The story continues…
“Sudah siaga di tempat… sebaiknya kau belok kanan! Mereka mengejarmu dengan lift!” Komando Jimin memperingatkan Taehyung tentang rute aman yang langsung menuju tangga darurat.
Sebelum kembali merespon, suara gaduh terdengar dari saluran Jimin. Pria itu kini tengah ikut terlibat dalam adu tembak dan baku hantam dengan beberapa teroris yang entah mendapat informasi keberadaannya dari mana.
Taehyung yang berniat pergi melalui tangga mengurungkan niatnya saat ia melihat banyak musuh bergerak menuju lantai atas dengan jalur tersebut. Ia kembali melangkah ke lantai atas untuk menghindari masalah yang lebih besar.
Saat ia mengikuti rute retreat terdekat, nafasnya tercekat saat ujung matanya menangkap benda berkilauan di atas lantai. Tangannya yang masih mengangkat senjata api dengan pose menembak mulai menurunkan benda hitam digenggamannya itu. Perasaan buruk memasuki hatinya sesaat setelah pria itu meraih benda bulat yang terlihat sangat familiar di matanya.
“Ahra.” Geramnya kesal sebelum kembali meneruskan acara ‘melarikan diri’ yang kini tengah menjadi perannya.
Sepanjang perjalanan, beberapa pengganggu terpaksa membuatnya melepaskan tembakan-tembakan yang terkesan tidak beraturan tapi berhasil mencegah sang pengejar untuk mendekat. Moodnya yang mengambang kini memburuk, pantas saja Taehyung tidak melihat dengan jelas wajah sang agen itu sejak memulai misi ini.
Di atap, tersisa beberapa musuh yang berusaha mengejar Taehyung, mereka rupanya berusaha menangkapnya hidup-hidup. Taehyung mendengus saat mereka berteriak dalam bahasa asing bahwa mereka akan melepaskan hidupnya jika ia menyerah, nasib seorang agen rahasia yang tertangkap seribukali lebih buruk daripada kematian.
Dudududududuk!!!
Suara keras helikopter terdengar dari atas, saat melihat target mereka akan melarikan diri, adu tembak yang menegangkanpun terjadi, sang pilot terbang merendah dengan cepat. Tak lama kemudian Taehyung terjun dari atap dan meraih kaki helicopter sambil berbalik menembaki musuh-musuhnya yang terpana. Perlahan ‘capung’ terbang itu mulai menghilang dibalik gedung-gedung pencakar langit.
MISSION SUCCESS!
—o0o—
Misi selesai, Taehyung pergi menuju apartemen tengah kota dengan wajah buruk. Dia dan Ahra memutuskan untuk tinggal bersama beberapa bulan yang lalu. Ia membuat panggilan cepat ke nomor Ahra sambil menyetir mobil audi putihnya. Nada sambung terdengar cukup lama sebelum gadis itu mengangkatnya.
“Dimana kau?!” Tanya pria itu dengan menggertakkan giginya. Matanya menatap jalanan kota dengan tajam.
“Hnngg… hoam… aku baru bangun tidur oppa Why?” Dengan setengah sadar Ahra kembali menguap setelah menjawab panggilan Taehyung.
“Tetap disana!” Bentak Taehyung sebelum memutus panggilan itu dan melepas headset dari telinganya.
Tak butuh waktu lama setelah panggilan tertutup, pintu apartemen menjeblak dengan keras. Taehyung masuk dan segera menuju kamar Ahra. Benar saja, karna kelelahan gadis itu tak menyadari dimana Ia menginap semalam.
“Honey, good morning!” Teriaknya menyapa kekasihnya.
Benar, pagi ini seharusnya mereka bertemu untuk liburan mereka. Senyum merekah di bibir cerry Ahra dengan mata masih berkabut khas bangun tidur, mungkin ia lupa pada naskah yang ia buat sendiri. Sementara Taehyung menatapnya dengan mata menyala-nyala menahan amarah.
“Dimana cincinmu?” Tanya pria itu dengan perlahan, sikapnya yang berdiri santai mengingatkan Ahra akan penampilannya saat menginterogasi penjahat.
“Ngg? Aku lupa menaruhnya…” Suara ragu Ahra terdengar jelas di ruangan sunyi itu. Jelas hal itu tidak terlepas dari pengamatan agent NI (National Inteligent/ intelijen negara) terlatih seperti Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Rahasia V
FanfictionDipertemukan oleh sebuah misi, Taehyung dan Ahra perlahan saling mengenal dan menjadi pasangan. Setelah pertunangan mereka, kebohongan demi kebohongan membuat keduanya tersesat. Lee Ahra bersikeras mengikuti misi berbahaya untuk mengkonfirmasi ident...