Prolog

1.8K 21 1
                                    


Stiletto warna merah terang itu beradu dengan lantai marmer, wanita dengan dress satin bertali spaghetti dengan model paha terbelah hingga memperlihatkan kaki jenjang dan paha mulusnya, rambut  panjangnya terurai mengikuti irama kakinya, tangan kanannya melenggang bersama tas hitam Ysl yang ikut bergerak.

"Dengan Pak Sean?" tanya wanita itu memastikan. Laura menatap pria dihadpaannya itu, menilai seberapa besar bahu pria itu dan memikirkan seberapa besar kekuatannya jika diatas ranjang.

Pria dengan bahu lebar itu melepas kaca matanya, memindai pandangannya pada wanita di hadapannya kini, menatap wanita itu terang-terangan dari bawah hingga atas.

"Pak Sean?" ulang wanita itu.

Sean berdehem pelan, meluruskan punggungnya seraya mempersilahkan wanita itu untuk duduk.

"Kamu Laura?" tanya Sean, ada nada tak percaya dari suara pria itu.

"Iya saya Laura, saya chef yang akan membimbing Pak Sean untuk 6 bulan kedepan sesuai kontrak yang Bapak minta," jelas Laura.

"Saya minta chef pria, kenapa kemarin tiba-tiba diubah jadi chef wanita?" tanya Sean.

"Kebetulan chef yang Bapak minta tidak bersedia, beliau memiliki agenda lain untuk beberapa bulan kedepan, sedangkan yang bisa hanya saya dan beberapa rekan chef wanita saya," ucap Laura menjelaskan.

Sean mengangguk, meminta Laura untuk  membahas kontrak dan jadwal mereka bertemu.

Laura tidak bisa menolak pesona pria dihadapannya saat ini, saat manik matanya bertemu dengan Sean, Laura langsung memikirkan hal-hal kotor.

"Oke, tiga kali pertemuan dalam seminggu," ucap Sean mengakhiri pembahasan pertemuan mereka kedepannya.

"Sabtu, Selasa dan Kamis." Laura mencoret-coret kertas untuk mencocokkan jadwalnya dengan jadwal Sean.

"Oke, saya tunggu kamu di apartemen saya besok," kata Sean sebelum pamit untuk pulang lebih dulu lantaran memiliki agenda lain hari ini, Sean juga sudah menunggu Laura hampir sejam lamanya jadi pria itu tidak bisa lama-lama saat bertemu dengan Laura, karena waktunya habis untuk menunggu wanita itu.

Laura menggigit ujung jari telunjuknya, menatap punggung Sean hingga pria itu benar-benar hilang dari jangkauan  matanya.

"Aw, pria sexy yang pelit bicara buat kucing gue gatal pengen disentuh sama jari-jarinya," gumam Laura seksual.

Sepertinya Laura akan semangat menjalani pekerjaan barunya ini, terimakasih untuk Gino karena melimpahkan tanggungjawabnya pada Laura.

fyi : kucing = vagina

Kalau banyak yang baca gue bakal berusaha update setiap hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau banyak yang baca gue bakal berusaha update setiap hari.

INI CERITA DEWASA‼️‼️
Bagi yang belum cukup umur tolong jangan dibaca, ini bukan lapak buat kalian, dosa ditanggung masing-masing.

Cerita ini real dari imajinasi author, jangan dijiplak kalau nggak mau kena karma🙏🏻

Sweet MunchiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang