Adik Ipar

35.3K 77 1
                                    

Perkenalkan nama ku Cilis (sengaja disamarkan), biar kayak penulis-penulis yang lain dan biar gak ketahuan. Karena kalau ketahuan...wah, bisa berabe dunia persilatan rumah tangga, hehehehehe........... Umur 31 tahun, anak dua. Cerita ini adalah...kisah nyata dalam keluargaku, yang sebenarnya dalam kondisi baik-baik saja dan tidak ada masalah yang signifikan...

Sebuah hari yang luar biasa capek bin letih di hari pernikahan adik iparku. Yuniar (adik iparku) dan Kamdi (suaminya) menikah setelah berpacaran lama sejak mereka masih di SMU. Kami tinggal di daerah Jakarta Selatan. Sebenarnya aku sudah memiliki rumah di daerah Timur Jauh Jakarta, namun dikontrakkan kepada orang lain dan memilih tinggal dengan mertua karena mendekati tempat kerja istriku (Siska, nama istriku). Selain itu mertuaku tinggal satu (yang laki-laki), daripada gak ada yang urus dia, kami pun pindah ke rumah tersebut...yaah itung-itung menjadi lebih berbakti kepada orang tua.

Hari bahagia telah dilewati selama 2 bulan oleh adik iparku sejak Mei 2011, dan aku lihat mereka masih baik-baik saja. Agar diketahui oleh pembaca rumah mertuaku berada di gang sempit dan hanya memiliki 3 kamar. Di tengah buat keluargaku, di belakang untuk ruang pakaian dan dandan, sedangkan yang di depan dipakai sebagai ruang tidur mertuaku. Akhirnya mertuaku mengalah dengan pindah ke rumah yang baru dibeli kurang lebih 1 tahun yang lalu, dan adik iparku menempati kamar depan. Jadilah kami dua keluarga yang menempati rumah tersebut.

Sebenarnya gak ada masalah dan saya senang karena Kamdi juga bisa membantu kami merawat rumah tersebut. Hari-hari berlalu begitu saja....sampai pada suatu malam kamis, selesai melakukan hubungan badan dengan istriku, aku keluar dari kamar dan melihat Yuniar sedang nonton TV di ruang tamu. Sambil malu-malu aku keluar kamar dan langsung duduk di sofa panjang ruang tamu.

Aku tanya "Kenapa nonton sendirian, kemana Kamdi?"
"Bete, dia lagi tidur...ngapain nunggu orang tidur" Jawab Yuniar.
"Ooooo...ya udah, emang kamu belum ngantuk...tidur sana, besok ngantuk loh" Aku timpali lagi omongannya.
Tapi, Yuniar diam saja tanpa bicara, lalu mendadak bangun dan ke sofa sebelah tempat dudukku sambil matanya masih ke arah TV.
Gak sengaja aku lihat bajunya terkena remang-remang cahaya TV, aku yakin dia gak pakai bra nya, karena putingnya tercetak di baju tidur yang transparan. Batinku, wah...tengah malem dapat rejeki nomplok..secara ukuran lebih besar toket iparku daripada istriku, ukurannya sekitar 36, dengan pentil kecil. Sedangkan istriku hanya 34...

Iseng aku colek Yuniar dan tanya setengah berbisik "Habis "main" ya?"
"Emang kenapa?" tanya Yuniar.
"Tuh, kamu gak pakai bra" sambil aku menunjuk ke arah dadanya.
Setelah itu dia cengengesan sambil nutup dadanya
"Iya mas, tapi gak enak cuma sebentar" katanya.
"Emang berapa lama, maunya?" aku tanya lagi.
"Gak usah lama sih, tapi yang enak dan gak semaunya sendiri. Dia sih enak udah keluar, tapi aku kan belum apa-apa, ehh....dia bilang cape, terus tidur...ya udah aku keluar aja." Yuniar jawab itu setelah lama dia diam atas pertanyaanku.
Lalu aku colek dia dan kasih gerakan tangan, sambil bilang "kaciaaannn deh luu..."

Dia ketawa, sambil lempar koran yang ada di meja tamu dan berdiri menuju ke kamarnya. Tapi gak masuk, malah balik lagi dan duduk di sebelahku, lalu dia tanya "Mas, tadi Mbak Siska hot banget ya, sampai desahannya kedengeran ke luar kamar?"
Aku kaget setengah mati, dan sambil cengengesan.
Sekalian iseng aku tanya
"Emang kamu mau? Kan Kamdi bisa, mungkin lagi cape aja dia". Jawabku.
"Cape kok setiap kali main...?" jawabnya.
"Ya udah sini...deket sini...aku bikin enak..hehehe..!!!" kataku.

Langsung aku kepikiran, "gila... apa yang gue omong barusan, wah kacau deh kalau dia ngadu di istri gue". Sambil deg deg-an aku coba menenangkan diri, sambil cuek nonton TV.

Hal yang gak disangka-sangka, ternyata dia geser duduknya deketin gue sambil peluk tangan kiri gue dan dia bilang ke gue "Emang bisa disini???" katanya, setengah berbisik.

Kontan "dede" ku gak bisa diajak kompromi lebih lanjut dan langsung mencuat, pas waktu itu gue gak pakai celana dalam karena habis main dengan istriku dan aku pakai celana pendek yang agak longgar, jelas-jelas deh kelihatan mancung di daerah selangkanganku.

"bisa ya mas..?" katanya lagi.
"bisa deeehhh...ya?" sambil tangan kirinya megang konti ku yang tegang dari luar celana pendekku.
"Ini aja udah tegang lagi" Lanjutnya.

"ah..gila lu ya..jangan Yun, nanti kalau ada yang bangun bisa berabe" Kataku.
"gak deh, dijamin...kita pelan-pelan aja." Jawabnya.
"Aku pengen tahu...mas Cilis bisa puasin aku atau gak kalo kondisinya kayak begini." Katanya lagi dan tangan kirinya dilolosin ke konti ku yang tegang.

Geblek ya, padahal konti gue gak panjang dan gede, cuma 14cm dan diameter 3cm. Masih bengong gue lihat adik ipar gw yang lagi horny, tapi dia udah keluarin konti gue dari celana...waduh berabe nih urusannya kalo ada yang keluar dari kamar, entah suaminya ataupun istri gw..bisa malu bin mampus.

Tapi dasarnya setan ya setan aja...gue pegang toketnya ipar gue sambil gw bilang "jangan nyesel ya Yun?" kataku.
"kontol ku gak panjang dan gak begitu gede". Kataku lagi.

Terus dia bilang "hehehe...iya sih..gedean punya Kamdi, tapi aku mau coba ah mas."
Dia bilang itu sambil mukanya dideketin ke konti gue dan langsung jilatin konti gue. Wow....top dah...istri gue memang jarang kasih service oral, eh...ternyata adiknya bisa juga. Lama-lama adik ipar gue, bukan cuma jilat tapi isep juga konti gue sampai masuk semua ke mulutnya. Waaah......gak bisa dibayangkan rasanya...T O P ... B G T.

Puas dia sepongin konti gue, dia bilang "kok belum keluar ya mas?"
"terus itu konti tadi belum dicuci ya?" tanya ipar gue.
"masih bau pejuhnya mas Cilis dan Mbak Siska." Katanya
Langsung aja gue pencet hidungnya dan gue jawab "salah sendiri...gak nanya dulu".

Gue bilang lagi sama ipar gue kalo sekarang waktunya gak pas buat kita. Tapi bisa dengan cara lain. Besok kalo gak ada orang kita lanjutkan dengan yang lebih enak, dan itu khusus buat dia.

Setelah bilang itu, tangan kananku langsung meraba tokinya yang sudah terangsang dan pentilnya keras. Sekel banget dan bikin horny. Langsung gue remes toki kirinya dari dalam bajunya...gak puas...gue singkap bajunya dan jilat toki kirinya, tangan kiri gue dengan pelan dorong badan Yuniar ke belakang agak menyender di sofa, sedangkan tangan kanan gue arahkan ke tokinya yang kanan. Pelan tapi pasti agak sedikit gue gigit sekitar pentilnya dan....ahhhh...haaah...ah...desahan adik iparku pelan setengah berbisik karena kuatir kalau-kalau suami atau istriku bangun.

Puas dengan jilatan, gue lanjut dengan kenyot pentilnya yang sebelah kiri agak gue gigit pelan, sedangkan tangan kanan gue pelintir tokinya yang sebalah kanan. Gerakannya sudah gak beraturan, sambil dia peluk kepala gue biar lebih terbenam di tokinya. Perlahan gue turunkan tangan kanan gue buat pegang mekinya yang memang sudah basah...bener-bener basah tanpa ampun sampai celananya.

Gue masukin jari tengah gue, pelan tapi pasti dan.....aaaaaaaaahhhhh.......maa..sss...shshshshss ...sedikit mendesis karena dia keluar banyak banget. Gak berapa lama, badannya agak tegang dan sedikit mengejang pelan. Tapi yang luar biasanya, walaupun kakinya agak sedikit terbuka, mekinya jepit jari tengah gue dengan pasti.
"aaahhh...maasssss...a..aaakhuu..ennhh..naaaak,,,! ! Katanya sambil kejangnya agak mengendur.
"enak kan?" tanya gue
"iya, gak nyangka.. pakai jari ya mas, apalagi pakai kontinya mas Cilis." Katanya

Lalu aku bisikkan ke telinganya "buka celananya, aku mau masukin konti ke mekimu, udah tanggung...mas juga horny."

Yuniar turunkan celananya dan mekinya yang bulunya agak halus itu kelihatan. gue putar badannya dan gue lihat pantatnya mulus dan bulat, sama seperti istriku. gue turun dari sofa ke lantai sambil buka celanaku, lalu aku minta dia duduk di pangkuan gue berhadapan.
Putingnya gue hisap...dan gue kenyot...Yuniar rupanya gak tahan..dia gerakkan pantatnya dan konti gue langsung masuk ke mekinya. Hangat...basah dan terus dia goyang...ke depan..ke belakang...diputer-puter sambil dia peluk tangannya ke leher gue dan semuanya itu alamiah karena dia sudah horny banget.

Desahannya masih tertahan dan terdengar sayup-sayup "ah.. ah.. ah.. ah.. mmmmhhhh...maaa...ssshhh...sshhaaakuuu...ennnn..nh aaak...la...giiii....." sambil didongakkan kepalanya ke atas, sehingga otomatis tokinya mau ke depan mulut gue. Jelas gak gue sia-siakan, langsung gue kenyot sekeras-kerasnya toki bagian kanan dan gue sodok keras-keras konti gue ke lubang mekinya.

Selanjutnya gue minta dia nungging dan pelan-pelan gue dorong konti gue ke mekinya "aaaaahhhh..., pelan-pelan mas...aku pegel..!!" katanya.
Tetap aja gue dorong agak kenceng ke mekinya, sambil tangan kanan gue remas tokinya dan pilin-pilin pentilnya. Sedangkan tangan kiri, gue raba dan gesek itilnya.
Kira-kira 5 - 7 menit kemudian Yuniar gak tahan dan dia maju mundurkan pantatnya. Gue yakin dia pasti mau keluar, jadi gue keluarin konti gue dari mekinya, langsung gue putar badannya sampai telentang dan tancapkan konti gue ke lubang mekinya.

"ah...ah..ah..ah..ah...ah...aaahhhhhhh..." desahannya bikin gue tambah semangat masuk keluar lima kali dan dorong sampai dalam sekali, begitu berulang-ulang sampai gue yakin gue puas.
"maaasshhh....aku....aaaaaaahhhh....." tanpa menunggu dia orgasme lagi
"Tahh..hhaannn...Yuunn...aku jugaaaa..maaaauuu..." kata-kataku terputus....dan CRET....CRET....CRET...CRET...CRET....CRET...CRET. ..CRET.... Pejuh gue keluarin di dalam vagina Yuniar. Badan kami kejang-kejang sebentar dan beradu keringat dalam kenikmatan sesaat, khususnya bagi Yuniar.

Buru-buru kita pakai lagi pakaian, dan duduk di sofa sambil dia peluk tangan kiri gue.
"Mas..besok lagi ya!" katanya, namun dengan keringat dan nafas yang sengal-sengal kayak orang habis lari jauh.
"iya.."jawab gue singkat
"emang besok libur ya...?" tanyaku
Yuniar hanya mengganggukkan kepala dan cium bibir gue. Setelah itu, dia berdiri dan langsung masuk ke kamarnya. Gue Cuma bisa diam menormalkan nafas dan senyum penuh kemenangan (senyum setan) karena sudah puasin Yuniar dengan baik dan benar...hahahahaha..

Cerita SeruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang