Pintu lift terbuka sebelum mencapai lantai dasar tujuan mereka, seorang pria berjas hitam berdiri diluar pintu lift. Ia menodongkan ujung senjata apinya tepat kearah mereka, sayangnya keduanya terlambat menyadari keberadaannya.
DORR!!!
Suara satu tembakan terdengar tumpul di ruang kecil itu, meninggalkan bau mesiu dan darah yang segar. Pelaku yang berhasil mengenai sasarannya tersenyum dingin menurunkan senjata M92di tangannya yang terpasang peredam, tatapannya menyapu sepasang kekasih itu sebelum berjalan pergi meninggalkan keduanya dengan santai.
Tubuh Taehyung membeku di tempat, otaknya kosong selama beberapa saat. Baru setelah tubuh Ahra tumbang, kesadarannya pulih kembali. Timah panas itu menembus punggung Ahra.
Darah mengalir dengan cukup deras dari punggungnya, jangankan berpikir untuk mengejar sang pelaku… tubuhnya bahkan tidak bisa bergerak dari memeluk kekasihnya itu.
Nafasnya tercekat di tenggorokan, seolah udara di dalam lift itu tidak lagi ada. Tangannya yang memeluk tubuh lunglai gadis itu dengan erat sedikit bergerak memeriksa nafasnya, memastikan bahwa gadis itu masih hidup.
Huh!
Masih hidup, matanya memerah menyadari bajunya yang basah bersimpah cairan merah pekat.
Tak tak tak tak!
Suara langkah kaki terdengar dari ujung koridor membuat tubuh pria itu menegang, apakah pelakunya kembali? Mata tajamnya berkilat saat ia menyadari siapa yang berlari kearahnya.
“Hyung, tolong Ahra!” Suara Taehyung tercekat saat pandangannya yang kabur menangkap sosok Jin yang sudah berdiri di depan pintu lift dengan nafas sedikit memburu.
“Jimin, kita terlambat… Cepat kirim ambulan!” Ucap Jin menghadap ponselnya.
—o0o—
Taehyung POV.
Disinilah aku, berdiri di depan jendela kaca apartemen ‘kami’ memandang hiruk pikuk dunia dengan muram. Sesekali kulirik gadis yang terbaring tak sadarkan diri di atas tempat tidur.
Sepertinya wajahnya semakin pucat… memang seharusnya aku membawanya ke rumah sakit. Tapi tidak, itu akan membahayakan nyawanya. Yang bisa kulakukan sekarang hanya merawatnya di rumah meski aku tahu itu tidak cukup hanya dengan mendatangkan dokter beberapa kali dalam sebulan.
Gadis itu memang ceroboh, tidak hanya cincin pertunangannya saja yang terjatuh saat dalam misi. Bagaimana mungkin ia menjatuhkan kartu penting itu di tempatnya menjalankan misi.
“Kenapa kau menolak membawanya ke rumah sakit?” Tanya Jin hyung dengan lemah.
Hari itu, saat ia mendapatkan kabar dari Jimin, ia bergegas menemui keduanya. Hanya saja, mereka terlambat. Tidak hanya gagal menyelamatkanya, mereka bahkan membiarkan pelaku kabur.
Dari informasi yang diselidiki Jimin, ada beberapa pria berjas hitam yang datang menargetkan mereka, tapi tidak satupun tertangkap. What a bullshit!
Jin hyung menghela nafas memperhatikan kelakuanku. Ia memang sering datang menemaniku disini, entah itu menginap atau hanya membawakan keperluan kami. Ia juga berbelanja bulanan untukku karna aku menolak meninggalkan Ahra.
Kami sangat bersyukur memilikinya, kadang Jin hyung datang memasak makan malam atau membantu membersihkan rumah untuk kami.
“Itu terlalu beresiko." Jawabku singkat, mengalihkan pandanganku keluar jendela. Hal yang akhir-akhir ini sering kulakukan tanpa sadar.
“Kau juga tidak mempercayai kami -agen BIN-?” Pertanyaan yang terdengar seperti pernyataan itu diucapkan dengan ringan. Ia menyadari kewaspadaanku.
“Bagaimana kau bisa datang terlambat saat itu?” Suaraku terdengar tajam meskipun enggan untuk mencurigainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Rahasia V
FanficDipertemukan oleh sebuah misi, Taehyung dan Ahra perlahan saling mengenal dan menjadi pasangan. Setelah pertunangan mereka, kebohongan demi kebohongan membuat keduanya tersesat. Lee Ahra bersikeras mengikuti misi berbahaya untuk mengkonfirmasi ident...