01; setitik rasa

114 27 8
                                    

Nayanika Atma Derana, wanita 19 tahun yang kerap disebut Dera, berjuang mempertahankan hubungannya sendirian, keyakinannya penuh bahwa kekasihnya masih memiliki rasa kepadanya, walau mungkin hanya setitik.

"Gapapa, pelan-pelan. Semoga cintanya tumbuh kembali." begitu katanya.

Dera tau betul perihal memaksakan itu akan menyakitkan, tapi Dera jauh lebih tau apa yang dia rasakan. Dera cuma mau lelakinya kembali.

Aahh, bukan secara raga yang kini Dera harapkan, sebab raganya selalu ada, selalu sama, tidak pernah berubah; namun hatinya, hatinya sudah berbeda, tidak seperti dahulu yang selalu berbunga-bunga saat bersama Dera.

terlalu banyak luka dan sakit yang Bentala goreskan pada hati Dera. Terkadang Dera berdoa agar dihapuskan saja perasaan ini untuk selamanya, ini terlalu sakit untuk dijalani, namun takut untuk sendiri.

bukan tidak ada yang menyadarkan Dera tentang betapa gilanya dia untuk tetap bertahan sendirian, ada Nakeya, sahabatnya sejak SMA. Nakeya mungkin sudah ditahap bosan dan muak untuk menyadarkan Dera, mulai dari bahasa yang lembut

"Der, udah deh. Stop aja ya, lu ga seharusnya sengemis ini cuma buat cinta." hingga berubah menjadi

"Udah lah, Sumpah gue udah capek banget, lu kenapa sih tolol banget der? lu gak capek hah?! gue aja yang liat capek bangsat."

begitulah umpatan seorang sahabat yang sudah lelah.

Mungkin dahulu Bentala adalah sebuah arunika yang selalu menjadi hangat untuk Dera si penikmat kehangatan, tapi Bentalanya sudah berubah, sekarang dia terlalu dingin untuk Dera yang hanya butuh kehangatan.

-

Dera dan Bentala memang beda kampus, namun kampus mereka satu arah. Saat ini mereka berdua berangkat bersama karena kebetulan sama sama ada matkul di jam 10.00 dan kini sudah pukul 09.00 masih ada waktu satu jam, jadi mereka memutuskan untuk sarapan bersama, eummm.... Bisa dibilang ini sarapan yang kesiangan sih.

"Kamu selesai jam berapa nanti?" Tanya Dera

"Selesai jam 3 sih, cuma kayanya aku bakal ngumpul dulu sama anak-anak." Jawabnya

"Kamu pulang sendiri gapapa kan?" Sambung Bentala.

"Gapapa kok, aku juga kayanya mau keluar."

Dera pikir dengan dia tidak menyebutkan dengan siapa dan kemana Bentala akan bertanya atau bahkan melarang kalau tujuannya tidak jelas. Nyatanya Bentala-nya sudah berbeda, dia tidak akan lagi bertanya bahkan khawatir.

Menahan sesak gini doang mah Dera udah mulai terbiasa.

-

Dera berjalan dengan sedikit pikiran kosong, jalannya terkesan santai dengan wajah yang datar, berharap tidak ada satupun orang yang menyapanya saat ini, Dera benar-benar enggan untuk berbicara.

"Bruk."

Ahh, kenapa harus nabrak

"Woy anjir, ngelamun lo ya?"

Ohh...
Cuma Nakeya yang ia tabrak.

"Idih-idihh belum masuk jam pertama, udah lesu aja itu muka." Ejek Nakeya.

"Diem deh na, ga mood gua." Jawabnya sinis.

"Iyaa elahhh, putus aja deh lu berdua, punya pacar kok malah galau terus." Sindir Nakeya sambil berjalan melewati Dera.

Awalnya Nakeya dan Dera itu berjalan berlawanan, tapi setelah tau yang menabrak nya adalah Dera, Nakeya puter balik dan malah berjalan beringan.

-

Berbeda dengan pasangan lainnya yang akan terus berkomunikasi lewat chatting saat raga tak berdekatan, Dera dan Bentala sudah tidak lagi melakukan itu, Bentala bilang–

"Emang harus ya chattingan terus? Setiap hari juga kita ketemu, kamu juga udah tau aku kemana dan sama siapa, ga penting lah ya chattingan terus."

Setelah mendengar ucapan Bentala, Dera sudah tidak pernah lagi menghubunginya lebih dulu, dia akan memilih untuk tetap menunggu Bentala yang menghubunginya, karena dia takut notifnya akan mengganggu aktivitas Bentala.

Dalam hati Dera merasa sedih, apa komunikasi itu tidak penting menurut Bentala? Karena baginya komunikasi sangatlah penting dalam sebuah hubungan, kenapa harus membangun sebuah hubungan kalau komunikasi aja dianggap remeh; walaupun setiap harinya bertemu, itu hanya sekedar pergi ke kampus bukan yang sengaja untuk ngedate, Dera juga ingin setiap malamnya diperhatikan, sebatas sebuah pertanyaan singkat seperti "hows ur day" tidak ada lagi kalimat itu dalam hubungan mereka, say i love u 'pun bisa di hitung jari, Dera kembali mempertanyakan apa dirinya benar dicinta? Sebab rasa cintanya sudah tak lagi dia rasakan.

Sebenarnya aku ini siapa atau bahkan apa?






















Kenala duluuu yukkk sama cast di cerita ini

Kenala duluuu yukkk sama cast di cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ningning Aespa - Nayanika Atma Derana

Biasa dipanggil Derana/Dera, anak pertama dari dua bersaudara, adiknya seorang laki-laki dan masih SMA, sahabatanya pun hanya ada satu, yaitu;

Biasa dipanggil Derana/Dera, anak pertama dari dua bersaudara, adiknya seorang laki-laki dan masih SMA, sahabatanya pun hanya ada satu, yaitu;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yunjin Le sserafim - Nakeya Salsa renjana

Manusia dengan power full ga pernah habis, super Ekstrovert yang temannya ada dimana-mana, jadi orang yang maju paling depan buat nyuruh Dera putus sama pacarnya.

Manusia dengan power full ga pernah habis, super Ekstrovert yang temannya ada dimana-mana, jadi orang yang maju paling depan buat nyuruh Dera putus sama pacarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jay Enhypen - Bentala Putra Raharja

Laki-laki dengan hobi bermain musik dan olahraga, laki-laki yang begitu dicinta oleh Derana, dan juga laki-laki posesif yang begitu ditakuti Derana (takut ditinggalkan).


Segitu dulu ya, cast lainnya menyusul mengikuti alur cerita

Sandyakala;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang