Gadis manis berpipi gemil itu menggeram kesal kala pagi ini tidur nyenyak-nya sudah harus terganggu, padahal jam di dinding kamarnya baru saja menunjukkan pukul lima pagi. Tapi sang ibu sudah menyuruhnya untuk mandi.
"Hoam! Masih ngantuk banget gue" Haniya menguap kecil seraya melamun di pinggir ranjang, gadis manis itu tengah mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu sebelum beranjak dari kamarnya.
Sekitar limabelas menit Haniya berdiam diri sebelum beranjak dengan malas dari atas ranjang empuk-nya, ia berjalan dengan sedikit linglung ke arah dapur tempat di mana sang ibu sudah berkutat sibuk di pagi buta seperti ini.
"Bu!! Aku mau mandi-nya pake air anget" wanita paruh baya itu terlonjak kaget kala tiba-tiba mendengar suara teriakan anak gadisnya.
"Manja banget sih kamu!! Udah pake air dingin aja sana, tanggung ini ibu lagi masak kamu jangan ganggu" gadis manis itu mencebikkan bibirnya kesal kala mendengar ucapan sang ibu barusan.
"Pake air anget Atau aku gak mau mandi!!" ancam Haniya seraya menatap punggung wanita paruh baya itu dengan sebal.
"Hah! Iya, iya tunggu sebentar ibu panaskan dulu air nya" Haniya hanya mengangguk seraya mendudukkan tubuh berisi nya di atas sofa, kemudian gadis manis itu melirik kearah jam di dinding yang sekarang ini sudah menunjukkan pukul setengah enam pagi.
"Bu ayah mana?" tanya Haniya seraya celingak-celinguk mencari keberadaan sang ayah, yang bahkan batang hidungnya pun belum ia lihat pagi ini.
"Ayah kamu lagi ke masjid, katanya sekalian mau mencari si jago yang kemarin sore tak pulang" jawab wanita paruh baya itu seraya melirik kearah anak gadisnya sekilas, kemudian ia kembali berkutat dengan masakannya yang hampir matang.
"Bu sebenernya yang mau dateng kesini itu siapa sih? Kok pagi-pagi buta kayak begini aku udah di suruh mandi" tanya gadis manis itu seraya merebahkan tubuhnya ke atas sofa, rencananya ia akan kembali tidur sembari menunggu sang ibu yang tengah menyiapkan air hangat.
"Calon suami kamu, tadi malam ayah kamu mengatakan jika pagi ini ustadz Regan akan kembali datang. Makannya ibu menyuruh kamu untuk mandi pagi-pagi seperti ini karena takutnya. Jika nanti ustadz Regan sudah sampai dan kamu masih tidur apa kamu tak malu?" mata bulat gadis manis itu sukses melotot kala mendengar ucapan sang ibu barusan.
"Hah!! Dia mau datang kesini lagi?" tanya Haniya tak santai seraya beranjak dari atas sofa.
"Iya!! Makannya kamu cepat siap-siap sana, malu nanti jika ustadz Regan datang dan melihat penampilan kamu yang acak-acakan seperti ini" ah sial!! Gagal sudah acaranya menghalu menjadi nyonya Huang di minggu pagi yang cerah ini.
"Bu yang bener aja!! Kemarin dia baru kesini loh ngapain sekarang dia mau kesini lagi?!!" sungguh sekarang ini Haniya menjadi kemusuhan dengan orang yang bernama Regan itu, sudah memaksanya untuk menikah dan sekarang ini ustadz menyebalkan itu malah ingin menghancurkan hari minggunya yang indah.
"Ustadz sialan memang!!"
~~~~~~~~~~~~~~~~~
Dengan ogah-ogahan Haniya berjalan menghampiri ustadz Regan yang kini tengah menunggunya di samping motor ninja kesayangan ustadz menyebalkan itu, walaupun gaya berpakaian-nya terlihat kuno tapi siapa sangka jika motor hitam milik calon suaminya ini adalah keluaran terbaru yang selalu Jihan idam-idamkan sebulan yang lalu.
"Ustadz sudah menunggu lama?" tanya Haniya berbasa-basi karena pada kenyataannya, ia tak peduli jika harus membuat ustadz menyebalkan itu menunggu hingga tengah hari sekalipun.
"Tidak, saya baru saja sampai" Haniya menggeram kesal kala melihat raut wajah ustadz Regan yang kelewat datar, yang jika di bandingkan dengan Renjun-nya akan terlihat sangat jauh berbeda.
"Pakai" kata ustadz Regan seraya menyodorkan helm berwarna hitam ke arah si manis.
Benar-benar tak ada ekspresi lain di wajah ustadz berusia tigapuluh satu tahun itu selain datar, Haniya bahkan ingin sekali menendang wajah sok tampan itu sangking kesal-nya.
"Sudah?" begitu melihat gadisnya mengangguk ustadz Regan segera menyalakan motor berharga jutaan itu, kemudian ia memiringkan motor kesayangannya untuk memudahkan calon istrinya itu naik.
"Kita akan kemana ustadz?" tanya Haniya kala berhasil mendudukkan tubuh berisi-nya di atas jok motor.
"Nanti juga kamu akan tahu" si manis tak ambil pusing dengan apa yang dikatakan oleh calon suami ini barusan, toh dirinya juga tak terlalu peduli. sekarang ini pikirnya malah sudah melayang-layang. memikirkan akan sebahagia apa ia jika nanti bisa menikah dengan sang idola.
Entah sudah segila apa dirinya sekarang ini, di saat orang-orang mengatakan 'ingin Renjun versi yang seiman' tapi dirinya malah ingin Huang Renjun-nya langsung. Padahal di hadapannya sekarang ini sudah ada seseorang yang begitu mirip dengan sang idola. Rupa maupun suaranya yang kurang hanya ekspresi-nya saja.
Setelah berkendara sekitar tigapuluh menit akhirnya motor berwarna hitam itu berhenti tepat di depan sebuah butik, dapat Haniya tebak jikalau kedatangan keduanya kemari adalah untuk memilih pakaian pernikahan mereka yang akan di gelar satu bulan dari sekarang.
Seraya menunggu ustadz Regan me-markir-kan motornya Haniya menyempatkan diri untuk meng-scroll akun sosial media-nya terlebih dahulu, siapa tahu ada postingan terbaru tentang sang idola.
Mata gadis manis itu sukses membulat kala melihat salah satu postingan dari akun fans base yang baru saja di unggah satu jam yang lalu, dapat ia lihat di foto itu sang idola tengah tersenyum lebar bersama dengan salah satu rekan grupnya yang tengah mencium pipi pemuda China itu dengan mesra.
"Apa-apaan ini?!!" Haniya tak tahu harus berkomentar apa lagi tentang kelakuan pemuda berkulit-tan itu, menurutnya pemuda manis yang mendapatkan julukan fullsun itu terlalu menyebalkan. Kelakuan pemuda itu terlalu centil dan cenderung berisik.
Setiap anggota grupnya pasti akan pemuda bermarga Lee itu goda tanpa tahu malu ataupun tempat, terlebih lagi kedekatan-nya dengan sang idola mampu membuatnya kesal bukan main. Apalagi drama yang baru-baru ini pemuda manis itu lakukan mendapatkan perhatian penuh dari para penggemar.
Mengabaikan Renjun? Tak membalas sign love dari Renjun? Pemuda-tan itu benar-benar sudah membuatnya geram, dan drama itupun masih belum berakhir disana. Renjun yang jelas tak terima di abaikan oleh si manis mulai mendominasi, mengingatkan bahwasanya hanya dia yang boleh menerima perhatian penuh dari pemuda manis itu. Haechan tak boleh berpaling darinya Haechan harus tetap mencintainya dan berakhirlah drama mereka yang semakin memanas.
"Drama menyebalkan"
TBC
Aneh gak sih ceritanya?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Ustadz
Short Story"Ketika kamu sudah menjadi istriku, maka insyaallah kebahagiaan mu adalah tanggung jawab ku sepenuhnya"