08. ketenangan langit malam

913 104 5
                                    

Happy Reading 🤍



















Telapak tangannya terluka mengeluarkan cairan kental berwarna merah pekat, bau anyir semerbak memenuhi ruang, tatapan kosong tanpa pancaran kehidupan terpampang. Albirru pemuda itu memilih keluar dari rumah Ethan untuk berjalan-jalan, dengan luka basah yang baru saja tertoreh ia menyeret kedua kakinya keluar gerbang.

Sejenak Albirru berbalik menatap rumah megah milik Ethan. Didalam sana ada ke-lima temannya yang sedang tertidur dengan nyenyak, Albirru tersenyum sejenak lalu kembali melangkahkan kakinya berjalan menelusuri kegelapan malam. Dengan berbekal cahaya bulan Albirru terus berjalan tanpa arah tujuan.

Albirru memutuskan untuk beristirahat sejenak di trotoar dekat taman, dibawah remang-remang sorot lampu jalanan Albirru menatap langit malam yang dihiasi bintang-bintang. Malam ini langit terlihat indah, dengan warna dongker yang dihiasi titik-titik putih serta bidang bulat yang bersinar. Albirru berpikir sejenak, langit yang gelap saja bisa terlihat indah seperti itu, malam yang gelap dan sunyi saja banyak yang menyukainya. Lantas ia?

Pagi, siang dan sore selalu ditemani oleh matahari yang terang tersenyum cerah, malam yang gelap terlihat indah memukau dengan taburan bintang dan cahaya sang rembulan. Mereka tak nampak kosong, seperti kehidupannya. Monoton, gelap dan suram.

Dari dulu sampai sekarang Albirru memiliki satu kebiasaan yang selalu ia lalukan setiap malam. Ya seperti inilah kebiasaannya, ia akan selalu menyempatkan diri untuk berjalan-jalan dimalam hari, bahkan ia bisa saja keliling-keliling sampai menjelang pagi. Menurut Albirru keluar rumah ketika malam hari memiliki vibes tersendiri.

Albirru selalu bercerita kepada langit malam, tiap harinya ia akan bercerita melalui tatapan, bahkan senyuman. Langit tidak pernah membeberkan semua curhatannya, Langit tidak pernah mengingkari janjinya untuk selalu bersamanya.

Disini Albirru tengah menikmati malam ditemani sorot lampu remang-remang lampu jalanan, sedangkan di rumah Ethan mereka dibuat kalap dengan tidak adanya Albirru disana.

Mulanya dari Bulan yang terbangun lantaran ingin buang air, dengan gontai dan kondisi setengah mengantuk ia berjalan menuju kamar mandi. Ia sedikit melirik jam dinding, ah ternyata hari sudah berganti. Bulan menguap lebar sebelum kembali untuk melanjutkan tidurnya, karena jam masih menunjukkan pukul 01.12.

Bulan meregangkan tubuhnya lalu menggaruk lehernya yang tiba-tiba gatal, ia melirik teman-temannya yang tertidur dengan berbagai macam gaya. Chandra dengan kakinya yang nangkring di atas sofa dan tubuhnya di bawah, lalu Arkham yang tidur dengan bersidekap dada dan Bintang yang tidur dengan mulut terbuka lebar. Ethan? Ethan sedang tidak di rumah entah kemana pemuda itu, Bulan tidur duluan sih jadi nggak tau Ethan kemana.

"Kayak ada yang ilang, siapa ya—hoam." Bulan kembali menguap lebar.

"Udahlah, ngantuk gue." Bulan bersiap untuk kembali tidur, ia menepuk-nepuk bantalnya bersiap untuk tidur di samping kembarannya dengan posisi menghadap ke samping.

Saat matanya sudah terpejam, tiba-tiba terlintas satu nama di otaknya secara otomatis. Bulan langsung membuka matanya, masih dengan posisi menyamping ia mengerjap pelan mencoba mengingat posisi tidur teman-temannya tadi.

"Albirru?" Dengan gerakan cepat Bulan langsung berdiri, memindai teman-temannya. Benar, harusnya Albirru tidur di atas sofa. Kemana dia sekarang?

Dengan panik Bulan langsung berlari ke dalam mencari Albirru, mulai dari kamar mandi, dapur, kamar lantai atas dan tempat lainnya. Karena gerakannya yang grasak-grusuk akhirnya membangunkan Chandra. Dengan kondisi setengah sadar Chandra mencoba duduk dengan perlahan, punggungnya terasa sakit karena posisi tidurnya yang kurang benar.

Belle Ame [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang