II. Tak menoleh

876 89 3
                                    

ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
Hanbin berlagak cuek soal pesan Hao dua hari lalu, kehidupan dijalani seperti biasa tak ada halangan, malah iya yakin kali ini akan dapatkan sosok matthew telah lama ia dambakan keduanya semakin dekat.

Menyukai sosok hanbin yang menyukai sahabatnya sendiri sungguh menyakitkan, Hao sadar akan hal itu ia tetap percaya padanya dan usaha namun sepertinya usahanya sia-sia. Mendengar bagaimana Matthew diperlakukan begitu baik oleh hanbin, dan semua orang menganggap hanbin lelaki idaman menyakiti hati Hao bagaimana ia diperlakukan sebaliknya. Hanbin cuek padanya, tidak peduli dan tidak menghargai apa yang ia berikan.

Pagi itu hanbin menuju kelas Matthew banyak sorotan mata menyorot mereka, niat hanbin temui sang dambaan tapi matanya tak sengaja lirik Hao yang menunduk bukan perihal dirinya yang menunduk tapi luka di bahunya, sadar akan pandangan segera Hao menarik jaketnya menutup seragamnya agar menutupi lukanya.

Entahlah hanbin khawatir, Hao sering bercerita tentang dirinya dididik dengan keras, hanbin mengingat itu kala menangkap hal itu cerita Hao bukan karangan bukan untuk menarik simpatis hanbin ternyata.

"Aku ke toilet dulu re"

Pamit Hao pada taerae. Hanbin entah apa yang dipikir ia menyusul sosok itu ia mengikuti nalurinya. Satu bilik kamar mandi tertutup terdengar Isak tangis. Hanbin duduk di kamar mandi sebelahnya mendengar semuanya keluar dari mulut Hao, begitu menyakiti hatinya.

Hanbin ingin sapa Hao, ia ingin menjadi teman baik untuk lelaki itu niatnya namun saat Hao keluar kamar mandi lelaki itu kabur langsung dengar suara hanbin.

ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
"Aku duluan ya"

ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
Ujar Matthew mobil hanbin telah berhenti depan halte, mata hanbin menyoroti sosok Hao, lelaki itu langsung menunduk keratkan pegangan ke kedua tasnya.

ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤ*****

ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
Hao tengah rapikan beberapa etalase lalu kembali ke meja kasir, ia bekerja paruh waktu untuk penuhi kebutuhan hidup, sore mengajar les biola malam menjaga supermarket mengingat sebentar lagi akan bayar uang sekolah.

Hanbin lelaki itu memasuki supermarket niat membeli rokok sebelum ia pergi ke tongkrongan. Matanya menangkap sosok Hao dengan seragam toko.
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ

"Aku buatkan hanbin ini dari usahaku sendiri" Bekal itu ia buang ke tempat sampah bahkan belum sempat mencoba satu sendok saja ia sudah tidak minat.

"Aku belikan hanbin ini" Kala itu hanbin ulang tahun, Hao belikan ia jam tangan wishlistnya itu cukup mahal tapi ia seolah lupakan wishlistnya karena matthew berikan ia jam tangan dan gelang. Kado dari Hao ia letakkan entah dimana ia lupa.

ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
"35000 kak"

Suara Hao buyarkan lamunan hanbin, Tak ada obrolan seperti biasa Hao yang selalu bersemangat mengobrol dengan hanbin. Akhir-akhir ini Hao berhenti dengan segala aktivitasnya mendekati hanbin, tentu hanbin pun tahu sebab pesan terakhir yang ia kirim.

"Makasih Hao"

Pertama kali Hao dengar kata terimakasih dari hanbin untuknya, mirisnya selama ini semua yang ia berikan pada hanbin tanpa tanda terimakasih.

Hanbin sempat lemparkan senyuman tapi tak ada balasan, bibir hanbin terlalu keluh untuk bicara tawarkan pertemanan usai dengar cerita mathew tentang Hao yang ceritakan seorang menyakiti hatinya terlalu dalam dan sosok itu gambaran sosok hanbin, ia sadar diri.

Red FlagTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang