01. Tawa tanpa suara

1.4K 116 3
                                    

Maafkan typo ya guys!!!


Alisha berjalan mengikuti Arumi-teman barunya menuju kantin, sesekali Alisha tertawa kecil mendengar lelucon yang dilontarkannya. Alisha menatap sekeliling menyadari banyak pasang mata yang menatapnya aneh, ah mungkin karena ia murid baru? Bisa saja.

Mereka sampai di kantin, Arumi terdengar menyapa balik beberapa orang yang menyapanya. Wajar saja banyak yang mengenal Arumi, Arumi kan anak osis. Arumi menyuruh Alisha memilih tempat duduk sedangkan ia pergi untuk memesan makanan, tak jauh dari tempatnya duduk Alisha dapat melihat Albirru yang tertawa tanpa suara bersama teman-temannya.

Alisha terpaku, senyum Albirru benar-benar indah. Jujur tadi ia sempat berpikir Albirru tidak memiliki teman, ternyata temannya lumayan banyak juga bahkan dari tadi ada saja yang menepuk pundaknya untuk menyapa Albirru.

Tak berselang lama datang Arumi membawa nampan berisi makanan dibantu oleh seorang laki-laki, Alisha berasumsi bahwa dia adalah pacar Arumi. "Maaf ya Sha nunggu lama."

"Gapapa kok, namanya kantin ya pasti ramai." Arumi mengangguk.

"Ethan makasih ya udah bantuin aku." Ucap Arumi tersenyum manis kepada pemuda bernama Ethan.

"Iya, sama-sama. Makan yang banyak, aku pergi dulu." Jawab Ethan mengusap sayang surai Arumi.

"Cie, pacarnya ya?" Goda Alisha membuat Arumi merona. Arumi mengangguk malu, Alisha terkekeh. Arumi kalau malu lucu ya, pipinya sampai merona begitu.

Alisha menatap pacar Arumi yang berjalan menuju meja Albirru, eoh? Pacar Arumi temennya Albirru? "Arumi, pacar kamu temennya Albirru ya?"

Arumi mendongak lalu mengangguk. "Iya, mereka udah temenan dari SMP."

Alisha manggut-manggut mengerti. "Kenapa?" Tanya Arumi.

"Gapapa, aku pikir tadi Albirru nggak punya temen. Ternyata temennya banyak ya?"

"Iya, Albirru itu anaknya supel, baik, ramah lagi. Jadi mudah berbaur. Aku kenal mereka semua tau, coba kamu lihat itu yang sabuknya digantungin dileher, itu namanya Chandra, terus yang duduk madep kesini itu Maheswara bersaudara, ada lagi dia nggak masuk yang kursinya kamu dudukin dikelas namanya Arkham. Arkham itu paling keker badannya, nah yang paling ganteng itu pacarku."

Alisha menatap Arumis sinis, "iya deh yang ganteng itu pacarmu."

"Ih seriusan tau, Ethan itu genteng pake banget. Eh tapi jujur ya main visualnya itu bukan Ethan tapi Albirru, kamu lihat aja benar-benar pahatan sempurna."

Alisha menatap segerombolan orang yang dituntuk-tunjuk Arumi, iya nggak salah sih dari lima orang didepan sana memang Albirru main visualnya, cuman ketutup kacamata sama kekurangannya aja.

"Tapi kamu tau nggak Sha, Albirru itu orangnya misterius."

'Misterius?'


-🥀-


Albirru berjalan dengan santai. Hari ini cukup menenangkan karena-Digo sepupunya tidak masuk, sepupu ya? Sebenarnya Digo bukan sepupunya melainkan kembarannya, hanya saja karena Digo malu mengakui dia sebagai kembaran akhirnya ia ikut bersama paman dan bibinya yang sudah lama tidak diberi keturunan.

Digo kerap kali membullynya saat ia sedang sendirian, Digo tidak pernah mau membuat masalah dengannya saat ia dan teman-temannya berkumpul. Memangnya siapa yang mau berurusan dengan Ethan si anak ketua yayasan dan Arkham si ketua osis. Cari mati namanya.

Albirru mematung menatap lima deret motor lengkap beserta pengemudinya berhenti berjejer tepat didepannya, Albirru meneguk ludahnya kasar harusnya ia menerima tawaran Chandra untuk menebeng saja tadi. Albirru mengenali mereka semua, ini bukan kali pertamanya Albirru bertemu mereka. Motor sport hijau ditengah adalah motor Digo dan keempat lainnya adalah teman-temannya.

Belle Ame [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang