3. Amarah yang teredam

58 13 80
                                    

HAPPY READING

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING



Gio melepaskan genggaman tangan bian . Ia melangkah cepat keluar dari restoran dengan wajah penuh amarah .

Bahkan bian tidak mampu untuk mengimbangi langkah jenjangnya .

Dari jauh bian dapat melihat Gio menendang-nendang ban mobilnya sambil berteriak memaki . Ia bahkan memukul dinding pembatas area parkir dengan brutal .

Tak sempat bian memanggil , Gio sudah lebih dulu melajukan mobilnya seolah lupa bahwa ada Bian yang tertinggal jauh dibelakangnya .

Bian hanya mampu menghela nafas , sebab dompet dan ponselnya tertinggal di mobil Gio . Sementara untuk kembali ke dalam restoran dan meminta bantuan bunda Arini pun Bianca merasa sungkan . Sebab ada ayah dan ibu tiri Gio disana .

Akhirnya Bianca berjalan perlahan sembari menatap langit yang sudah gelap . Tak lama adzan penanda waktu sholat magrib pun berkumandang . Membuat bianca bergegas menuju masjid terdekat .

Sementara itu di waktu yang sama , tanpa sadar Gio kembali menginjakkan kakinya di sebuah klub malam langganannya . Adzan magrib yang sedang berkumandang pun tak dapat mencegah setan dalam diri Gio , yang mendorongnya untuk kembali datang ke tempat laknat itu . Tempat dimana Gio hampir saja tewas akibat overdosis .

" Ehh bro !!! Kemana aja ?? Udah lama gak keliatan "

Gio hanya mengangkat sebelah tangannya tanpa berniat mengatakan apapun .

Zayn yang sudah hapal mati perangainya itupun maklum . Temannya yang satu itu memang sedikit bicara .

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cinta Semanis KurmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang