Hubungan Ibu dan Anak ❌Part 1

68.5K 460 24
                                    

Dari kecil hingga usia 15 tahun Winter tinggal di panti asuhan 'Semesta Mandiri'. Begitu usianya tepat menginjak 15 tahun, seorang pasangan suami istri baik hati datang ke panti asuhan tersebut dan mengadopsi Winter.

Segala biaya hidup Winter di tanggung. Winter menerima fasilitas mewah. Beruntung orang tua angkatnya tersebut orang yang bergelimang harta. Mereka mengadopsi Winter karena selama pernikahan mereka, keduanya belum juga di karuniai seorang anak. Alhasil keduanya memutuskan untuk mengadopsi seorang anak. Mereka memilih anak yang sudah berusia remaja, alasannya simpel, agar mudah di atur.

Kehidupan Winter berubah drastis. Jika dulu ia selalu berpakaian dan makan seadanya kini berbanding terbalik. Pakaiannya mewah dan selalu makan-makanan yang di sajikan langsung oleh master chef.

Saat ini Winter sudah duduk di kelas 11 SMA. Setiap hari ia akan memakai kendaraan yang berbeda-beda untuk pergi ke sekolahnya. Orang tua angkatnya memiliki banyak koleksi kendaraan mewah, dan Winter di ijinkan untuk memakainya.

Gaya hidup Winter sangat glamour dan hedon. Setiap malam ia akan menghabiskan waktunya di club, tidak ada yang melarang. Jadi ia bebas.

Perihal orang tua angkat Winter, Giselle Uchinaga, dia adalah orang yang sangat sibuk dan sering kali tidak pulang ke rumah. Hal itu bisa sampai berbulan-bulan. Bisnisnya yang sudah mendunia mengharuskannya bolak balik ke luar negeri dan itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Sementara Karina Yoo, ibu angkat Winter itu merupakan ibu rumah tangga dan sering berada di rumah. Menunggu kepulangan sang suami yang entah kapan pulangnya.

Terkadang Winter merasa kasihan melihat ibu angkatnya itu yang terlihat kesepian. Pantas saja mereka tidak kunjung di beri momongan, karena Giselle yang selalu tidak punya waktu untuk Karina.

Seperti sore ini, Winter baru pulang dari kegiatan eskul di sekolahnya, ia mendapati sang ibu yang sedang berdiri di ambang pintu dan menatap halaman rumah. Itu sudah menjadi sebuah kebiasan.

"Mamah nunggu papah lagi?"

Suara Winter menyadarkan Karina dari lamunannya.

"Eh kamu udah pulang?"

Winter merotasikan bola matanya malas, "Kalo aku belum pulang, aku gak bakal ada di depan mamah"

"Kkk, maafin mamah ya, tadi mamah ngelamun, jadi gak sadar sama kehadiran kamu"

"Pasti ngelamunin papah?"

Karina tidak menjawab dan hanya tersenyum, "Masuk yuk, mamah udah masakin makanan kesukaan kamu"

Kebiasaan, ibu angkatnya itu akan selalu mengalihkan topik jika menyangkut soal ayah angkatnya itu.

Winter dengan malas mengikuti Karina dengan Karina yang merangkul lengannya.

"Kamu duduk dulu di sini, biar mamah yang siapin"

Winter mengangguk dan Karina pergi untuk menyiapkan makanan untuk Winter.

Setiap pergerakan Karina tidak luput dari perhatian Winter. Pandangan Winter sangat fokus memperhatikan sang ibu.

Dan wajah Karina yang cantik mengalihkan fokus Winter. Jika di lihat-lihat, Karina tidak terlihat tua sama sekali, mungkin karena usianya yang masih kepala 3, membuatnya masih terlihat muda.

Seketika Winter terpesona, apalagi menyaksikan sang ibu yang melempar senyum padanya. Jantungnya berdebar. Sungguh perasaan yang aneh dan asing. Belum pernah Winter merasakan perasaannya seperti saat ini.

Dan sejak saat itu ia mulai sadar, jika ia sudah jatuh cinta dengan ibu angkatnya sendiri, Karina Yoo, perempuan sederhana yang selalu menanti cinta.

*

❌Area Terlarang❌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang