“Ahra, ikuti aku!” Perintah Taehyung dengan suara rendah, seolah seseorang akan mendengar percakapan mereka jika ia berbicara terlalu keras. Bukan salahnya, karna pria-pria itu pasti bawahan mafia yang datang untuk membunuh Ahra.
Ahra POV.
Otakku tiba-tiba tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya, mengapa rasanya seperti firasat buruk? Ini hanya pot bunga yang jatuh karna tak sengaja.
“Ahra, ikuti aku!” Suara rendah Taehyung terdengar tegang, Ia tiba-tiba membalikkan badan dan menarik tanganku keluar dari ruang kamar kami.
Entah apa yang membuatnya tiba-tiba bersikap seperti itu. Apartemen kami terletak di pusat kota dengan tingkat keamanan tinggi, terlebih hanya kami dan beberapa sahabatnya yang mengetahui alamat ini.
"Oppa, lepaskan tanganku dulu, aku akan mengganti baju... oh, kita masih memakai alas kaki ruang dalam!" Tangan Taehyung memegang tanganku lebih erat, memaksaku untuk ikut berlari bersamanya. Ia tidak mempedulikan pertanyaanku, bahkan dia tidak membiarkanku mengganti baju dan sandal rumah.
Kami terus berlari tergesa keluar apartemen dan memasuki koridor di depan lift. Apa yang ingin ia lakukan? Padahal ia tahu aku hanya memakai baju santai untuk tidur dan sandal apartemen.
Kami berbalik menuju tangga darurat, saat itu aku menyadari ada sesuatu yang salah. Dari ujung mataku, sepertinya ada seseorang yang berlari menaiki tangga ke arah kami, Taehyung menarikku kembali ke koridor dan berlari menuju lift.
Hanya butuh beberapa detik untuk menunggu kedatangan lift, tapi tangan pria itu sudah basah karena keringat dingin.
Tubuhku ikut menegang, aku tahu benar dengan kebiasaan Taehyung. Ia selalu bersikap tenang dalam misi. Meskipun dalam keadaan terdesak, wajahnya akan terlihat tanpa ekspresi untuk mengelabui musuhnya dan memikirkan cara untuk melepaskan diri dari keadaan yang tidak menguntungkan. Tapi suara langkah kaki di tangga darurat tadi telah membuatnya panik. Matanya berulangkali menyapu koridor dengan gelisah.
Saat suara kedatangan lift terdengar, Ia menarikku ke dalam, langsung menekan tombol tutup dan lantai dasar.
"Siapa mereka?" Suaraku terdengar tenang saat menanyakannya. Semakin keadaan memburuk, semakin kami harus bersikap tenang.
Wajahnya terlihat kalut dan waspada pada satu waktu, entah siapa yang dilihatnya di tangga darurat tadi. Aku membenci apapun itu yang membuatnya bersikap seperti ini.
“Eotteokke?” Bisiknya berulang kali dengan cemas tanpa menanggapi pertanyaanku.
Berbagai pertanyaan yang kupikirkan hanya berhenti di ujung lidahku. Tak berani membuka mulut setelah melihat wajahnya memucat.
Imajinasiku berlari dengan liar, apakah kami membuat kesalahan dengan misi kami? Tunggu, bukankah seharusnya Ia marah karna mengetahui aku tidak berangkat liburan seperti janjiku?
Hey, pria ini paling tidak suka dibohongi. Tidak mungkin ia tak marah.
Kepalaku berdenyut nyeri. Sejak tadi pagi, aku seperti baru terbangun dari tidur panjang. Pikiranku seperti masih tertutup kabut.
“Ahra, Mianhae... kau tahu aku mencintaimu?” Pria itu menarik tubuhku menghadap ditinya, bahuku menabrak dinding lift dengan pelan.
Suaranya yang rendah menyatakan permintaan maaf itu secara perlahan, mataku melihat bibirnya bergerak tapi gagal menangkap maknanya.
“Nde?”
Sebelum Ia sempat bergerak untuk memelukku, dan pikiranku masih memproses ucapannya, mataku menoleh ke arah pintu lift tanpa sadar.
Ding!
Suara lift terbuka membuat kami berdua menegang... lantai 9, ini bukan lantai yang kami tuju.
Dengan satu gerakan cepat, Taehyung memelukku berusaha menghalangi pandanganku, namja itu berdiri tepat menghadapku dan membelakangi pintu lift.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Rahasia V
FanfictionDipertemukan oleh sebuah misi, Taehyung dan Ahra perlahan saling mengenal dan menjadi pasangan. Setelah pertunangan mereka, kebohongan demi kebohongan membuat keduanya tersesat. Lee Ahra bersikeras mengikuti misi berbahaya untuk mengkonfirmasi ident...