thanks

727 90 11
                                    

.

.

.

yoga, galvin dan ray berlari menyesuaikan laju brankar bersama 2 perawat lainnya menuju icu karena kepala wilza terluka parah

"wil bertahan" kata ray

sampailah mereka di pintu icu dan suster segera menyuruh mereka untuk menunggu diluar

"selamatkan sahabat saya sus" ujar galvin

"kami dan dokter akan berusaha" setelah mengatakan itu suster itupun pergi dan menurut pintu icu

ray sudah mondar mandir sambil mengigit ujung kuku jempol nya dengan perasaan resah takut temannya itu kenapa napa

"gua udah hubungi orang tua wilza" ujar yoga sambil memasukkan HP nya kedalam saku celananya

sementara galvin hanya duduk sambil bengong, lalu ray menghampiri nya

"jangan bengong vin" kata ray sambil menepuk bahu galvin, galvin pun tersadar dan tersenyum tipis

"gua yakin dia baik baik aja, tu bocah kuat ko" yoga berusaha menghibur diri dan teman temannya agar tak terlalu panik

"gua harap gitu"















rania menutup mulutnya akibat syok mendengar kerjadan yang menimpa putrinya dari Juan, bagas, dan dimas

"maaf tante karena ga tepat waktu nolong kanasya, kita gaakan tau rencana jevan kalau bukan wilza yang ngasih tau" ujar juan merasa bersalah

"ini bukan salah kalian nak, oh ya sekarang wilza nya ke-" ucapan rania terpotong saat seseorang menelfon juan

"maaf tan saya ijin angkat telfon" setelah rania memberikan ijin juan pun mengangkat telfon tersebut yang kebetulan itu adalah dari ray

"halo ray"

"...... "

"kecelakaan? ko bisa?"

"...... "

"lo jangan bercanda ray ga lucu tau ga"

"......"

"okey abis ini gua sama bagas dimas otw"

juan menutup telfonnya dengan wajah panik

"kenapa ju?" tanya bagas

"tante,gas, dim wilza kecelakaan" ujar juan membuat ketiga orang itu terkejut

"serius ju?" tanya bagas yang diangguki juan

"ray sama yang lainnya udah di RS, kita harus kesana" bagas dan dimas pun mengangguk setuju

"tante maaf kita harus buru buru ke rumah sakit" kata juan rania pun mengangguk paham dengan wajahnya yang terlihat ikut panik

"tante tenang aja wilza pasti baik baik aja" kata juan lagi

"tolong kabarin kondisi wilza ya juan" ucap rania yang diangguki juan

"pasti tan, dan kalau bisa kanasya jangan dulu tau soal ini ya? takutnya dia nambah panik" rania pun mengiyakan setelahnya mereka benar-benar pergi dari sana








***

rania membuka kamar anaknya itu, dan mendapati kanasya sedang menangis dengan kamarnya yang sangat berantakan, rania pun segera menghampiri putrinya

"asya" rania segera membawa kanasya ke pelukannya dengan airmatanya yang ikut menetes

ia tak tega melihat anak semata wayangnya ini menderita seperti ini, dan ia sangat sangat kecewa terhadap jevan dan bahkan membenci pemuda itu mulai sekarang, berani nya ia mencoba melakukan hal tak senonoh terhadap putrinya, rania pun berjanji akan membuat anak itu mendapatkan sanksi yang berat

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Back (winrina) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang