Hubungan asmara antara Jeffrey dan Tiara tidak berjalan normal seperti orang-orang pada umumnya, mereka harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa mereka dibatasi oleh tiang tinggi yang menghalangi, yaitu perbedaan agama.
Dari awal hubungan ini dimulai...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Di hari libur nasional ditambah pagi yang cerah mampu membuat mood Tiara membaik seratus persen tanpa gangguan dari Haikal yang sibuk belajar tiada hentinya. Ia menikmati waktu bersantainya di ruang tengah sembari menonton acara televisi kesukaannya, sekarang masih jam delapan pagi, itu artinya Jeffrey masih sibuk ibadah.
Ia dengan setia menunggu kabar dari kekasihnya itu, ia juga tak ingin memberi pesan lebih dulu karena tak ingin mengganggu Jeffrey yang sedang khusyuk beribadah. Tangan kanannya kemudian meraih handphonenya yang tergeletak di lantai dan mendapati ada pesan dari Dimas di sana, ia segera mengeceknya, barangkali ada yang penting.
Dimas Dirumah gak?
Tiara Menurut kamu aja sih
Dimas Berarti dirumah, aku kesana yaw
Tiara Bawa jajanan
Dimas Makan terus, entar gendut
Tiara Bct ajg.
“Kak Tiara,” sang pemilik nama langsung berbalik dan mendapati Haikal berjalan ke arahnya sembari memegang segelas sirup jeruk lalu mengambil posisi duduk tepat disamping sang kakak.
“Apa?” tanya Tiara.
“Aku dikabarin sama Abi dan Umi, katanya entar sore ada tamu yang datang,” jawab Haikal.
“Terus, hubungannya sama aku apa?” tanya Tiara, lagi.
“Mana aku tahu, kata Umi entar bantuin masak terus dandan cantik, jangan lupa pakai jilbab.” ucap Haikal.
Kening Tiara mengernyit, agak aneh sebenarnya. “Mau pengajian?” tanya Tiara.
“Ya, enggak tahu, banyak tanya banget sih, kek sensus penduduk aja.” gerutu Haikal.
Tiara mendengus kesal lalu kembali fokus pada layar tv di hadapannya yang menampilkan kartun kesukaannya yang sedaritadi ia tunggu sejak subuh. Di rumah sekarang hanya di huni Tiara dan juga Haikal, sedangkan Umi dan Abi-nya sedang keluar sejak jam tujuh pagi tadi, entah kemana Tiara tak tahu. Biarkan orangtuanya menikmati pacaran.
“Pasti di rumah kak Jeff banyak makanan,” gumam Haikal.
“Jelas banyak, dia lebaran,” timpal Tiara.
“Enggak ke sana kak?” tanya Haikal.
“Gila kamu? Kalau aku ke sana gimana tanggapan Bunda-nya? Keluarga besarnya ngumpul.” jelas Tiara.
Otomatis Haikal tersenyum bangga atas keputusan kakak-nya, biasanya tiap tahun Tiara itu ke rumah Jeffrey buat bantu-bantu, sama halnya dengan Jeffrey yang selalu datang ketika Idul Fitri atau Idul Adha. Tapi untuk tahun ini sepertinya mereka menjaga batas, memang sudah seharusnya seperti itu. Mereka harus cepat-cepat menyelesaikan hubungannya.
