5. Namsan Tower

4 5 0
                                    

Ia berjalan melewati beberapa toko untuk melihat-lihat barang dagangan yang menarik untuk dibeli. Gadisnya menyukai pernak-pernik cantik seperti aksesoris dan lukisan. Suara ramai pengunjung yang tidak kalah dari para pedagang pinggir jalan terdengar berdengung dikepalanya saat ia kembali memikirkan Ahra.

Langkah kakinya berhenti saat melihat seorang pedagang yang menjajakan beberapa souvenir unik. Ahjumma itu sudah terlalu tua untuk berjualan, terlebih di bawah cuaca sedingin ini.

Taehyung tak mungkin memintanya berhenti berjualan disini, tangannya bergerak lebih cepat dari pikirannya, namja itu melepas syal merah yang ia kenakan dan memakaikannya pada si ahjumma.

“Disini dingin sekali, jika tidak berhati-hati ahjumma bisa sakit.” Ucapnya memasang syal dengan hati-hati, Ia berharap benda itu bisa membantu menghalau udara meskipun hanya sedikit.

“Gwencana, aku sudah biasa... kau sendiri sedang apa di malam tahun baru seperti ini? Mengapa tidak membawa kekasihmu?” Ucap ahjumma itu dengan ramah, bibirnya tersenyum membuat kerutan diwajahnya semakin jelas.

“Aku sedang mencari keajaiban. Oh, bagaimana mungkin ahjumma mengetahui aku sudah memiliki kekasih?” Tanya Taehyung, senyumnya tidak mencapai matanya saat mendengar pertanyaan ringan penjual souvenir itu.

Ya mengapa tidak membawanya? Karna gadis itu masih tertidur lelap dan menolak bangun.

“Aiyo! Namja tampan dan baik sepertimu tak mungkin lajang...” Jawaban wanita tua itu membuatnya tertegun sejenak.

“Nde? Ah, aku memang tampan… Ahjumma pandai memuji, apa yang ahjumma jual?”

“Ini hanya sovenir biasa, ambilah salah satu!” Ucap wanita tua itu dengan bersemangat.

“Aku tak mungkin mengambilnya dengan gratis…” Taehyung menolaknya dengan halus sebelum meraih dompet di saku jaketnya.

“Tidak, tidak, tidak perlu membayarnya, anggap saja aku membayar syal yang kau berikan, ini... ambillah satu!” Jelas sang ahjumma, tangannya mengulurkan sebuah gembok kecil sebelum berkata, “Ini adalah gembok takdir, menurut ceritanya... kau bisa mengunci takdirmu dengan ini. Lihat keatas, itu adalah Namsan Tower yang hanya berjarak dua kilo meter dari sini. Pasang pada dindingnya dan keajaiban yang kau cari akan terjadi!”

Taehyung menatap ragu pada menara yang menjulang tinggi di kejauhan itu. Ia belum pernah kesana, sayangnya sekarang sudah hampir gelap. Ia harus segera kembali pulang ke apartemennya, tapi senyum misterius wanita tua itu membuatnya penasaran.

“Pergilah, hati-hati saat kembali!” Ucap sang ahjumma dengan suara cukup keras.

Taehyung menunduk mengucapkan terimakasih sebelum berjalan menuju tempat parkir mobilnya. Ia memberitahu Jin agar makan malam lebih dulu karna mungkin dia akan pulang terlambat.

“Dimana kau sebenarnya?” Tanya pria itu dengan curiga, baru tadi siang Jin harus menyeretnya agar dia keluar dan memiliki waktu santauI, mengapa tiba-tiba Ia ingin pulang terlambat?

“…Namsan Tower.” Jawab Taehyung dengan ragu. Mereka seharusnya sudah menutup pintu masuk ke menara itu sesuai dengan jadwal operasional, tapi pintu masuk masih terbuka lebar di depannya.

“Sialan! Apa yang kau lakukan di Namsan Tower? Kau tidak berniat bunuh diri kan?!!” Pekik Jin, imajinasinya terus memainkan wajah Taehyung yang semakin buruk akhir-akhir ini.

“Omong kosong apa yang kau ucapkan?! Jika ingin bunuh diri aku tidak akan pergi sejauh ini…” Ucap Taehyung dengan jengkel sebelum menutup panggilan itu tanpa mempedulikan umpatan Jin.

Taehyung menatap puncak tower yang dihiasi cahaya lampu beragam warna, matanya menyapu lingkungan sekitar sebelum melangkah masuk menuju puncak tower.

Semakin naik ke atas, semakin aneh perasaan Taehyung. Tidak ada seorangpun digedung ini, bahkan petugas pembersih ataupun keamanan yang seharusnya menjaga tower. Kakinya melangkah mendekati deretan pagar pembatas yang telah terpasang ratusan atau bahkan ribuan gembok.

Takdir Rahasia VTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang