juan jevan, yang terkesan lebih sayang kepada jevan

"wilza!!" bentak jevan, wilza hanya tersenyum tipis sambil melirik jevan

"woah" dareen bertepuk tangan sambil tersenyum

"tahu banyak kamu tentang juan? apa saja yang anak itu katakan sampai kamu berani berbicara seperti itu" kata dareen

"den,udah yah yuk keluar kita ke rumah sakit buat obatin luka aden" bi Ratih berusaha mengajak wilza pergi karena takut ada perkelahian lagi

"baik karena sepertinya urusan sudah selesai, kalian diperbolehkan untuk pulang, perbaiki diri kalian hari ini kami izinkan kalian untuk pulang lebih dulu" ucap wali kelas wilza

"baik terimakasih pak, sekali lagi maaf atas perlakuan wilza hari ini, ayo den" ajak bi Ratih

sebelum pergi wilza berbisik kepada dareen "wilza , saya wilza aksara anak dari tomy aksara" bisiknya, mendengar itu dareen reflek melirik wilza dengan mata yang membulat sempurna berbeda dengan wilza yang hanya tersenyum tenang

"jevan, panggil adikmu suruh dia temuin daddy"

.

.

.

.

.

"den,beneran gamau ke rumah sakit dulu? lukanya lumayan parah loh ini" bi Ratih yang berusaha membujuk Wilza agar mau ke rumah sakit untuk berobat

Back (winrina) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang